Jade bangun karena mendengar suara ribut-ribut di sekitarnya. Sesaat, ia merasa bingung di mana dirinya berada. Ia berbaring di atas sofa yang empuk, selimut lembut berwarna abu-abu menutupi sebagian besar tubuhnya, dan keadaan rumah yang sama sekali asing baginya. Segala hal tentang tempat ini meneriakkan kata kemewahan. Bahkan, meja kopi yang ada di hadapannya, Jade tahu itu sangat mahal dan pasti dipesan secara khusus. Belum, lampu berornamen yang bergantung di atasnya. Lalu, kesadaran membanjiri tubuh Jade. Ia ingat di mana dirinya berada sekarang. Rumah Dylan. Tadi, ia lari pagi dan bertemu dengan pria itu. Dylan menggotongnya seperti sekarung beras, memberinya minum, dan kemudian…menciumnya. Wajah Jade memerah saat ia membayangkan sensasi dari ciuman yang Dylan timbulkan untuknya

