Di goda

1355 Words
Kenapa aku merasakan hal yang berbeda. Aura wajahnya bebar-benar tampan. Tapi sangat menakutkan. Tapi apa aku suka dengannya... Hah.. Gak mungkin, aku yakin jika diriku hanya kagum dengannya. "Sampai kapan kamu memegang dadaku."lelaki itu mengerutkan ke dua alisnya, wajahnya masih terlihat kaku dan dingin. Angel mencoba menyadarkan dirinya dari lamunannya. Seketika dia mengerjapkan matanya melihat d**a bidang selebar lapangan itu di depannya. Dalam sentuhan tangannya. Angel tanpa sadar meraba d**a bidang itu. Dan ke dua matanya melebarkan matanya seketika, ia menatap ke arah d**a bidang lelaki itu bingung. Sontak wanita itu moloncat ke belakang jaga jarak dengannya. Saat tersadar hal gila yang baru saja dia lakukan. Wajah Angel merah malu, dia menunduk. "Eh.. maaf tuan.. maaf! Tadi.. aku... Em.. aku hanya.. Hanya cari tahu ukuran baju kamu." jawabnya asal, mengangkat kepalanya dengan senyum palsu di bibirnya. Alex mengerutkan keningnya. "Baju? Memangnya kamu mau membelikan aku baju." Laki-laki itu mendekatkan wajahnya. Hembusan napas beratnya terasa jelas saling berpacu dalam diam. Membuat wanita itu tertunduk malu ke dua kalinya. Angel menundukkan kepalanya. Wajahnya mulai memerah, ia tak berani mengangkat kepalanya menunjukan wajahnya yang merah merona karena malu. Alex merapikan jasnya, wajahnya yang dingin dan cool membuat Angel semakin oenasaran dengan laku-laki aneh baginya. "Hans cepat pergi!" pinta Alex pada manajer Hans yang berada di belakangnya. Alex masuk ke dalam mobilnya. Tanpa melirik sama sekali wajah Angel. "Baik tuan.." jawab Hans menunduk mengikuti langkah Alex di belakangnya. Angel menghentakkan kakinya kesal, dengan tangan mengepal seakan mau melemparnya ke arah Alex. Ihh.. tuh cowok sebenarnya gimana sih, aneh banget, kalau dia cuek, kenapa tadi dia menolongku. Dan sekarang pergi gitu saja. Harusnya biarkan saja aku jatuh dari pada harus di cuekin gini, gumamnya dalam hati. Ia terus berdecak kesal melangkahkan kakinya keluar dari hotel tersebut. Hati dan pikirannya tidak tenang, banyak masalah baru yang akan ia hadapi. Apalagi setelah tahu jika dia tidur dengan lelaki yang entah siapa namanya. Apakah dia laki-laki tua atau seorang ceo tampan. Alex berjalan tanpa menggunakan alas kaki, ia mengangkat ke dua sepatunya berjalan menembus jalanan yang nampak masih sangat gelap. Tak ada satu pun orang yang melintas di jalanan itu. Membuatnya merinding takut, sekilas ia menatap ada gerombolan pemabuk di depannya. langkahnya berhenti seketika, membalikkan badannya dan berjalan kembali lagi ke arah hotel. Sial banget aku hari ini.. Kenapa ada saja halangannya. "Hai gadis cantik." goda salah satu lelaki yang berjalan menghampirinya. Angel memegang sepatunya sangat erat, menahan rasa gemetar ketakutan di tubuhnya. "Gimana nih, apa yang harus aku lakukan. Aku teriak minta tolong tak mungkin ada yang mau menolongku, jalanan masih sepi tak ada satu orang yang melintas di jalanan ini" gumam Angel melirik suasana di sekelilingnya yang masih nampak sangat sepi. Ia melangkahkan kakinya semakin cepat kali ini. "Hey tunggu!" teriak para lelaki yang mulai mengejarnya, hingga mereka tepat berdiri di depannya. "Hai cantik!" sapa 4 lelaki itu bersamaan. Dengan tatapan m***m ke arah tubuh molek Angel terbalut dengan gaun putih yang terlihat sangat seksi di balut rok pendek. Melihatkan lekuk tubuhnya dengan jelas. Angel berjalan mundur, menatap was-was. "Jangan macam-macam denganku"ancam Yeri, namun bukannya takut para lelaki itu tertawa terbahak-bahak mendengar ancaman Yeri. "Hahaha...Seorang wanita sepertimu, berani mengancam kita" saut lelaki di depannya. Dengan tangan mencoba mencolek tangan Angel. Di bawah alam sadar Angel langsung menghempaskan tangan mereka yang mencoba menggodanya. "Jangan menyentuhku, aku adalah..." mengehentikan ucapannya. Kalau aku bilang pacar dari orang terkanl di kota ini. Apa mereka akan percaya. Kalau nanti timbul gosip aku juga yang repot... Angel menghela napasnya frustasi. Ia menggelengkan kepalanya pelan. Kalau aku bilang sebenarnya aku adalah calon istri dari Tuan pemilik perusahaan Xelon, pasti mereka menertawakanku. Dan apa lagi jika tuan itu tidak mengakuiku, gimana jadinya aku nanti, nasibku , oh tidak, gumam Angel dalam hati. "Kenapa kamu diam, memangnya kamu siapa? Ratu atau seorang putri" Tanya lelaki itu dengan senyum mengejek. Di sambut dengan tawa nyaring dari ke tiga temannya. Lelaki itu mencoba memegang tangan Angel. "Lepaskan, aku adalah calon istri tuan pemilik perusahaan Xelon" ucap Angel yang lansgung menutup mulutnya. Meski semua tercengang dengan ucapannya. Semoga saja dia tidak cerita pada tuan pemilik perusahaan itu. Bisa mati kutu kalau aku bicara tentang dia. Semua lelaki terdiam beberapa detik. kemudian mereka terus tertawa terbahak-bahak. Seoalah Angel baru saja menyampaikan hayalan lelucon yang ia buat. "Kamu istri pemilik Xelon? Ha..ha.. jangan bermimpi" kata salah satu lelaki itu, terus tertawa mengejek. Tak lama suara dencitan rem keras terngiang di telinga mereka. Sebuah mobil mewah, berwarna hitam pekat berhenti tepat di samping mereka, mobil dengan model yang sangat langka hanya ada 5 mobil yang sama dengan berbagai warna di seluruh dunia. Dan Pemilik salah satu mobil mewah itu adalah pemimpin Xelon, yang sangat di segani di penjuru kota. Lelaki tampan dengan tatapan tajamnya, dan raut wajah dinginnya, berbalut jas hitam dan kemeja putih menutupi tubuh kekarnya. Keluar dari mobil dengan tangan menarik jasnya yang sudah terlihat rapi. Membuat jas hitam itu semakin rapi. "Masuk ke dalam!" pinta Alex singkat. Angel menoleh ke belakang, ke kanan dan kiri. Tidak ada seorangpun di sana. Dia mengerjapkan matanya dengan jari menunjuk ke arahnya. Wanita itu terdiam kebingungan, ia tidak tahu apa maksud dari lelaki di depannya itu. "Aku?" tanyanya memastikan. "Kenapa kamu masih diam berdiri di situ, cepat masuk ke mobil." ungkapnya dengan nada tinggi. Angel menelan ludahnya tak menyangka jika lelaki di depannya itu tiba-tiba datang bak seorang pangeran penyelamat untuknya.. Aku harus memanfaatkan kesempatan ini. Dari pada aku ternoda ke dua kalinya. "I--iya tu-tuan." ucapnya terpatah-patah, ia menundukkan badannya melangkahkan kakinya masuk ke dalam mobil lelaki di depannya itu. Semua lelaki yang masih berdiri di luar itu menatap bingung, bahkan mereka tak berani menggodanya lagi. Setelah melihat siapa lelaki di depannya itu. Dia adalah salah satu pewaris tunggal perusahaan Xelon, Tuan Alexander. Orang yang di bilang sangat dingin, berhati kejam jika ada yang berani menyenggolnya, atau bahkan mengusik kehidupan pribadinya. Namun sifatnya sangat baik dan ramah jika dia kenal akrab dengannya. "Maaf tuan tadi salah paham." gumam salah satu lelaki itu, beranjak lari terbirit-b***t menjauh dari lelaki dingin yang sudha manatap mereka tajam. Tanpa harus mengeluarkan otot untuk mengusir mereka. Alex, hanya dengan tatapan tajamnya semua orang menatap terbirit ketakutan. Alex segera masuk ke dalam mobilnya. "Duduk dengan jarak menjauh dariku, jangan mendekatiku"ucapnya cuek pada Angel, yang duduk terdiam di sampingnya. Ingin banget aku tampar tu mulutnya, kenapa ada lelaki cuek seperti dia di dunia ini. Pasti tidak ada wanita yang mau dengannya, lagian sifatnya yang cuek kebangetan, siapa wanita yang betah berhubungan dengannya, gumam Angel, memincingkan bibirnya. "Hans siapkan semuanya, besok atur semua jadwal untuk jumpa pers" ucap Alex, ia duduk tegap dengan tatapan dinginnya tertuju ke depan. "Baik tuan" jawab Hans lantang. Angel menatap bergantian Hans dan Alex, mereka sama-sama dingin satu tampan, dan satunya lagi juga tampan, tapi bagiku tak selera sama sekali dengan mereka berdua, gumamnya dalam hati. Dalam mobil semua nampak hening tak ada yang memulai pembicaraan duluan, hingga sampai mereka datang di sebuah rumah mewah yang sangat megah seperti istana. Alex beranjak turun lebih dalu masuk ke dalam rumah, meninggalkan Angel yang masih terdiam di dalam mobil dengan pandangan terarah ke rumah megah milik Alex. Dia tak berhenti terkagum-kagum melihat kemegahan rumah itu. "Cepat turun." pinta Hans cuek. Angel mengerutkan bibirnya, berdengus kesal menatap kesal ke arah Hans, lalu beranjak turun. "Kenapa kamu membawaku ke sini?" Tanya Angel, sangat berani dengan nada jutek pada Hans. "Ini perintah tuan, jangan banyak bicara cepat masuk ke dalam." Bentak Hans. Hah.. Kenapa aku di bawa ke sini.. Ini, kan. Bukan rumah aku.. Ia berjalan masuk ke dalam rumah megah itu, matanya berbinar seketika berkeliling menatap mewahnya desain interior rumah tuan cuek itu. "Eh.. tuan cuek tunggu!!" Panggil Angel berlari mengejar Alex yang mulai melangkahkan kakinya menaiki anak tangga. Langkah Alexander terhenti, "Tuan aku mau tanya, kenapa kamu membawaku ke sini?" Tanya Angel dengan napas ngos-gosan membungkukkan badannya. "Nanti kamu juga akan tahu semua." ucapnya tanpa menoleh ke belakang menatap Angel. Ia melanjutkan langkahnya lagi . "Cepat masuk ke kamar kamu." ucap Hans menarik tangan Angel , masuk ke kamar yang sudah di siapkan khusus untuknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD