Alice hampir saja menyemburkan makanan yang dikunyahnya akibat pertanyaan vulgar Andrew. Tatapannya yang kaget bercampur amarah membuat Andrew hanya menyunggingkan senyum tanpa artinya. Pria itu terlihat biasa saja saat mengucapkan tawaran sevulgar itu. Alice mengira urat malu pria ini sudah putus, karena seberani itu pada seorang gadis sepertinya. Ia tidak menjawab Andrew dan memperhatikan sushinya yang tinggal sepotong lagi. Akan lebih baik kalau ia tidak menganggap Andrew ada di sini dan membiarkan pria itu berbicara sendiri. Namun, hati kecil Alice mengiyakan tawaran Andrew saat mengetahui pesona luar biasa pria itu tadi. Pria itu juga masih memesona sekarang hingga membuat lututnya gemetar. Bayang-bayang tubuhnya yang proporsional dan mengagumkan berkelebat di pikiran Alice dan melek

