Dari pembicaraan singkatnya bersama Arthur, entah bagaimana Lucia merasa Ian akan memarahi pria itu. Jadi, dia segera menyerahkan gelas jeruknya kepada Ian sambil tersenyum manis. “Ini.” Melihat istrinya sebentar, Ian kemudian mengambil minuman itu. “Kenapa tidak membangunkanku? Aku jadi tidak enak menemui semua orang sangat telat.” “Semua orang kesiangan juga. Mereka sarapan hampir jam 10 tadi.” Lucia maju hingga tidak ada jarak di antara mereka dan bertanya pelan, “Kami membicarakan tentangmu tadi. Dari Arthur, aku bisa mengetahui beberapa hal.” “Aku tahu,” ujar Ian kasar namun tidak membuat Lucia tersinggung. Wanita cantik itu tersenyum hingga matanya bersinar terang ketika berkata, “Aku senang mendengar ceritamu, Mas Ian.” Sinar matahari di samping kanan Lucia membuat wanita i

