03 - Mimpi

1741 Words
           “Apa ini ada sangkut pautnya dengan … bakat milik Zeth?” tanya Rika tiba-tiba.            “Bakat milik Zeth?” ulang Jura, Syville dan juga Reyna.            “Bukankah hal terakhir yang Sylphid sadari itu ketika melihat Baron dan Lucius latihan?” kata Rika. “Bukankah Zeth menggunakan ‘bakatnya’ untuk memberikan Lucius kemampuan setelahnya?”            “Ah …” kata Syville dan juga Reyna bersama.            Jura menggelengkan kepalanya sambil mendesah panjang. “Berarti bakat Zeth berbahaya. Mana yang ada pada tubuhnya tertidur tanpa Mediannya karena sebuah ‘nyanyian’ yang kemungkinan berasal dari bakatnya itu.”            “Itu benar. Jika aku tertidur lebih lama, mungkin akan ada sesuatu yang buruk terjadi pada Zeth,” kata Sylphid.            “Seorang Median yang sudah membuka Titik Sentral, ketika Mananya tertidur dalam waktu yang panjang, berarti roh yang berada di dalam tubuh seorang Median akan … kehilangan kendali,” tambah Lumina. “Karena, perantara dari Titik Sentral pada seorang Median terputus.”            “Apa yang terjadi jika perantara dari Titik Sentral dan seorang Median terputus?” tanya Key sedikit memiringkan kepalanya.            “Kau ingat perkataanku sebelumnya? Mana adalah ‘Roh atau Energi’ yang ada pada tubuhmu, yang dilatih dan dibentuk untuk melindungi diri kalian sendiri. Bayangkan seperti ini, ‘Roh’ yang dimaksudkan merupakan tenaga atau daya kehidupan yang ada di dalam tubuh kita. Lalu, apa yang terjadi jika ‘Roh’ itu tiba-tiba menghilang?”            Baron mengernyitkan hidungnya dengan wajah yang terlihat bingung, tetapi ia mencoba untuk menjawab, “Orang itu akan … kehilangan nyawanya?”            Jura menjentikkan jarinya sambil menganggukkan kepalanya. “Itu benar. Tubuh membutuhkan ‘Roh’, sama seperti kincir angin yang membutuhkan angin untuk bergerak, untuk ‘hidup’. Tanpa ‘Roh’, atau daya kehidupan, tubuh kita mati.”            “Berarti sama saja bakat milik Zeth itu bisa menghilangkan nyawanya!” sahut Reyna kencang.            “Yang jadi pertanyaannya adalah … kenapa Sylphid baru mendengarnya ketika Zeth memberikan kemampuan pada Lucius?” tanya Jura tiba-tiba. “Bagaimana ketika ia memulihkan kekuatan milik Rika?”            Semua orang langsung menatap ke arah Zeth. Dengan wajah yang ikut bingung, Zeth menaikkan kedua bahunya kemudian menatap ke arah Sylphid.            Sylphid yang kembali mendapat perhatian semua orang hanya bisa menggaruk bagian belakang kepalanya, sebelum akhirnya berkata, “Err … saat Zeth mengelus wajah sepupunya—”            “Tolong jangan diperjelas,” potong Zeth cepat.            “Saat itu aku tidak … mendengar suara nyanyian atau mengantuk sedikit pun,” lanjut Sylphid. “Aku hanya memerhatikan apa yang dilakukan Zeth dalam diam. Bahkan aku yang berada di dalamnya saja terkejut ketika Medianku memiliki bakat yang seperti itu.”            Jura memiringkan kepalanya ke samping. “Bahkan Sylphid juga tidak sadar bakat yang dimiliki Mediannya? Ini sedikit aneh …”            Lumina menganggukkan kepalanya setuju. “Seharusnya, apa yang … ada di dalam tubuh Mediannya … Mana juga mengetahuinya. Sylphid, apa kau yakin kau tidak tahu? Hal ini terjadi bukan karena kau malas, ‘kan?”            “Hei! Kenapa kau tidak memercayaiku!?” protes Sylphid.            “Berarti untuk saat ini bakat milik Zeth cukup berbahaya jika terus digunakan,” kata Lucius. “Lalu bagaimana?”            Tidak hanya Zeth, tetapi Syville, Rika dan juga yang lainnya langsung terdiam memikirkan apa yang harus mereka lakukan untuk menghilangkan ‘kutukan’ dari Grimlace ini.            “Sudah kukatakan sebelumnya. Meski harus menukar nyawaku sendiri dengan menghilangkan kutukan Grimlace ini … aku tidak masalah melakukannya,” ujar Zeth.            Syville mendesah panjang sambil mengusap keningnya pelan, kemudian berkata, “Meski begitu … kita masih belum mengetahui cara untuk melakukannya.”            Sekali lagi, Zeth dan yang lainnya terdiam dengan kepala mereka yang dipenuhi dengan pertanyaan. Setelah sepuluh menit lamanya tidak ada yang berkata apa pun, akhirnya Key yang memecah keheningan di antara mereka.            “Ah! Aku tidak tahu, aku tidak bisa berpikir lebih jauh lagi! Aku lapar!” sahutnya.            “Kau ini … apa kau tidak bisa menahan nafsu makanmu itu dulu?” tanya Baron dengan wajah tidak percaya.            “Mau bagaimana lagi! Sel otakku sudah bekerja dengan keras dan aku hampir menggunakan seluruh tenaga yang ada di tubuhku karena memikirkan semua ini! Aku harus makan!” balas Key.            “Kata-katamu itu … seperti kau mengerti saja sejak awal,” balas Baron lagi.            Key membuka dan menutup mulutnya beberapa kali untuk menyangkal perkataan Baron. Tetapi di akhir, mungkin karena perkataan Baron ada benarnya, akhirnya Key memilih untuk diam.            Rika terkekeh pelan, kemudian berkata, “Ah, benar juga. Sejak kalian datang, kalian belum sempat makan, ya?”            “Apa Demolux juga butuh makanan?” tanya Key.            Vayre memutar kedua bola matanya, berpikir bahwa pertanyaan dari Key itu tidak diperlukan, tetapi ia menjawab, “Meski pun kami ‘dibuat’ oleh Grodilux yang ‘dibuat’ oleh Grimlace, kami tetap butuh makanan.”            Dengan mulut berbentuk ‘o’ kecil, Key menganggukkan kepalanya. Mungkin Baron juga memikirkan hal yang sama, karena ia juga menganggukkan kepalanya.            “Kalau begitu seperti biasa, Reyna. Kami membutuhkan bantuanmu,” kata Rika.            “Ah, aku bisa masak …” gumam Syville pelan.            Reyna langsung menggulung lengan bajunya sampai ke bahu. “Santai saja! Perjalanan kalian cukup panjang, biarkan aku yang memasak untuk kalian.”            “Kalau begitu aku akan membantumu, Reyna! Cara memasakmu dengan sihir cukup menarik!” kata Jura.            Zeth mengedipkan matanya satu kali. Apa tidak masalah menyerahkan makan malam mereka pada Reyna dan juga Jura? Tetapi karena Syville, Key dan Baron tidak protes, bahkan Lucius yang terlihat tidak akan berkomentar … atau tidak peduli, akhirnya Zeth memilih untuk diam.            “Baiklah, kami akan kembali—”            “Tidak! Izinkan aku makan malam bersama kalian!” potong Sylphid cepat sebelum Lumina menyelesaikan perkataannya.            Lumina yang ada di sampingnya menginjak kaki Sylphid cukup keras. “Kau ini … jangan merepotkan Medianmu!”            Sylphid mengernyitkan hidungnya sambil mengelus kakinya yang baru saja diinjak oleh Lumina. “Ayolah! Setidaknya aku ingin mencoba makanan yang selalu dimakan oleh Zeth langsung dari mulutku sendiri!”            Jura terkekeh pelan, kemudian berkata, “Tidak masalah, ‘kan? Mungkin makanan yang dimakan oleh Sylphid bisa membuat Zeth lebih kuat. Kau juga bisa tinggal, Lumina.”            “Salamander mulai protes, dia juga ingin keluar,” kata Key.            “Lebih ramai lebih menyenangkan,” jawab Rika.            Sesuatu yang diawali oleh Sylphid pun berujung menjadi Zeth dan yang lainnya makan bersama Mana mereka. Tetapi tidak untuk Rika, Reyna dan juga Vayre; setelah menjadi Demolux bersaudara, Mana yang ada di dalam tubuhnya sudah menghilang sejak lama.            Untung saja, masakan yang dibuat oleh Reyna tidak seburuk masakan Jura. Mungkin sekaligus merayakan keberhasilan(?) misi para The Oblivion tahap satu, Reyna memasak hidangan cukup banyak dan terlihat sangat mewah. Dengan mata yang berbinar, Key dan Baron langsung mengambil makanan yang sudah dipersiapkan untuk mereka itu tanpa malu.            Salamander dan Gnome, meski wajah mereka berdua terlihat seperti Key dan Baron … untung saja nafsu makan mereka tidak sebesar Key dan Baron. Jika ada satu pasang lagi seperti Key dan Baron … sepertinya makanan yang sudah disediakan oleh Reyna ini tidak akan cukup.            Shade yang diganggu terus oleh Lumina bersembunyi di balik punggung Lucius. Melihat dua Lucius dengan wajah yang sama-sama muram membuat Zeth sedikit merasa aneh.            “Lagi pula, jika seorang Mana tertidur … apa mereka bermimpi?” tanya Key dengan mulutnya yang penuh.            “Kami melihat apa yang dilihat pada mimpi Median kami,” jawab Lumina yang duduk di sebelah Jura. Piringnya terus menerus diisi makanan oleh Luna, Mana milik Syville.            “Hmm … kalau begitu, saat kau tertidur tadi apa yang kau impikan, Sylphid?” tanya Key. “Zeth tidak tidur tadi … lalu bagaimana denganmu? Apa yang kau lihat?”            Sylphid menggigit jagung bakar yang baru saja diambilnya dengan gigitan yang besar. Pipinya dipenuhi oleh makanan terlihat seperti tupai. Dalam dirinya, Zeth tidak akan makan seperti itu karena wajahnya terlihat menyebalkan.            Akhirnya, setelah berhasil makanan yang memenuhi mulutnya, Sylphid menjawab, “Hm, aku bermimpi … ‘aku’ atau Zeth berada di dalam sebuah kereta kuda.”            “Kereta kuda?” tanya Key.            Mendengar jawaban itu, mulut Zeth langsung berhenti mengunyah. Entah kenapa perutnya langsung terasa tidak enak.            “Itu benar. Zeth berada di dalam kereta kuda dengan dua orang yang belum pernah aku lihat sebelumnya,” lanjut Sylphid. “Mimpinya terlihat sangat jelas. Tidak, lebih tepatnya terlihat sangat nyata. Anehnya lagi, aku bisa bergerak dengan bebas … maksudku aku bisa melakukan apa pun yang aku mau di mimpi itu.”            “Kau tidak melakukan hal yang aneh, ‘kan?” tanya Lumina.            Salamander tersedak makanan yang ada di mulutnya, sedangkan Gnome hanya menggelengkan kepalanya. Di sampingnya, Luna berkata, “Lumina … sepertinya tingkat kepercayaanmu pada Sylphid sudah habis, ya?”            Lumina menaikkan kedua bahunya, yang dibalas oleh tatapan sedih dari Sylphid.            Jura langsung meletakkan kembali makanan yang baru saja akan ia masukkan ke dalam mulutnya ke atas piringnya. Dengan kening yang berkerut, ia bertanya, “Sylphid, apa maksudmu kau ‘bermimpi’ atau melihat sebuah kejadian sebelum Zeth menjadi anggota The Oblivion?”            Sylphid menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan itu.            “Lalu kau bisa … bergerak … melakukan apa pun di mimpi itu?”            Sylphid menganggukkan kepalanya sekali lagi. “Itu benar! Rasanya seperti … aku berada di sebuah kejadian di mana Zeth pernah mengalaminya.”            “Itu dia!” sahut Jura tiba-tiba.            “Oh! Apa kau memikirkan apa yang kupikirkan, Jura?” Reyna ikut menyahut tiba-tiba.            Dengan semangat, Jura menganggukkan kepalanya dan berkata, “Meski aku masih belum yakin, tetapi apa yang dikatakan oleh Sylphid itu seperti ia ‘mengalami’ apa yang dilakukan oleh Zeth sebelum ia terpilih sebagai The Oblivion. Yang anehnya lagi, ia bisa bergerak sesuka hati …”            “Apa ini ada sangkut pautnya dengan pertanyaan yang belum terjawabb sampai saat ini juga?” tanya Key.            “Mencari cara untuk menghilangkan kutukan dari Grimlace …?” tanya Syville bingung.            “Oh, jelaskan lebih detail, Jura!” ikut Rika terdengar bersemangat.            Wajah Zeth dan Sylphid yang memang sudah sama, kali ini lebih sama lagi ketika mereka berdua sama-sama terlihat bingung. Dengan semangat, Jura, Reyna, Syville dan Rika membicarakan sesuatu yang tidak dimengerti oleh Zeth, Key, Baron dan juga Vayre. Sedangkan Lucius … entahlah ia mengerti atau tidak, karena ia hanya meneruskan makannya. Shade yang ada di sebelahnya juga ikut makan dalam diam.            Setelah beberapa menit perbincangan yang dipenuhi dengan semangat oleh keempat orang itu, Jura yang terlihat sudah menemukan kesimpulan dari pemikirannya langsung meletakkan piringnya yang masih memiliki banyak makanan di atasnya.            “Sepertinya kami menemukan apa yang kita cari selama ini!” katanya masih dengan semangat.            Dengan kening yang berkerut, Vayre berkata, “Jika aku menyimpulkan dari perkataan sebelumnya … sepertinya ini ada sangkut pautnya dengan mimpi yang dilihat oleh Sylphid?”            Jura menepuk tangannya sekali, menjentikkan kedua tangannya. “Ooo ya tentu saja! Sepertinya rencana ini akan berhasil. Selain itu, Zeth bisa membayangkan dan menggambarkannya dengan mudah. Sepertinya hal ini juga tidak akan terlalu membahayakan Zeth seperti ketika ia memberikan Lucius kemampuan yang baru!”            Baron menganggukkan kepalanya sekali, kemudian berkata, “Baiklah … lalu apa itu?”            “Tinggal buat Mana kita tertidur! Tetapi bukan karena kita yang tidur!” jawab Jura semangat.            “Tunggu sebentar. Bukankah kau bilang jika Mana tertidur, hal itu akan membahayakan Mediannya?” tanya Lucius.            “Sabarlah, aku belum selesai!” protes Jura.            “Untunglah, karena aku tidak bisa mengerti maksudmu sama sekali, Jura,” tambah Zeth.            “Kalian ini … kenapa tidak mengerti terus, sih!?”            “Maaf, tapi sepertinya hanya kau, Syville, Rika dan juga Reyna yang selalu mengerti semua kejadian yang baru saja terjadi beberapa jam lalu!” kali ini Key yang protes. []
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD