“Baju untuk akad ini, sungguh cantik,” puji Wulan saat mereka telah sampai kembali di rumah. “Baju itu ... ibuku yang membuatnya. Neneknya Reygan. Nanti aku akan meminta Reygan untuk menemuinya,” jawab Sekar sambil tersenyum melihat Wulan. Saat ini, perempuan paruh baya dengan sanggul di kepala itu sedang menunjukkan gaun yang dulu ia kenakan saat akad nikah dengan Satria. Beberapa puluh tahun yang lalu. “Padahal, sudah lama, tapi ibu merawatnya dengan sangat baik.” Wulan tampak takjub dengan baju tersebut yang masih utuh setelah puluhan tahun. Bahkan detail payet yang ada di sana pun masih utuh dan tak ada satu pun yang terlepas. “Aku merawatnya, karena ini ... merupakan barang yang penuh kenangan.” Baru kali ini Wulan masuk ke kamar milik sang ibu mertua. Dia juga diberi kesemp

