PROLOG

359 Words
"Lo mau jadi pacar gue nggak, Dy?" "Hah?!" Aku menatap horor lelaki yang sedang duduk di depanku dengan wajah seriusnya. "Pacar pura-pura maksud gue. Enggak beneran." Dia menyengir sambil menggaruk tengkuknya. "Kenapa lo tiba-tiba minta gue jadi pacar boongan?" "Buat ngelancarin misi... biar dapet motor sport dari calon kakak ipar gue. Biasa, Kak Mitha nggak percayaan banget kalau gue ini punya pacar. He-eh... emang gue jomblo, sih. So, gimana? Lo mau bantuin gue nggak?" "Apa keuntungan bagi gue kalau bantuin elo?" "Gue akan ngelakuin apa aja buat lo!" "Apapun?" beoku. Sahabat lelakiku yang bernama lengkap Fero Anugraha itu menganggukkan kepala yakin, tanpa ada keraguan. "Deal... gue mau!" Aku mengulurkan tanganku untuk berjabat dengannya. Mata Fero membola. "Seriusan, Dy? Lo mau?" ujar Fero senang sembari menjabat tanganku. "Gue berubah pikiran lagi, nih?" "Eh, jangan dong!" Aku tersenyum. Di dalam hatiku agak sedikit kecewa karena awalnya aku berpikir Fero akan memintaku menjadi pacar sungguhannya. Tapi tidak apa-apa, setidaknya aku bisa tetap di dekatnya walau sudah tidak kuliah bersama lagi. Aku berjanji akan membuat Fero lupa bahwa aku hanya sekedar pacar pura-puranya. Dengan begini, aku bisa mengusir wanita yang suka mendekati Fero dengan bilang bahwa aku pacarnya sekarang. Sebelumnya dengan status sahabat kami, membuatku tidak dapat bertindak banyak pada mereka. Mereka tetap saja mengejar-ngejar Fero. Karena mereka tahu, aku dan Aya hanya sahabat bagi Fero. Aku juga menyukai Fero seperti kebanyakan wanita lainnya, namun secara diam-diam. Bukannya aku tidak laku, tidak disukai lelaki lain, lalu aku mengharapkannya. Bukan seperti itu. Tapi sejak awal, aku sudah jatuh hati padanya. Terbiasa bersama, membuat benih-benih cintaku padanya semakin bersemi. Aku tidak berani untuk mengungkapkannya. Takut ditolak dan akan berimbas pada hubungan persahabatan kami. Aku tidak jelek. Aku lumayan cantik dan disukai banyak lelaki juga di kampus. Tapi, ada banyak yang lebih cantik dariku. Ada model, puteri kampus dan banyak wanita famous serta anggun lainnya bertebaran di kampus. Rata-rata mereka menyukai Fero. Banyak ajakan ini itu yang mereka tujukan pada Fero saat kami tengah berkumpul, misalnya saat tengah makan di kantin kampus. Namun Fero bergeming, mereka semua ditolak! Sekelas model atau puteri kampus saja ditolak, apalagi aku yang kadar kecantikannya berada di bawah mereka?    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD