Bagian 8

1534 Words
"Tidak. Tidak. Tidak. Aku akan mengobati ini sendiri," tolak Vele. Keduanya sudah selesai membersihkan diri. Lebih tepatnya Easter yang membantu Vele di mana tangan gadis ini sedang terluka. Easter sebenarnya tak yakin membawa Vele membersihkan diri tadi, tetapi baju dan tubuh mate nya itu banyak darah. Tentunya keduanya mandi dengan memakai pakaian masing-masing. "Diamlah, lukamu harus segera ditutup," balas Easter. Keduanya sudah berganti pakaian dan sekarang mereka ada di dalam kamar besar milik Easter. Vele sudah menolak, tetapi Easter selalu memaksanya. "Panggilkan pelayan saja atau tabib," kata Vele. Easter tak memedulikan perkataan mate nya. Dia dengan telaten membersihkan dan mengobati luka di lengan Vele yang cukup membuat siapa saja meringis karena saking panjangnya. Diam-diam Vele memperhatikan bagaimana Easter mengobati dirinya. Ini adalah kali pertama ada pria yang sedekat ini dengan dirinya. Dan entah kenapa ada perasaan aneh yang hinggap pada diri gadis ini. Dengan cepat Vele menggeleng. Tidak. Ia tak boleh jatuh pada pesona Easter. Dan jangan sampai ia terperangkap oleh pria ini. Vele lebih memilih memalingkan wajahnya dibandingkan harus mengalami perasaan aneh. "Saat itu sudah aku katakan untuk tetap tinggal di sini. Lihatlah buah dari keras kepalamu ini. Ini baru tanganmu saja yang terluka, bagaimana jika yang lainnya ikut terluka?" omel Easter. Vele memandang pria yang telah selesai mengobati tangannya itu. Keduanya saling menatap di mana Vele masih memandang Easter penuh permusuhan. "Itu mudah, aku bisa mengobati diriku sendiri," jawab Vele. Easter mengembuskan napas lelahnya. "Tidak bisakah kita bersikap selayaknya pasangan? Hentikan tatapan permusuhanmu itu. Aku sedang tidak ingin bermusuhan denganmu, Vele," ucap Easter dengan lembut. Sungguh, ini bukanlah seperti Easter jika berkata selembut ini. Tapi, pengecualian untuk Vele di mana hatinya sedang Easter coba rebut. Vele tersenyum sinis. "Pasangan? Jangan berharap banyak. Di sini aku hanya menjankan perintah raja vampir. Tentu aku tidak ingin dia marah apalagi menjatuhkan hukuman mati kepadaku karena memiliki mate berbeda kaum," sindir Vele terang-terangan. "Sudah aku katakan jika peraturan itu tak berlaku untukku. Dan berhenti memanggilku raja." "Tapi, tetap berlaku untukku, kan?" "Tidak juga." "Berarti kamu adalah raja yang egois. Kamu hanya ingin bahagiamu sendiri, sedangkan orang lain kamu larang untuk bahagia," papar Vele. Dia ingat bagaimana Cale terus menyebut nama Albus. Dan bagaimana tatapan kedua orang tuanya saat bertemu pertam kali setelah sekian lama. Mengingat hal itu membuat Vele menjadi sedih. Dia tak ingin keluarganya berjauhan lagi. Melihat ekspresi berbeda dari Vele membuat Easter gelisah. Tentu dia tak mungkin mencabut peraturan itu. "Aku ... aku akan mempertimbangkan usul Jake mengenai orang tuamu," ungkap Easter. Vele sama sekali tak menoleh, tetapi dia tetap mendengarkan. "Untuk apa itu semua dilakukan jika pada akhirnya aku dan Ibu tidak bisa bertemu dengan Ayah dan Vale. Dua puluh tahun atau seumur hidup ternyata tak ada bedanya bagiku. Pertemuan singkat kami nyatanya hanya mampu mengobati rindu sedetik saja." Easter tak tau dengan apa yang harus ia lakukan sekarang. "Maaf, aku tidak mengabulkan permintaanmu itu meskipun kamu adalah mate ku," paparnya. Vele mengangguk, gadis itu berdiri dari duduknya. "Meskipun kamu adalah pria jahat, tetapi aku tetap harus mengatakan terima kasih, bukan? Terima kasih karena menolongku dan Vale. Dan juga terima kasih sudah mengobati tanganku. Dan satu lagi, sepertinya keputusanku tetaplah sama. Kita tidak akan bisa bersama jika peraturan itu tetap ada. Semua keputusan ada pada dirimu sekarang," kata Vele yang kemudian beranjak menuju ke pintu keluar. Mendengar penolakan Vele yang tak ingin bersamanya hanya karena peraturan membuat Easter kembali murka. Sial, dia benci dengan peraturan itu, tetapi dia tak mungkin tiba-tiba menghapusnya. Tetapi, jika ia menikahi Vele yang memiliki status seorang wizard, semua orang pasti membicarakannya dan membicarakan peraturan itu. Tetapi, Easter tidak peduli juga karena tak ada yang berani melawan dirinya apalagi protes tentang peraturan itu. "Jake!" Kebetulan sekali Vele bertemu dengan Jake di lorong istana. Dengan cepat gadis itu menghampiri pria tersebut. Setelah mengetahui fakta jika Vele adalah mate dari Easter, pria ini menjaga jarak dengan gadis itu karena beberapa waktu lalu dia mendapat teguran langsung dari sang raja. Vele mengernyit melihat sikap berbeda yang ditunjukkan oleh Jake. "Jake, bisakah kamu mengantarku ke tempat Vale?" tanyanya. Jake mengangguk. "Ayo, lewat sini," kata Jake memimpin jalan. Keduanya berjalan bersisian di mana Jake sedikit menjaga jarak dengan calon ratunya itu. "Ada apa denganmu? Tidak perlu bersikap seperti ini hanya karena aku mate dia. Bahkan aku tidak yakin kita akan bisa bersama," ucap Vele. Keduanya masih terus berjalan. "Kenapa kalian tidak bisa bersama? Jujur, Vele. Kami semua membutuhkanmu di sini," ungkap Jake yang benar adanya. Gadis ini berhenti, Jake ikut berhenti. "Kenapa kalian membutuhkanku?" tanyanya lebih lanjut. "Dengan adanya dirimu, raja pasti tidak akan kejam dan marah-marah lagi. Aku rasa dengan adanya dirimu, perubahan besar akan terjadi di sini," papar Jake. Vele tertawa kecil, keduanya kembali melanjutkan perjalanan. "Itu semua tidak mungkin terjadi, Jake. Keberadaanku tak akan berpengaruh di sini. Lagi pula yang kalian butuhkan adalah seorang raja, bukannya ratu," jelas Vele. "Dan satu lagi, aku adalah seorang wizard, tentu peraturan kerajaan juga berlaku kepadaku." "Peraturan tak berlaku bagi keluarga kerajaan," sahut Jake. "Meskipun aku terlihat keras kepala, tetapi aku selalu menjalankan peraturan yang ada, Jake. Aku tidak akan bersama Easter sebelum peraturan itu dihapuskan." Jake berhenti tepat di sebuah pintu besar. "Dihapuskan atau tidak, tetapi aku tetap yakin kamu akan menjadi ratu kami. Masuklah, Vale sedang istirahat di dalam. Tabib sudah mengobatinya, tetapi sepertinya ada yang aneh di mana wolf milik saudaramu tak membantu proses penyembuhan sama sekali." Vele mengernyit mendengar penjelasan Cesse. "Terima kasih, Jake." "Sama-sama. Kalau begitu aku akan menemui raja." Vele mengangguk. Tepat setelah Jake pergi, barulah Vele masuk ke ruangan itu. Ruangan yang tercium bau obat-obatan ini sudah ia pastikan jika ini adalah ruang perawatan. Di sini hanya ada satu orang yakni Vale. Entah ke mana perginya sang tabib. Vele mengambil tempat duduk tepat di sebelah ranjang Vale. Dilihatnya baik-baik saudaranya itu. Vale masih setia menutup kedua matanya. Vele tak suka ditinggal sendirian apalagi di tempat asing seperti ini. Dan juga jika Vale tak kunjung bangun, ia tak tahu bagaimana menjelaskan ini semua kepada Albus dan Cale. "Vale ... lekaslah bangun, jangan buat aku khawatir," ujar Vele sembari menggenggam tangan sang kembaran. Kaki Vale juga sepertinya sudah dibobati. Vele tak mengerti kenapa kembarannya tak kunjung bangun. "Cesse, bantulah Vale bangun. Aku tau kamu lebih kuat darinya, berjuanglah," ucapnya lagi. Jake sudah sampai di ruangan milik Easter di mana pria itu memang langsung kembali ke ruangannya setelah Vele pergi. Easter dan Jake memang sudah mengadakan janji temu di mana Easter perlu informasi mengenai keadaan Vale yang mana itu adalah tanggung jawab Jake. "Langsung saja, Jake," titah Easter. Jake mengangguk. "Tabib sudah mengobati gadis itu. Dia menerima luka di kaki dan punggungnya. Saat ini dia sedang tak sadarkan diri, Raja. Dan tabib tidak bisa memperkirakan kapan di akan bangun." Easter mengangguk paham. Sepertinya keadaan Vale lebih parah dibandingkan Vele. "Tapi, ada sedikit fakta dari tabib yang belum saya beritahukan kepada Vele, Raja," tutur Jake membuat perhatian Easter langsung tertuju kepada bawahannya itu. "Luka-luka itu menyebar dengan cepat ke tubuhnya. Tabib memperkirakan luka yang didapat oleh Vale mengandung racun, di mana menyebabkan gadis itu tak sadarkan diri hingga sekarang. Tetapi, tabib sudah menyedot racun-racun itu dengan cepat. Dan butuh beberapa hari memang agar Vale kembali bangun." Racun? "Tapi bukankah Vele juga mendapat luka di tangannya? Aku lihat dia baik-baik saja, hanya ada luka biasa di tangannya itu." "Untuk hal itu saya kurang tahu, Raja. Mungkin saja Vele memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik dibandingkan Vale." "Mendengarmu terus menyebut namanya dalam pembicaraan nonformal membutku kesal, Jake. Panggil dia ratu, jangan sebut namanya di depanku." Jake menunduk merasa bersalah. Pikiran Easter tertuju kepada vampir-vampir yang benar-benar meresahkan semua orang. Dia ingin segera melenyapkan si biang masalah ini. "Bagaimana dengan pencarianmu?" "Maaf, Raja. Kami belum menemukannya, tetapi saya sudah menyebarkan beberapa penjaga dan mata-mata untuk menyelidiki ini," jelas Jake. Easter mengangguk paham. "Ke mana Vele pergi?" tanyanya yang beralih ke topik sang mate. Dia memang sengaja tadinya tak mengikuti mate nya itu karena dia masih belum terima dengan penolakan yang Vele katakan padanya. "Ratu sedang ada di ruang perawatan menjenguk Vale, Raja," jawab Jake yang tak memanggil Vele dengan nama lagi. "Awasi dia, Jake. Pastikan dia dan saudaranya tidak keluar dari istana. Kejadian tadi mungkin akan terjadi lagi jika kita lengah. Dan ya, jaga ketat sekitar istana, aku tidak ingin terjadi hal buruk lagi kepada mate ku," perintah Easter yang tentu akan Jake laksanakan. "Jake ... aku butuh pendapatmu," ucap Easter lagi. "Bagaimana jika aku menghapus peraturan itu? Peraturan yang terus mengganggu hubunganku dengan Vele," tanya pria ini. Seperitnya ia butuh masukan dari Jake. "Maaf jika saya lancang, Raja. Mengenai peraturan itu saya memiliki sedikit saran. Kenapa Anda tidak mencoba menghapusnya? Entah sejak kapan, saya sepertinya setuju dengan ratu. Peraturan itu telah menyalahi takdir sang pencipta. Dan setiap makhluk berhak untuk hidup bersama pasangannya." "Contohnya saja Anda dan Ratu. Secara kebetulan Ratu berasal dari bangsa wizard. Jika warga tahu jika kalian berbeda kaum dan tetap menikah, mereka pasti mempertanyakan peraturan itu. Dan tidak mungkin akan terjadi pemberontakan dan bisa lebih parah yakni perang. Maaf Raja, ini hanya pendapat dari saya." Easter cukup mempertimbangkan saran dari Jake ini. _______ Aduh, Easter egois banget. Harusnya dia sadar kalau peraturannya itu berat banget. Aku lebih setuju kepada Vele yang gak langsung nerima Easter. Sekali-kali Easter harus diberi kesadaran.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD