Menikah Sebelum Cinta - Malam bersama
“Dafa ngapain disini, bukannya kamu mau ketemu dia”- Clara kaget melihat Dafa ada didepan rumahnya. Dafa masuk ke rumah itu dan langsung duduk.
“Rara, aku gak mau nikah sama dia” – ucap Dafa sambil memegang ke dua tangan gadis itu.
“aku Cuma cinta sama kamu” matanya mulai berkaca begitu tulusnya dia mencintai Clara gadis yang memberikan warna dalam hidupnya.
“aku juga cinta sama kamu, tapi orangtua mu tidak suka denganku, aku bisa apa”-jawab Clara yang tidak tau harus merespon apa.
“aku mau kita kabur saja, yang penting kita bersama”-Dafa berniat untuk membawa Clara pergi jauh dari kota itu dan memulai hidup baru.
“tapi itu gak baik Dafa, kasihan orang tua mu”- jawab Clara mendengar apa yang dikatakan dafa. Gadis yang tumbuh besar di panti asuhan itu yang tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua tapi Dafa memiliki orang tua dia menghormati orang tua pacarnya berusaha untuk lebih baik.
“bicaralah baik-baik pada orang tua mu, setelah itu baru putuskan” ucap Clara padanya sambil mengusap pipi Dafa memberikan kepastian “aku tetap ada disini bersama mu Dafa”. Clara mencium bibir Dafa yang dibalas oleh laki-laki itu.
Beberapa menit mereka berciuman hingga semakin panas Clara memdorong d**a Dafa.
“kau nakal aku kehabisan nafas” ucap Clara yang hanya dibalas dengan senyuman oleh dafa yang seakan meminta ijin untuk melakukan hal yang lebih.
Clara tidak tau harus berkata apa dia tidak mau kehilangan Dafa. Ia menganggukan menandakan bahwa dia mau memberikan hidupnya pada Dafa. Dafa menciumnya sekilas dan menggendong Clara ke Kamar membaringkannya dikasur.
“aku mencintai mu Clara, aku akan menikahi mu saja ” ucap Dafa menatap Clara yang ada di bawah tubuhnya. “aku juga mencintaimu” Clara mencium bibir laki-laki itu.
^^^^
“Dafa.. Dafa bangun ada telepon” – ucap Clara membangunkan kekasihnya.
“ah.. nanti saja aku masih ngantuk” ucapnya sambil memeluk erat Clara .
“ada telepon dari ayahmu”-jawab Clara membuat Dafa membuka matanya dan mengambil posisi duduk.
“kamu kemana saja tidak pulang ke rumah, sekarang papah mau kamu ada di rumah jam 10 ini” ayah Dafa menelpon dengan nada kesal.
“iya, iya, nanti aku pulang”-jawab dafa singkat dan langsung mematikan teleponnya.
“ada apa?” Tanya Clara “ayah menyuruhku untuk pulang sebelum jam sepuluh” Dafa membaringkan tubuhnya lagi dan menatap Clara sambil tersenyum.
“kenapa lihat-lihat” Tanya Clara yang sangat malu dan menutupi wajahnya dengan selimut.
“kamu cantik saat bangun pagi” Dafa menarik selimut yang menutupi wajah Clara hingga mata mereka bertemu dan mencium bibir kekasihnya sambil berkata “morning kiss beb” hingga mendapatkan pukulan pelan di lengannya.
Dafa pergi pulang kerumahnya dan melihat beberapa orang duduk diruang tamu
"Dafa kemari" dafa pergi menghampiri mereka ..
"Perkenalkan ini nyonya Iren tante dari Arumi" ucap ayahnya memperkenalkan seorang wanita yang duduk dengan elegan dan terlihat jelas orang kaya.
Dafa diminta untuk duduk disofa dan mendengarkan apa yang mereka katakan ..
"Pernikahan kalian akan dilangsungkan 1 bulan lagi, besok kamu temani Arumi buat mencari gaun pengantin dan juga jas untuk mu" ucap Iren memberi tahu dafa.
"Tapi saya ti.."
"Oke nyonya Iren Dafa bakal pergi besok dengan Arumi" ucapan Dafa kepotong oleh ayahnya membuat dafa hanya menatap sinis..
"Baiklah saya pamit tuan Anggara"
"Hati-hati nyonya" Iren pergi dari kediaman keluarga Anggara.
"Apa-apaan, aku tidak mau menikah dengannya" ucap dafa kesal.
"Kamu harus mau menikah dengannya kalau tidak aku buat hidup pacarmu jadi makin susah"-ayahnya mengancam Dafa hanya bisa melihat sinis mendekati ayahnya.
"Ayah adalah orang paling jahat yang pernah ada, demi uang rela membuat kebahagiaan anaknya hancur" Dafa benar-benar menahan amarahnya bisa saja dia memukul ayahnya tapi dia tidak seburuk itu . Dafa pergi ke kamarnya duduk di atas kasur dengan perasaan campur aduk.
"Aku harus bicara pada gadis itu besok" Dafa bergumam sendiri.
***
"Arumi besok ingat ya, pergi buat pilih baju pengantin" ucap tante Iren.
"Iya, serahkan saja sama kak Adit (desainer baju keluarga purnomo) dia tau yang mana sesuai ukuran tubuhku dan yang cantik aku gak usah pergi masih ada yang aku urus" ucap Arumi membolak balikan kertas yang ada ditangannya.
"Gak bisa, kamu harus pergi untuk lebih dekat lagi, mengenal calon suamimu" ucap Iren memberikan perintah dan keluar dari kamarnya.
"Cih, dasar keluarga gila harta menjodohkan anaknya hanya karena tidak mau bangkrut" gumam Arumi yang sudah mencari tau semua hal tentang keluarga Anggara yang sebentar lagi akan bangkrut.
"Anaknya mati-matian menolak ku karena kekasihnya, ternyata tidak bisa membatalkan acara ini" membaringkan tubuhnya. Arumi bisa saja membatalkan semua ini tapi dia tidak ingin melakukannya dengan alasan yang tak masuk diakal karena Arumi hanya ingin tau seberapa cinta laki-laki itu pada pacarnya.
Arumi hanya akan membiarkan ini terjadi sebelum undangan di sebarkan.
***
"Clara antar minuman ini ke meja no.9"pelayan lain menyuruh clara. Ia membawa nampan itu ke meja.
"Clara!!" Ucap seorang laki-laki yang ternyata teman clara
"Oh, Raka"ucapnya sambil menaruh nampan berisi makanan itu.
"Lama tidak bertemu ya"Raka terlihat senang.
"Iya, kamu ngapain disini" tanya Clara.
"Aku kuliah disini sekarang" sambil meminum jus yang ada didepannya.
"Kamu, gimana lanjut kuliah setelah keluar dari panti Asuhan itu" Raka balik bertanya.
"Ah.. aku lulus SMA tapi tidak lanjut kuliah dan sekarang seperti yang kamu lihat aku kerja disini" jawabnya sambil mengangkat bahu.
"Oh ya aku tidak bisa berlama-lama harus kembali bekerja"
"Baiklah, tapi aku boleh minta nomor mu?"
"Oke, ini nomorku" Clara mengetik nomornya di ponsel Raka.
"Nona, bangun ini sudah jam sembilan pagi" ucap seorang pelayan padanya.
"Uh, sebentar lagi hari ini weekend aku gak punya kegiatan" Arumi masih menggeliat didalam selimutnya.
"Nona, hari ini punya jadwal buat fitting baju pengantin jam 11" pelayan memberitahu jadwal Arumi yang membuatnya sedikit membuka mata lalu menutup matanya lagi.
"Aa, itu telepon kak Adit saja aku tidak mau pergi" jawabnya singkat.
"Maaf Nona tidak bisa nyonya Iren yang menyuruh nona untuk pergi"
"Iya, iya aku tidur sebentar lagi" pelayan kemudian keluar dari kamar Arumi.
"Menyebalkan harus ketemu orang itu" ungkapnya dengan malas keluar dari tempat tidur dan bersiap-siap.
"Bi Minah, selamat pagi" ucap Arumi mengagetkan Juru masak dirumahnya.
"Bi masak apa hari ini?" Arumi bersandar pada meja sambil melihat bi Minah memasak.
"Non, duduk saja masakan sudah hampir siap" ucap Bi minah dengan sopan.
"Wah hari ini menunya enak banget kesukaan ku semua, Bibi memang tau apa yang ku suka" wajah Arumi terlihat bahagia makanan dihadapannya begitu membuatnya girang
"Kamu, cuma boleh makan sedikit" tante Iren tiba-tiba datang menghampiri nya mengambil piring Nasi dan menyendokan makanan untuk Arumi lalu menyodorkannya.
"Hah, gak salah aku cuma makan sedikit ini" ucap Arumi melihat makan yang diberikan tante Arumi.
"Mulai besok Tante mau kamu diet, dan olahraga, selama ini seperti nya tante terlalu membiarkan kamu seenaknya makan" ucap Iren dengan wajah serius.
"Gak salah te, aku diet, gak mau nanti aku mati kelaparan" ucapnya kaget tiba-tiba diminta untuk mengontrol makanan.
"Heh, gak makan sehari gak mati kali lagian kamu tetap makan tapi yang bergizi aja, gak ada makan daging dan makan berlemak" Iren menegaskan semuanya pada Arumi
"Tante jahat, Arumi jadi malas makan" Arumi berdiri meninggalkan meja makan sambil kesal.
"Kamu mau kemana?" Tanya Iren
"Ke kamarlah" jawabnya ketus.
"Bukannya hari ini fitting baju, sana berangkat" Arumi hanya menggerutu dalam hati dan pergi keluar pintu.
****
"Uh dimana si laki-laki itu, selalu membuatku menunggu" gumamnya sambil memperhatikan pintu masuk.
Kraukk.. perut Arumi berbunyi karena pagi tadi tidak jadi sarapan dan sekarang perutnya minta di isi
"Gara-gara tante nih aku jadi lapar begini, suruh pak Delta pesan makanan aja lah..
"Hallo, pak boleh pesankan aku nasi goreng tidak sama burger dan juga air minum Jus Alpukat dan air mineral" ucap Arumi sambil memegang perutnya.
"Maaf non, tidak bisa katanya Nona harus diet" pak Delta menolak permintaan Arumi..
"Pak untuk kali ini saja lah, aku lapar"
"Maaf gak bisa non"
Arumi mematikan teleponnya sambil menunggu Dafa. "Ah menyebalkan itu laki-laki" menggerutu dengan kesal.
"Maaf aku telat" ucap dafa menghampiri Arumi.
"Sudahlah masuk, lama-lama aku emosi" ucapnya berjalan masuk menemui Aditya.
"Wah Arumi tampak cantik aja yang mau menikah" ucap Aditya menyambut kedatangan mereka.
"Ini desain baju pengantin yang baru aku rancang bagus gak ini khusus untuk Arumi" Aditya membawa Arumi kedepan baju yang indah sekali.
"Wah bagus banget bajunya, aku suka"
Arumi terkagum dengan gaun pengantin itu terlihat begitu cantik.
"Iya, kata Iren kamu bakal diet jadi aku buat dua nanti, satu size agak besar sesuai tubuhmu sekarang dan satu yang ini kalau kamu bisa nurunin berat badan mu"
"Aku pengen pakai yang ini, aku bakal diet" wajah Arumi sangat senang membayangkan dirinya menggunakan gaun yang indah itu tapi ekspresinya berubah setelah mengingat satu hal fakta tentang Dafa.
"Dafa, kamu suka baju yang ini" tanya Arumi
"Iya terserah, kamu suka toh pakai uangmu" ucapnya tanpa melihat Arumi.
"Oh, baiklah". Dafa tidak bicara banyak hanya menjawab singkat apa yang dikatakan arumi dan sibuk dengan ponselnya.
"Hari ini sudah cukup, kita pisah disini saja aku akan tunggu pak Delta menjemputku" jawab Arumi sambil tersenyum ..
"Baiklah, aku pergi duluan" ucap dafa.
"Uh, apa ini perutku sakit Arumi tersungkur kelantai tiba-tiba perutnya seperti ditusuk-tusuk karena tidak makan sampai siang. Dafa yang mau keluar pintu berbalik untuk menolong Arumi ..
"Kamu gak kenapa-kenapa kan" Dafa membantu Arumi berdiri dan duduk di kursi
"Aku lapar, belum makan dari pagi" ucap Arumi lemas.
"Hah,, ya udah kita makan diseberang jalan ini ada restoran" Dafa menarik nafasnya sesaat setelah itu memegang tangan Arumi dan membawanya ke restoran.