Episode 2

1653 Words
"Aaaaaw gadis sialan!" teriak nya saat dirinya terjatuh. Benar saja gadis itu kepeleset kulit pisang yang tadi di lempar nya membuat semua mahasiswa tertawa lepas dengan apa yang di lihat nya terutama Gilsa yang tadinya cuek kini berbalik badan "Hahaha sudah ku bilang kan jadi orang yang sopan sedikit kena sendiri kan senjata makan tuan namanya!" tawa Gilsa dengan sangat begitu puas melihat ke arah gadis itu yang terlihat sangat begitu marah. "Kalian beraninya menertawakan ku dan kau!" bentak nya membuat semua nya terdiam karena merasa sangat begitu tidak aman semuanya lebih memilih bubar karena tahu siapa gadis yang mereka tertawakan itu sementara Gilsa segera menghentikan tawanya merasa heran dengan semua nya yang terlihat ketakutan. "Rin apanya yang sakit biar kami obati?" tanya kedua teman nya sambil membantu nya berdiri. "Tidak lihat apa yang sakit pakai nanya lagi!" gadis itu menatap kedua temannya dengan sangat begitu kesal karena keduanya sama sekali tidak mengerti maksudnya. "Maaf Rin kami kan ngga tau apa yang kau rasakan!" Jawab keduanya kompak sambil tersenyum Kikuk dalam hati sebenarnya Keduanya ingin tertawa namun tidak berani karena merasa hidupnya tergantung pada teman nya itu. "Sudah jangan di bahas lagi kalian berdua lakukan saja apa yang perlu kalian lakukan!" ucap nya sambil tersenyum seringai menatap ke arah Gilsa dengan sangat begitu kesal. "Hay gadis preman kau benar-benar tidak tahu siapa dia? kau itu hanya gadis berandalan tidak pantas kuliah di sini bisa-bisanya ada gadis seperti mu masuk ke universitas ini!" keduanya berbicara dengan penuh peringatan mendekati Gilsa dengan tatapan tajam. "Apa salah nya dimana letak kesalahan ku semua orang bebas untuk belajar di sini tidak ada peraturan apa pun , dari pada kalian menguras energi demi memarahi ku dan mencaci maki ku habis-habisan mending kalian introspeksi diri dulu siapa yang salah disini!" jawab Gilsa dengan enteng nya dan segera berjalan meninggalkan kedua nya dengan tatapan malas. "Awas ya kau! tak akan ku biarkan kau bertahan lama di sini!" ucap gadis tadi yang tidak lain adalah Karin sambil mengepalkan tangannya menahan amarahnya di dalam hati nya. Kedua temannya bernama Naomi dan Naura mereka berdua teman sekaligus anak buahnya karena mereka selalu jadi tukang suruh-suruh. Keduanya pun berjalan menghampiri Karin sambil menatap teman nya itu penuh selidik. "Apa yang harus kami lakukan?" tanya nya keduanya yang mengerti maksud Karin. "Kemari!" ucap Karin membuat keduanya mendekat dan Karin pun berbisik di telinga Keduanya. "Bagaimana dengan rencana ku?" tanya nya sambil tersenyum seringai menatap kedua nya dengan penuh selidik. "Yakin Rin tidak beresiko aku takut hal ini sangat beresiko?" tanya kedua nya dengan ragu karena merasa tidak yakin dengan rencana yang karin katakan. "Aku yakin kali ini pasti gadis itu tidak akan bisa berkutik lagi kalian tahu kan siapa papa ku!" ucap nya sambil tersenyum seringai menatap Keduanya penuh peringatan membuat keduanya pun menuruti nya saja meskipun sebenarnya merasa tidak yakin. Sementara Gilsa yang berjalan hendak mencari di mana kelas nya tiba-tiba ada yang menepuk pundak nya. "Sa kemana aja baru datang tumben sekali padahal kemarin kau bilang mau berangkat cepat!" ucap pemuda tersebut dengan penuh selidik. "Eh kamu ngagetin aku aja kupikir siapa mau aku tonjok!" ucap nya sambil memegang dadanya karena kaget. "Abisnya dari tadi aku tungguin ngga datang-datang sih ku pikir kau tidak di izinkan oleh ibu mu!" ucap pemuda tersebut menjelaskan panjang lebar sambil tersenyum tipis melihat wajah Gilsa yang terlihat sangat begitu kesal. "Rik kau tau kan aku sudah pasti datang cuma tadi ada sedikit masalah jadi membuat ku terlambat sedikit lagian juga ini masih banyak waktu!" ucap nya sambil berjalan dengan santai membuat pemuda tersebut mengikuti nya. "Sayang kau tidak boleh mendahului ku begitu dong jelasin dulu apa masalah nya?" pemuda itu yang tidak lain adalah Farik teman sekaligus pacar Gilsa berusaha untuk menghentikan langkah Gilsa sambil memeluk nya. "Rik lepas mau aku tonjok biar kapok!" ucap Gilsa sambil berusaha untuk melepaskan tangan Farik yang memeluk nya merasa sangat begitu kesal apa lagi tatapan semua mahasiswa. "Sudah jadi pacar selama tiga tahun tapi tetap saja begitu aku kan hanya pengin dekat dengan pacar sendiri masa ga boleh!" ucap Farik dengan menampilkan wajah di buat sedramatis mungkin sambil melepaskan pelukan nya. "Dah ah jangan lebay aku nanti ceritain deh tapi jangan ngambek nanti ganteng nya ilang loh aku juga ngga punya banyak waktu untuk terlalu banyak becanda!" ucap Gilsa sambil menepuk bahu Farik berusaha untuk menenangkan pacarnya itu dan berjalan terlebih dahulu membuat Farik pun mengikuti nya ternyata semua mahasiswa dan mahasiswi sudah berkumpul Hal yang di lakukan pertama adalah pengenalan mahasiswa baru atau sering disebut (PMB) adalah kegiatan kuliah perdana yang biasanya dilakukan di perguruan tinggi karena Gilsa memilih jurusan perguruan tinggi . Dalam kegiatan PMB mahasiswa akan diperkenalkan dengan pimpinan kampus (Rektor), pimpinan Fakultas (Dekan) dan ketua program studi (Kaprodi). Setelah pengenalan pimpinan kampus akan berlanjut pada pengenalan pada organisasi kemahasiswaan (LKA) yang ada di kampus tersebut. Gilsa mulai mengamati nya merasa sangat begitu tegang karena melihat yang lainnya terlihat sangat begitu berkelas hanya dirinya yang terlihat biasa saja dan sebisa mungkin gadis itu berusaha untuk tenang dan tidak berkecil hati karena tujuannya untuk belajar. Dan setelah itu kini tinggal Ospek mahasiswa baru ,kegiatan ospek diisi dengan perkenalan organisasi-organisasi kemahasiswaan, bisa juga kegiatan ospek menjadi ajang bagi senior untuk menguji nyali mahasiswa baru Gilsa sebisa mungkin melakukan apa yang di suruh senior dengan semangat empat lima membuat senior merasa sangat begitu senang karena kegigihan Gilsa yang tidak menyerah. Setelah ospek selesai kini tinggal mengisi KRS (kartu rencana studi) Kegiatan awal saat kuliah bukan langsung menerima perkuliahan dari dosen, tapi mahsiswa baru terlebih dahulu harus mengisi KRS (kartu rencana studi). KRS berisi mata kuliah yang akan deprogram diikuti selama semester awal. Kegiatan pengisian KRS dibeberapa kampus sudah menerapkan system online namun di kampus ini masih memberlakukan KRS manual. Setelah itu tinggal Penentuan kelas Gilsa masuk satu kelas bersama Farik dan juga Amel teman nya masing-masing kelas di bagi 40 mahasiswa per-kelas. "Akhirnya kita satu kelas juga ,ga nyangka ternyata kau bisa mendapatkan beasiswa dan tadi kau hebat Gilsa bisa mendapatkan prestasi belajar yang luar biasa tanpa mengeluh aku udah mau menyerah untung nya karena melihat dosen tampan sekejap mata ku berubah jadi kuat!" celoteh Amel yang tak lain adalah sepupu Farik sekaligus teman Gilsa. "Makanya jadi orang itu jangan terlalu malas hanya memikirkan pria tampan , kamu itu harus banyak belajar lihat Gilsa dia tidak sedikitpun mengeluh padahal setiap hari cape!" omel Farik dengan memutar bola matanya malas. "Ih ka Farik menyebalkan deh kau itu tidak mengasyikan!" ucap Amel dengan mencebikan bibir nya kesal . "Udah jangan terlalu banyak berdebat yang ada nanti kita kena omel sama Pa Dekan!" Gilsa berusaha untuk menenangkan keduanya yang selalu saja berdebat namun sebenarnya saling peduli dan segera berjalan menuju ke dalam kelas. Keduanya pun akhirnya memilih diam dan mengikuti Gilsa berjalan masuk ke dalam kelas karena mengingat semua mahasiswa-mahasiswi sudah pada masuk kelas . Setelah sudah berada di dalam kelas kini tinggal pemilihan ketua tingkat (keting) Gilsa yang melihat siapa yang di pilih menjadi ketua tingkat merasa tidak percaya dan merasa sangat begitu tidak menyangka kalau harus satu kelas dengan gadis sombong arogan yang membuat nya kesal tadi. Setelah acara perkenalan dan semua kelas sudah selesai Gilsa pun menghela nafas lega karena sudah menyelesaikan kuliah awal dengan baik Gilsa berjalan dengan santai terlebih dahulu tanpa sedikitpun menunggu Farik dan juga Amel tiba-tiba ada yang menarik nya membuat gadis itu merasa kaget. "Apaan sih kalian mau apa?" tanya nya dengan heran karena merasa keduanya menariknya dengan paksa. "Kami ingin memberi mu pelajaran karena kau tadi sudah membuat Karin kesal dan malu!" ucap keduanya yang tak lain adalah Naomi dan Naura. "Itu bukan urusan kalian yang salah dia sendiri aku tidak ada kaitannya dengan hal itu jadi tidak ada waktu untuk meladeni kalian!" Jawab Gilsa sambil melepaskan tangan keduanya dengan mendorong keduanya dengan keras karena tenaga nya memang kuat. "Kau itu benar-benar membuat ku marah yah berani nya mendorong kedua teman ku!" Karin yang baru datang segera berjalan dengan marah menghentikan langkah Gilsa yang hendak menuruni anak tangga gadis itu menatap Gilsa dengan tatapan tajam dan hendak menampar nya namun Gilsa berhasil memegang tangan nya. "Kau itu cari gara-gara saja jangan mentang-mentang kau adalah Ketua tingkat di kampus kau bisa bertindak seenaknya ingat walaupun kau itu Ketua tingkat usia ku dengan mu lebih tua aku jadi lebih sopan lah sedikit jangan membuat masalah yang akan mencoreng nama baik mu sendiri!" ucap Gilsa sambil tersenyum tipis dan melepaskan tangan Karin yang tadi hendak menampar nya. "Kau berani sekali dengan ku yah kau pikir aku takut dengan mu ingat aku Karin Putri Ardiyansyah anak pemilik gedung ini tidak akan tinggal diam jika ada satu orang yang membuat ku tidak suka tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan mu dari kampus ini!" Karin berbicara dengan nada sombong sambil berjalan mendekati Gilsa membuat Gilsa yang melihat Karin mendekat segera melangkah hendak turun. Namun Karin justru memegang tangan Gilsa dengan sangat begitu marah membuat Gilsa yang tangan nya di pegang berusaha untuk menghindar karena merasa tidak ingin berurusan dengan gadis tersebut setelah mendengar apa yang dikatakan gadis tersebut. "Lepas aku tidak ingin cari gara-gara please aku mohon Karin yang cantik jangan membuat ku di keluarkan dari kampus ini yah!" Gilsa sebisa mungkin berusaha untuk berbicara lembut karena merasa dirinya tidak aman bukan karena takut tapi karena tidak ingin impian nya hancur begitu saja karena tidak sengaja membuat anak pemilik kampus marah pikir nya. "Enak saja kau pikir aku mudah luluh begitu saja sekalipun aku tidak suka ya tetap saja aku tidak pernah suka dengan mu gadis preman berandalan nora!" Karin mulai mengeluarkan hinaan nya sambil mengeratkan cengkraman tangan nya. "Lepaskan tanganku aku tidak ingin mencari gara-gara sungguh meskipun aku tidak semodis diri mu tapi bukan kah belajar di sini itu bebas!" ucap Gilsa sambil berusaha untuk melepaskan tangan nya namun Karin tidak sedikitpun ingin melepaskan tangan nya dan terjadi tarik menarik satu sama lain namun karena tubuh Gilsa yang kuat dan Karin kurang keseimbangan membuat Karin kepeleset "Aaaah ! Bruuuuuughh BERSAMBUNG

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD