48 - Keinginan yang Salah

2004 Words
           Jura melihat Henry keluar dari ruangan di mana inti pada menara seharusnya berada. Di tangannya, ia menggenggam buku yang memiliki kekuatan sihir terkutuk di dalamnya.            Sihir yang Jura gunakan untuk mengubah dunia menjadi apa yang diinginkannya, membuat apa pun yang diinginkannya terwujud. Ia juga bahkan bisa menggunakan sihir apa pun, begitu pula dengan sihir hitam.            Tentu saja, kekuatan yang pasti diinginkan semua orang itu memiliki bayaran yang sangat besar untuk menggunakannya. Orang yang menggunakannya akan mendapatkan kutukan yang semakin lama akan memakan jiwa seseorang yang menggunakannya, memakan akal sehat dan juga nyawa siapa pun yang menggunakannya.            Di masa lalu, Jura mengikuti bisikan iblis yang menghasut dirinya untuk menggunakan kekuatan itu, dan Jura pun melakukannya tanpa pikir panjang. Namun, setelah mengetahui apa yang terjadi pada tubuhnya, ia langsung memikirkan sebuah sihir yang bisa menghilangkan kutukan itu. Menghilangkan dampak dari sihir itam itu, menghilangkan dampak dari aliran sihir negatif yang langsung mengalir pada jiwanya.            Cara untuk menghilangkannya adalah dengan mengorbankan seseorang yang tidak memiliki aliran sihir negatif di dalam tubuhnya. Seseorang yang memiliki Mana yang masih bersih.            Fillia, yang sebelumnya sudah kehilangan nyawanya oleh monster golem setelah ia dan Jura terkurung di ruangan yang berada di ujung lorong sebelah kanan, tidak akan bisa digunakan oleh Jura untuk menghilangkan kutukan itu.            Satu-satunya orang yang bisa digunakan oleh Jura tinggal… Henry. Saat itulah Jura melakukan kesalahan terbesar sepanjang hidupnya. Setelah mendapatkan sihir yang dapat membuat seluruh keinginannya terwujud, bahkan setelah menghilangkan kutukan dari kekuatan itu, ia langsung menggunakannya untuk mengubah dunianya sendiri.            Mengubah apa yang berada di sekitarnya menjadi yang ia inginkan. Semua orang berpihak padanya, menyukai dirinya, tidak pernah membencinya sedikit pun dan membuat dirinya selalu menjadi yang utama.            Sejak itulah, sikap Jura yang sebelumnya pendiam dan membenci apa pun yang berada di sekitarnya mulai menghilang. Digantikan dengan sikap dirinya yang seperti ini, sikapnya yang terbiasa dengan banyak orang yang berada di sekitarnya, sama ketika ‘Jura’ yang terpilih menjadi anggota The Oblivion.            Namun, setelah tahu kalau ayahnya kehilangan nyawanya di dalam menara saat ia melakukan misi untuk menghancurkannya, harapan Jura untuk mendapatkan kasih sayang dari ayahnya setelah ia merubah dunia seakan-akan menjadi sia-sia.            Membuat dirinya kembali membenci dunia yang dibuatnya. Membuat dirinya kembali muak dengan dunia palsu yang sebelumnya menjadi harapannya sendiri.            Meski pun ia mengembalikan dunia seperti sebelumnya, tanpa ayahnya … mau pun Henry yang sebelumnya ia sayangi, apa gunanya? Semuanya sia-sia.            Di saat itulah ia mendapatkan penawaran dari seseorang, yang ternyata adalah ‘Presiden’ yang membuatnya menjadi anggota The Oblivion. Penawaran untuk memulai kembali hidup yang baru. Merasa saat itu semua yang ada pada hidupnya adalah kebohongan, Jura pun menerima penawaran darinya.            Lalu untuk Henry … apa yang benar-benar ia inginkan sampai ia tertarik dengan bisikan iblis itu? Selama Jura mengenal Henry, rasanya ia tidak pernah memperlihatkan sesuatu yang membuatnya benar-benar tertarik pada sesuatu. Ambisinya juga tidak sebesar miliknya yang membenci dunia di kehidupannya sebelumnya.            Jura langsung memfokuskan Mana di kedua matanya, dan ia masih melihat kalau kutukan karena menggunakan sihir yang ada pada buku itu masih ada. Itu berarti, ia tidak … atau belum mengorbankan Fillia untuk menghilangkan kutukan itu.            Tetapi ia juga sadar kalau kutukannya tidak separah yang dulu pernah menggerogoti jiwanya. Sepertinya keinginannya belum terwujud, atau dia belum menggunakan kekuatan itu sama sekali.            Seketika, Jura menyadari sesuatu. Ujung bibirnya terasa terangkat ketika ia mengetahui sebuah kemungkinan yang disadarinya.            Jika ia tidak mengorbankan Fillia … mungkin Henry akan menggunakan tubuh Jura untuk menghilangkan kutukan itu. Dahulu saja Henry benar-benar menyukai Fillia tanpa melihat sifat Fillia yang sesungguhnya.            Ah, jika Jura merupakan dirinya yang dulu, mungkin ia akan menyerahkan jiwanya demi Henry untuk menghilangkan kutukan itu. Tapi, saat ini berbeda, ada yang lebih penting dibandingkan Henry di hidupnya.            Jura kembali menyiapkan tongkat sihir dan buku Grimoire miliknya. Siap-siap untuk melawan balik sihir apa pun yang akan dikeluarkan oleh Henry.            Tapi sampai saat ini, Henry belum mengatakan atau melakukan apa pun. Ia hanya keluar dari ruangan di mana inti menara itu berada sambil menggenggam buku sihir itu dan menatap Jura dalam diam … yang malah membuatnya lebih terlihat menakutkan.            Kekuatan sihir yang sebelumnya menyerang Jura pasti dibuat oleh Henry. Ia tidak bisa menurunkan fokusnya sedikit pun.            Setelah menelan ludahnya beberapa kali, akhirnya Jura berkata, “Henry … apa yang ada di tanganmu itu? Bukankah sebelumnya sudah kukatakan jika menemukan sesuatu yang mencurigakan, seharusnya kau jangan mendekatinya, apalagi sampai menyentuhnya, ‘kan?”          Tentu saja, tidak ada jawaban dari Henry. Yang membuat Jura semakin khawatir. Sekali lagi, ia mencoba untuk bicara padanya, “Henry, di mana Fillia?”          “Fillia?”          Oh! Entah kenapa Jura merasa senang ketika akhirnya Henry membalas pertanyaannya. Rasanya ia seperti berbicara dengan balita yang akhirnya bisa mengatakan sesuatu.          “Ya … bukankah sebelumnya dia bersamamu?”          “Fillia …”          Ujung bibir Jura berkedut beberapa kali karena Henry tidak mengatakan apa pun selain nama Fillia saja. Tangannya terasa gatal karena benda yang bisa membuatnya kembali pada teman-temannya berada tepat di depan matanya … namun tidak bisa ia gapai dengan mudah.          Menggunakan kekerasan tentu saja bukan jawabannya. Untuk apa ia kembali ke masa lalu jika ia melakukan hal yang sama seperti dulu?          “Henry … apa aku boleh melihat buku yang ada di tanganmu itu?”          “Jura …”          “Y-ya?”          “ … Kau Jura yang selama ini aku kenal, ‘kan?”          Uhh … Jura bisa merasa kalau pembicaraan ini akan berakhir tidak baik.          “Apa maksudmu? Kau tahu sendiri aku seperti apa, ‘kan? Kenapa kau menanyakan hal yang membuatku bingung seperti itu?”          “Jura yang aku kenal tidak seperti dirimu yang saat ini. Jura yang saat ini selalu menjauhiku, pergi dariku, bahkan tidak ingin mendengarkan perkataanku lagi …”          Mendengar perkataan itu dari Henry, rasanya ia ingin masuk ke sebuah lubang dan bersembunyi di dalamnya karena merasa malu dengan sikapnya yang dulu, terus mengejar-ngejar Henry seperti bayangannya sendiri.          “Setelah mendapatkan buku ini, aku bisa melihat ada yang berbeda pada jiwamu …”          Jura memaksakan senyuman di wajahnya, kemudian berkata, “Apa maksudmu? Aku tidak mengerti—”          “Siapa kau? Ke mana Jura milikku?”          ‘Permisi!? Siapa yang milikmu, hah!?’ batin Jura.          “Ah … tapi Jura tetap Jura, ‘kan? Meski sekarang kau sedikit berbeda, Jura tetap Jura … aku akan berusaha untuk membuat Jura yang lama kembali lagi …”          ‘Apa dia menyadari sesuatu seperti Ketua Yayasan?’          ‘Se-sepertinya begitu …’ jawab Lumina tidak yakin. ‘Hati-hati, Jura.’          ‘Aku tahu. Setidaknya aku harus menjauhkan buku itu darinya, sebelum Henry menggunakannya.’          ‘Bahkan kutukannya sudah menyebar pada tubuhnya sebelum ia menggunakannya …’          ‘Kau juga merasa kesakitan ketika aku menggunakan kekuatan itu, ‘kan? Sebelum aku menghilangkan kutukannya.’          “Jura …”          “Ada apa, Henry?”          “Jangan pergi dariku lagi, Jura …”          Jura mengerutkan keningnya dalam-dalam. Mulai merasa kalau Henry akan melakukan sesuatu jika ia tidak mendengar apa yang diinginkannya. Ia mencoba untuk senyum dan menjawab, “Tentu, Henry. Tentu. Aku tidak akan meninggalkanmu—”          “Kau bohong, ‘kan?” tanya Henry sambil memiringkan kepalanya ke samping, senyuman yang membuat bulu kuduk Jura meremang terpasang di wajahnya. “Aku tidak ingin kau berbohong lagi, Jura. Selanjutnya kau berbohong padaku, aku tidak akan memaafkanmu …”            Senyuman Jura langsung kaku di wajahnya. Entah apa yang didengar Henry oleh bisikan iblis yang menyuruhnya untuk menggunakan buku itu. “Kenapa kau terus mengatakan omong kosong ini, Henry?”          “Aku merasa kau lebih tertarik pada buku ini dibandingkan denganku, Jura,” kata Henry sambil mengangkat buku yang dipegangnya setinggi d**a. “Ah … aku mengerti kenapa kau bisa tertarik. Aku pun demikian. Bagaimana jika kita menggunakannya bersama?”           “Aku memang tertarik pada buku itu. Tetapi tidak untuk menggunakannya …”          “ … bukankah sudah kukatakan aku tidak akan memaafkanmu jika kau berbohong lagi padaku, Jura?”          ‘Oh, oh tidak. Ini tidak baik! Jura!’          Mendengar Lumina yang mulai panik membuat Jura merasa panik juga. Ia langsung mengangkat tongkat sihirnya dan menciptakan penghalang magis dengan kekuatan Mana yang lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya ketika ia melihat sebelah tangan Henry yang bebas terangkat.          Kekuatan sihir yang cukup besar langsung terarah pada Jura, membuat penghalang magisnya sedikit bergetar, namun untung saja tidak hancur seperti sebelumnya.          “Bahkan kau bisa menahan seranganku …”          “Duh, tentu saja! Apa kau pikir aku akan diam saja dan menerima seranganmu itu, ha?” sahut Jura yang sudah tidak ingin pura-pura baik lagi.          Anehnya, hal itu malah membuat senyuman di wajah Henry semakin mengembang. “Ah … Jura … tetaplah bersamaku, Jura …”          Jura mendecakkan lidahnya, kemudian melirik ke arah Star Spirit yang ada di sebelahnya. “Sudah cukup aku bermain menjadi anak baik, Henry. Aku tidak punya banyak waktu, karena ada yang menungguku untuk pulang.”          Senyuman Henry langsung menghilang seketika. Suasana di tempat itu terasa berubah dalam waktu yang singkat, membuat tubuh Jura seakan tertekan oleh beban yang tidak terlihat.          “Lagi-lagi kau mengatakan hal itu. Siapa yang menunggumu untuk pulang? Aku sadar siapa yang kau maksud itu bukan orang-orang yang tinggal di rumahmu, bukan pekerja yang bekerja di rumahmu, bukan pula ayahmu,” tanya Henry dengan suara yang terdengar seperti geraman. “Siapa yang menunggumu, Jura? Apa itu seseorang yang membuatmu seperti ini?”          “… bukan seseorang yang kau kenal,” jawab Jura singkat, kemudian meminta Star Spirit, makhluk panggilan dari buku Grimoire yang sebelumnya sudah ia panggil untuk menyerang Henry dengan kekuatannya.          ‘Apa berhasil!?’          Pertanyaan Lumina juga mewakili pertanyaan dirinya sendiri. Melihat Henry menerima serangan dari Jura tanpa melawan atau bertahan sedikit pun membuatnya merasa bersalah.          Namun perasaan bersalah itu langsung menghilang ketika Jura sadar kalau Henry tidak terluka sedikit pun. Ia masih berdiri di tempatnya dengan tatapan yang masih tertuju pada Jura.          “Bahkan kau berusaha untuk melukaiku. Sebaiknya aku cepat-cepat membuat Jura yang dulu kembali …”          “Oi, apa kau tidak tahu apa itu ‘pertahanan diri’? bukankah kau yang pertama menyerangku!?” geram Jura, kembali berusaha untuk menyerang Henry sekali lagi. Kali ini, ia membuat serangannya lebih kuat dibandingkan dengan sebelumnya.          Namun, Jura langsung mengurungkan niatnya ketika melihat Henry mulai membuka buku yang ada di tangannya.          ‘Ah! Juraaa! Ini gawat!’          “Aku tahu!” jawaban Jura keluar dari mulutnya. Dibantu oleh serangan dari Star Spirit, Jura menyerang Henry dengan angin yang sangat tajam, yang bahkan bisa memotong batu besar dengan mudah.          Lagi-lagi, serangannya tidak berefek apa pun. Dengan cepat, Jura membuka buku Grimoirenya lagi untuk memanggil makhluk panggilan dengan atribut cahaya lain yang lebih kuat dibandingkan dengan Star Spirit.          Tapi semuanya terlambat. Aura hitam langsung menyelimuti tubuh Henry ketika buku yang ada di tangannya terbuka sepenuhnya.          Angin kencang tiba-tiba menerjang ke arah Jura dengan cepat, bahkan Star Spirit pun menghilang seketika. Detik berikutnya, tubuh Jura seakan jungkir balik. Tiba-tiba ia terjatuh ke atas tanah, di depannya hanya ada langit-langit yang terbuat dari bebatuan dan juga pasir.          Tubuhnya tidak bisa digerakkan sama sekali. Sesuatu yang terasa dingin mulai menjalar dari kakinya menuju bagian atas tubuhnya. Pandangannya perlahan-lahan menjadi gelap, dan ia kehilangan seluruh penglihatannya.          Tetapi, pendengarannya masih bekerja dengan baik. Ia bisa mendengar kalau Henry berjalan dengan pelan ke arahnya, kemudian berlutut di sebelahnya.          Napasnya yang terasa panas masih bisa dirasakan oleh telinga Jura. Dengan suara yang mengerikan, Henry berkata, “Jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku lagi, Jura. Jangan pernah berpikir untuk melawanku lagi, Jura.”          Tangan Henry yang terasa sangat panas menyentuh pipi Jura. “Tubuhmu, mau pun jiwamu. Semua yang ada pada dirimu hanya milikku. Aku tidak akan membiarkanmu pergi dari sini. Aku tidak akan membiarkanmu kembali pada ‘mereka’ yang menunggumu kembali. Selamanya, kita akan berada di tempat ini selamanya …”          Ah, sial. Seharusnya, ia tidak perlu mendengarkan perkataan ketua yayasan mau pun senat untuk membawa Henry dan Fillia masuk ke menara ini.          Seharusnya, sejak awal ia tidak perlu berperan sebagai ‘Jura’ di dunia ini.          Jura merasakan kedua matanya terasa perih, dan mulai terasa basah. Air mata mengalir di kedua pipinya.          “Keinginanku hanya satu, Jura. Hanya dirimu.” []
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD