⚠️⚠️ Adegan 21++
Yang merasa ini bukan bacaan yang pantas skip aja
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°′°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Doni melucuti semua yang melekat di tubuh Ana hingga tak ada sehelai benangpun yang melekat di tubuhnya. Doni meneguk salivanya, walaupun sudah berkali-kali melihat kulit mulus putih Ana dan tubuh telanjangnya yang molek tetap saja dia selalu terangsang.
Tangannya mengelus-elus pangkal paha Ana, membelah belahan berwarna merah jambu yang menggoda untuk dijamah. Kemudian kepalanya mendekati kemaluan Ana.
Ana merasakan Lidah Doni yang panas membelai klitorisnya. Tapi tak ada rasa dan ekspresi nikmat yang di tampilkannya.
Saat tangan Doni menggenggam payudaranya yang membuncah indah.. barulah dia bereaksi.
"Ahh.." desis Ana saat tangan Doni merrmas payudaranya dan memelintir p****g dadanya.
Doni yang kepalanya tengah tenggelam di pangkal paha Ana tersenyum mendengar reaksi Ana.
Ya, titik sensitif ana adalah dadanya. Jika dadanya tersentuh dan dibelai-belai maka dia akan menjadi seorang jalang yang haus s*x.
"Ough.." erang Ana saat Doni dengan tangannya yang lain memasukkan dua jarinya ke lobang vaginanya.
Tubuhnya menggelinjang di setiap sodokan tangan Doni di liang vaginanya. Sedang lidah dan bibir Doni melumat-lumat klitorisnya yang sudah sangat basah.
Erangan dan desisan terus dikeluarkan Ana bereaksi pada setiap bagian tubuhnya yang dijamah. Tubuhnya terus menggelinjang penuh gairah meminta lebih dan lebih. Pandangan matanya pun sudah penuh dengan kabut gairah.
"Ough..akhh..ahhh..." Erang Ana saat dia hendak pencapai pelepasannya kocokan tangan Doni di liang Ana dipercepat dan semakin dalam begitu juga belaian lidah Doni di klitorisnya. tubuhnya menegang menerima puncak kenikmatannya.
Doni pun merayap keatas dengan bibirnya yang basah oleh cairan dari v****a Ana. melumat bibir Ana dengan penuh nafsu yang dibalas Ana dengan tak kalah nafsunya juga. Mereka saling memagut. Lidah mereka saling berbelit di dalam rongga mulut mereka.
Setelah puas berpagutan Doni pun beralih ke bukit ranum milik Ana. Dengan lahap dikulumnya p****g d**a Ana yang sudah menegang..
"Akh.. Ugh.." desis Ana kenikmatan. Diremas-remasnya rambut Doni dengan penuh gairah.
Cukup lama Doni bermain-main di kedua bukit kembar itu secara bergantian. Mengulum menjilat dan menyedot p****g itu.
" Masukkan..aku sudah tak tahan.." bisik Ana pada Doni yang masih asik mengulum dadanya.
Bergegas Doni menegakkan tubuhnya & membuka kaitan celananya. Menyembullah batang k*********a yang besar dan sudah menegang sempurna.
Ana menatap dengan penuh birahi batang besar itu. Tubuhnyà sudah siap menyambutnya. Dibentangkannya kedua pahanya lebar menantikan benda itu.
Doni memasukkan batang k*********a ke lobang v****a yang masih saja tetap sempit walaupun sudah ratusan kali dimasuki itu.
" Ahhh..." Erang keduanya ketika batang itu sudah masuk sepenuhnya dengan sempurna.
Doni pun mulai menggenjot yang di sambut desahan-desahan nikmat dan menggoda dari mulut Ana. Gerakannya semakin cepat seiring desahan Ana yang terus berkumandang.
Mobil dipenuhi oleh suara tumbukan kedua kelamin mereka yang cepat beserta desahan-desahan nikmat.
"Akh.."
"Ough..."
"Ahh..."
"Lebih cepat" desis Ana semakin menggila. Tubuhnya bergerak menyelaraskan hantaman-hantaman dari Doni.
Masih dengan batang k*********a yang menempel Doni membalik tubuh Ana & menegakkan bokongnya. Dan lanjut menggenjot dari belakang dengan kasar dan cepat. Napasnya pun semakin memburu.didepannya Ana terus memaju mundurkan bokongnya menyelaraskan gerakan Doni agar hantaman kedua kelamin mereka semakin terasa nikmat.
Doni menggenjot semakin beringas dan menggila hantamannya pun semakin kasar yang membuat Ana malah semakin nikmat. Kenikmatan mereka sudah tiba diujung,hingga "Oghhh...akkkhhhh..." Erang Doni saat hendak mengeluarkan lahar panas dr ujung batangnya.
" Jangan kotorin mobil" teriak Dion dari jok depan.
Secepat kilat Doni meraih kepala Ana dan memasukkan batangnya ke mulut Ana "ahh.." desis Doni puas, maka menyemburlah lahar panasnya di dalam mulut Ana dengan jumlah yang lumayan banyak.
Tanpa rasa jijik ditelannya cairan itu dan dia malah mengulum benda itu seperti sedang mengulum permen. Sesekali disedot-sesotnya benda itu. Hingga batang itu kembali mengeras.
Doni mendudukkan tubuhnya diatas bangku. Ana asik menunduk di depannya bermain-main dengan batangnya sambil membuat gairahnya bangkit lagi.
Setelah batangnya berdiri sempurna. Ana memposisikan tubuhnya diatas batang itu dengan membelakangi Doni & memasukkan ke dalam lobang k*********a.
"Ahhh.." erang keduanya saat batang itu berlahan memasuki ke liang vaginanya semakin dalam hingga masuk sepenuhnya.
Ana pun mulai memutar-mutar tubuh bagian bawahnya. Matanya terpejam nikmat merasakan batang itu di dalam liangnya kemudian dengan erangan nikmat menaik turunkan tubuhnya.
Ketika membuka matanya dilihatnya Dion sedang menonton mereka dari kaca spion tengah. Ditatapnya Dion menggoda untuk bergabung bersama dengan kesenangan mereka yang penuh gairah.
Dion yang menatap aksi Ana dari kaca spion merasakan benda di pangkal pahanya hendak mendesak keluar.
"Sial. Habis ini giliran gw" ujar Dion menatap Ana yang dari tadi menggodanya melalui spion.
Maka setelah Doni puas. Dia pun berpindah bergantian dengan Dion yang dengan tak sabar beranjak ke jok belakang.
" Ayah juga mau" ujar ayahnya cengengesan dengan tatapan bernafsu ke jok belakang melalui kaca spion.
Maka digilirlah Ana bergantian oleh mereka bertiga selama perjalanan ke perkotaan.