bab 3

1107 Words
Pagi harinya Bella baru terbangun dari tidurnya bahkan dia belum mandi tapi kini dia sudah berjalan menuju kedapur dan mencomot gorengan tempe yang baru diangkat dari penggorengan oleh mamahnya. Dia berjengit karena memang panas membuat mamahnya tertawa ngakak karena melihat ekspresi anaknya itu. “Makanya kalau bangun mah jangan merem bae, anak gadis” saran Eeilen pada anak gadisnya itu. “Badan Bella bahkan rasanya capek capek padahal nggak kerja mah” curhat Bella yang kini sedang duduk dan meminum air putih yang baru saja diambilnya. “Udah santai santai aja kali ah, kamu mungkin butuh penyegaran body spa atau apa kek yang bikin kamu nyaman” ucap Eeilen menyarankan anaknya agar tidak terlalu bosan ketika dalam kondisi gabut seperti ini. “Ya udah nanti Bella mau spa, mamah mau sekalian?” Tanya Bella. “Nggak lah, Mamah nanti ada acara sama papah untuk menghadiri pertemuan bisnis. “Ih masa sendirian kayak orang jomblo ngenes” lirih Bella. “Kan emang jomblo, makanya tuh cari pasangan biar nggak jomblo terus” ucapan eeilen semakin membuat anaknya kesal karena membicarakan perihal jodoh yang kadang membuatnya sangat kesal. “Mamaaahhhhhh” kesal Bella lalu pergi meninggalkan mamahnya. Kini Bella masuk kedalam kamarnya dan ingin bermalas malasan sebelum siang nanti dia akan pergi ke tempat spa langganannya. Ketika dia mengecek ponselnya banyak pesan masuk disana tapi matanya langsung tertarik pada pesan laki laki dingin nan kaku yang menabraknya itu. Bella tersenyum dia kira Rachela hanya bercanda ketika dia berkata omnya akan mencoba mendekatinya tapi ternyata laki laki itu bahkan benar benar mendekatinya dengan cara yang baik dan tidak membuatnya risih. Endrew mengajaknya makan siang hari ini, itupun jika Bella mau makan siang bersamanya. Endrew tidak memaksa Bella tapi memang karena Bella sedang tidak aja kerjaan akhirnya dia mengiyakan ajakan Endrew itu. Karena ini masih sangat pagi Bella memutuskan untuk kembali rebahan dan menikmati hidupnya yang seperti ini. Rasanya dia sangat bosan tidak memiliki kerjaan walaupun memang ini semua sudah pilihannya ketika dia selesai pendidikan S2 dia memutuskan pulang sesuai dengan permintaan orang tuanya. Lagi pula dia tidak boleh membiarkan restaurann yang didirikannya itu tanpa pengawasannya terlalu lama hal itu tidak baik untuk perkembangan kedepannya. Bella ketiduran lagi dan membuat mamahnya geram, Eeilen langsung membangunkannya dan menyuruh anaknya untuk segera sarapan. Karena memang perut Bella yang sudah keroncongan sedari tadi kini dia langsung menyantap sarapannya dengan lahap. Mamahnya kini berpamitan karena mereka harus pergi keacara bisnis papahnya Bella ini, Bella menganggukkan kepalanya lalu berpesan agar mereka hati hati diperjalanan dan pulang dengan selamat sampai di dalam rumah. Setelah sarapan Bella memutuskan untuk mandi dia tidak mau terlalu terburu buru, dia melakukan itu agar nanti ketika dia akan pergi tinggal memakai make up tipis dan langsung cus lah menuju ketempat yang sudah di sepakati sebelumnya. Lagi pula ini juga temmpat yang Bella inginkan karena lokasinya yang dekat dengan tempat yang akan digunakannya untuk spa nanti. *** Kini Bella sudah sampai di tempat janjian mereka dia pergi kesana dengan menyetir mobilnya, entah dia merasa terlalu lama tidak menyetir sendiri membuatnya sedikit gugup tapi dia bersyukur bisa sampai sini dengan selamat dan tidak melupakan banyak jalan dan tempat disini. Sesampainya di sana Bella langsung  melihat Endrew, penampilan laki laki itu snagat mencolok sehingga sangat mudah ditemui oleh Bella. Endrew menyapa wanita itu dan mempersilahkannya untuk duduk di kursinya, kali ini Bella tidak akan memesan makanan berat karena dia yang sudah sarapan beberapa jam yang lalu dia hanya memesan minuman dan makanan ringan untuk menemani Endrew mengobrol. “Kamu udah lama?” Tanya Bella. “Nggak baru saja” jawab Endrew pada wanita yang ada didepannya. Padahal Endrew datang disini setengah jam yang lalu dia sungguh snagat bersemangat untuk bertemu dengan Bella dan mengobrol dengan wanita itu. entah rasanya sangat berbeda kenapa dia bisa jatuh cinta sehebat ini padahal hanya bebarapa kali bertemu dengannya. Endrew kini mengingat perkataan saudara kembarnya jika cinta membuat kita kadang kadang lupa dan bertindak bodoh. Seperti saat ini rasanya dia sangat bodoh bahkan berbicara pun rasanya canggung karena perasaannya yang sangat luar biasa ini. Jantungnya berdegub sangat kencang dan dia bahkan sangat malu jika sudara detakannya terdengar oleh Bella.  “Kamu nggak sibuk?” Tanya Bella yang kini sedang mengaduk minumannya. “Nggak sih, udah selesai masalahnya kata Rachella kamu juga punya usaha kuliner kah?” Tanya Endrew dan langsung diangguki oleh Bella. “Kamu juga?” pertanyaan Bella langsung dijawab oleh Endrew. “Iya, ternyata kita punya hobi yang sama, tapi bedanya kamu suka masak dan ikut andil dalam dapur kalau aku nggak sama sekali hahaha aku hanya suka mencicipi dan lalu membuat beberapa konsep yang pantas untuk di terapkan di restaurant yang kupunya. Oh ya kita bisa kerja sama dong, kata Rachela kamu juga suka membuat makanan kering, bisa lah kolaborasi untuk di keluarkan dalam produk kemasan di perusahaanku” ujar Endrew. “Ide yang bagus, tapi sebelum itu banyak hal yang harus dilakukan banyak percobaan dan riset sih tau sendiri kan kita juga nggak tau makanan yang kita buat sudah sesuai dengan selera pasar atau tidak. Bahkan kadang juga kita udah oke ternyata di pasaran kurang laku makanya banyak hal yang harus dilakukan sebelum itu produk diluncurkan” ucap Bella. Untung saja obrolan mereka bisa nyambung jika mengenai bisnis kuliner mereka jika mereka tidak ada hal yang dibicarakan bisa bisa saling diam sampai makan siang usai kalau seperti itu. Endrew bersyukur mereka ada kesamaan dan dia berharap ini merupakan tanda yang bagus untuk mereka bisa lebih dekat. Akhirnya makan siang pun usai, Endrew pamit untuk kembali ke kantornya sedangkan Bella dia berkata ingin pergi di suatu tempat yang dekat dari sini. Endrew berpesan agar Bella berhati hati dalam mengemudikan mobilnya. Endrew bahkan kini mendesah sandainya dia pasangan Bella dia akan mengantarkan Bella agar tidak sendirian ketika bepergian seperti ini. “Kamu juga, makasih makan siangnya” ucap Bella dan diangguki oleh Endrew. “Kapan kapan kita makan siang lagi? Kamu mau kan?” tawar Endrew. “Dengan senang hati, aku suka kalau ngobrol dengan seseorang dan kita nyambung rasanya seru aja sih ngobrol begitu saling bertukar konsep dan semakin semangat lagi dalam berkarya” ujar Bella. Endrew menganggukkan kepalanya dia berharap mereka memang bisa segera bertemu tidak hanya sebagai wacana saja. Endrew membutuhkan banyak waktu untuk lebih dekat dengan Bella karena hal itu akan semakin efektif jika dilakukannya secara langsung seperti ini. Endrew kembali kekantornya dengan perasaan yang bahagia, rencananya berhasil dan dia sudah menyiapkan banyak rencana lagi di otaknya. Setidaknya dia juga harus kenal dengan orang tua orang yang disukainya itu jika orang tuanya setuju maka akan semakin mudah untuk mendekati anaknya. Tapi bahkan rasanya tidak semudah itu untuk dilakukan perjalanan Endrew masih sangat panjang dan berliku terjal untuk mendapatkan hati wanita yang disukainya itu. Sedangkan Bella kini sedang menikmati me time nya, dia sedang membahagiakan diri sendiri dengan melakukan spa yang membuat tubuhnya semakin rileks dan setidaknya bisa menyegarkaj pikirannya dari segala penat yang sudah di rasakannya saat ini. walaupun banyak hal yang ada dipikirannya setidaknya dia bisa melupakannya barang sejenak dia ingin terbebas dari semuanya. bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD