Bab 34 Pembalasan dengan Kebohongan “Kamu nggak banyak berubah, ya?” tanya Adit. “Maksud kamu berubah jadi emak-emak?” sahutku dengan sedikit bercanda. “Kamu meski udah jadi emak-emak juga masih seperti dulu, kok.” “Dekil maksud kamu?!” protesku dengan tatapan sedikit kesal. Aku bisa tahu dari raut wajahnya yang setengah mengejek itu. Dia duduk dengan punggung yang dicondongkan ke depan dan kedua sikunya ditaruh di atas paha. Tatapannya penuh selidik. “Kenapa? Nggak perawatan, ya?” Wah, benar-benar minta dihajar ini orang. Baru ketemu aja udah main komen fisik! “Nggak ada waktu! Mau dekil atau kinclong, apa pedulimu?!” Aku mengendus sebal. “Lagian kamu juga nggak banyak berubah, masih songong dan belagu kayak dulu!” Beginilah kami kalau bertemu. Tak ada bedanya dengan kakak

