im down again

1478 Words
"Widya...!!!", rengek Ela kesal sedangkan Widya gadis itu tertawa puas melihat Ela Tok ... Tok ... Ketukan dari pintu utama membuat Ela dan Widya mengehentikan aktivitas nya "Wid bukain tuh tangan gua kotor nih," Tanpa banyak alasan Widya pun melangkah menuju pintu utama Toktoktok Lagi-lagi suara ketokan pintu itu terdengar tidak sabaran "Ia, sabar elah."ucap widya kesal karna orang ini tidak ingin sabar "Haloo ada orang gak di dalem!!", panggilorang itu dari luar, Widya yang memang mengenali suara itu pun cepat-cepat membuka kan pintu Setelah pintu terbuka terdengar dengusan seseorang yang dari tadi menunggu dibukakan pintu, "Lama banget sih dasar siput!: Ucap gadis itu yang tak lain adalah Rara dan Dina, "Sabar dong mbak, lo nya aja yang gak sabaran kaya mau nagih hutang!", ketus Widya Dina dan Rara pun tak menghiraukan ucapan Widya mereka malah dengan santainya duduk di sofa dan menghidupkan TV. "Emang temen mah banyak gak tau diri nya," lagi-lagi ucapan Widya tidak direspon oleh keduanya, Widya pun kesal dan meninggalkan Dina dan Rara yang sedari tadi menahan mulutnya untuk tidak bergerak kini meledakkan tawanya bersama. Membuat Widya gadis itu semakin kesal dan menghentak-hentakan kakinya. "Awas, ya kalian berdua gak akan dapet jatah nasi dirumah ini!!", ancam Widya dan pergi meninggalkan Rara dan Dina, Ucapan Widya berhasil membuat keduanya terlonjak kaget dan segera mengejar langkah Widya, Widya mendengus kesal karena Rara dan Dina mengganggu istirahatnya "Ya ampun. Wid lo jahat banget sih masa gua dateng jauh-jauh dari rumah gua ke sini ehh malah gak dikasih makan."dumel Rara "Iya, Wid lo gak tau apa perjuangan kita berdua bagaikan mendaki kutub utara tau gak, kita orang tahan laper tahan haus jalan kaki kesini ehh, lo dengan enteng nya gak ngasih kita orang makan,"lanjut dina "Udah udah alay lo pada mangkanya jangan sokan mau ngegoda Widya tau rasa lo kan gak dikasih makan"saut Ela yang baru saja selesai masak dan ikut nimbrung "Udah nih makan kita makan bareng-bareng"ucap Ela membuat Dina dan Rara semangat sedangkan Widya dia hanya memutar bola matanya malas, "Eeeh--Gue manggil Oma dulu jangan makan sendiri lo tadi kan gua bilang bareng bareng dasar Rara rakus"ucap widya ke teman temannya lebih tepatnya ke-Rara membuat Rara menghentikan aktivitas nya yang ingin mengambil nasi membuat Widya dan Dina tertawa "Gatau Rakus" "Iya rakus"sambung widya dan Dina "Iya emang gua rakus sini lo orang gue makan sini!" "Aaaa atutt ada zombiee..." Dan terjadilah Aksi sebocatan, sedangkan Ela dia telah pergi memanggil oma nya Jarak ruang makan dan kamar Oma Ela memang sedikit jauh karna kamar Oma Ela berada di ruang utama disitu hanya ada kamar Oma sedangkan kamar Ela dan kamar tamu berada dibelakang Disaat Ela ingin masuk kekamar oma nya tak sengaja Ela mendengar percakapan Oma denga orang disebrang telefon "Dia bukan anak sial!"siapa lagi jika bukan mamanya yang sudah pasti ada dibalik telefon Oma nya itu "Cukup Valen kau sudah banyak menyakiti nya jangan sampai kau menyakiti cucuku selanjutnya"ucap Oma membuat Ela bingung dengan kata cucu selanjutnya maksudnya siapa apa Raka tapi kan tidak mungkin karna mamanya itu sangat menyayangi Raka itu yang dilihat Ela dari mata Valen "Cukup Valen hentikan sandiwara mu itu kau sudah terlalu jahat dengan membuatnya terbuang dari keluarga mu jangan sakiti Ela lagi dia sudah terlalu tersiksa jika kau masih melanggarnya jangan harap kau akan bahagia!"ancam oma Ela membuat Ela membekap mulutnya karna dia hampir saja berteriak "Ada siapa disitu"ucap oma Ela ternyata ia refleks mengeluarkan suara saat ingin teriak. Cepat-cepat Ela bersembunyi lalu membukukkan badan, dan bersembunyi dikolong meja "Gak ada siapa-siapa. Hallo sudah Valen aku ingin bertemu cucuku kau jangan mengagunya,"setelah itu oma Ela pergi membuat Ela keluar dari bawah meja itu dan segara berlari kekamar mandi dekat ruang tamu Ela gadis itu memandang wajahnya yang berantakan lalu membasuh wajah dengan air di wastefel dan Ela melihat lagi wajahnya dikaca besar itu "Selalu begini kenapa gua selalu nyusahin orang yang gua sayang kenapa gua gak bisa hidup tenang tanpa harus mendengar dan melihat apa yang membuat gua tertekan gua benci! Haha gua benci ama diri gua sendiri,"tawa hambar Ela dan langsung pergi dari toilet itu dan menuju ke ruang makan dimana semua orang yang disayangnya sudah berkumpul Ela gak tau ternyata semua terasa secepat ini baru saja ia tertawa dan bersenang senang dengan sahabat dan oma tapi sekarang ia harus balik lagi ke rumah hantu ini rumah hantu yang sangat mewah namun tak seindah jika ada Ela didalamnya bukan kah seperti itu? Baru saja Ela membuka pintu besar itu ia sudah disuguhkan pemandangan yang sangat ia benci. Apa gue gak boleh benci pemandangan ini gue juga pengen berada ditengah tengah mereka apa gak ada sedikit pun ruang untuk gue haha gue egois ternyata-batin Ela dan melangkah pergi meninggalkan ruangan itu, Disaat Ela ingin menaiki tangga namun namanya lagi-lagi sudah diucapkan oleh Dodi membuat Ela berhenti dan berbalik untuk menatap papahnya "Ela kesini kamu"panggil Dodi dingin Tanpa membantah Ela pun menghampiri Dodi "Ada apa pah?"tanya Ela sesopan mungkin hening tidak ada yang ingin bersuara membuat Ela seakan seorang pengganggu "Kalo tidak ada perlu saya ingin ke kamar saya sangat lelah", ucap Ela dan pergi begitu saja "Ngapain kamu manggil anak sial itu" Cih! anak sial lalu mengapa anda melahirkan anak sial sepertiku-batin Ela karna ia masih bisa mendengar ucapan mamanya itu, memang seharusnya Ela tak usah kembali kerumah Angin malam memang sangat dingin meskipun begitu Ela tidak mempunyai minat untuk pergi dari balkon kamarnya karna ia menyukainya. Bukan angin malam tapi bulan ia suka menatap bulan karna setiap ia menatap bulan ia seperti melihat dirinya sendiri, karna bulan itu kesepian tidak seperti bintang yang banyak, bulan sendirian sama sepertinya namun bulan tetap mengeluarkan cahayanya tapi Ela "Haha gue gak yakin karna gue ini bulan lemah yang masih mengharapkan pertolongan bintang" Entah sudah berapa lama Ela hanyut dengan bulan sampai dia tidak sadar kalo bintang yang berada dirumah bersamanya kini menatap Ela iba "Bulan memang sendirian tapi dia tetap mengeluarkan cahaya semampu dia untuk menerangi manusia sedangkan gua, gua lemah boro boro bantu yang ada gua nyusahin hahaha", ucap Ela tertawa hambar. Raka yang sedari tadi mengamati Ela pun menatap sedih kearah Ela "Kak...."panggil raka lirih Ela terlonjak kaget namun dengan cepat dia menguasai nya dan berpura pura baik-baik saja selalu begitu "Ada apa Raka?"tanya Ela dan tersenyum ke arah adiknya "Kak lo--" "Elo denger ucapan gua tadi? Ya ampun jangan dipikirin itu cuman quotes yang Gua baca tadi di novelnya Rara udah gausah dipikirin kan lo uda bilang kalo gua punya masalah gua harus cerita sama lo gua gak lupa kok" Raka yang mendengar itu pun hanya tersenyum walau sebenarnya Raka tau Ela berbohong dengan berpura pura baik-baik saja "Good, oh iya kak nih buat elo"ucap raka dan memberikan paperbag kepada Ela "Buat gua!? Ya ampun baik banget sih lo. Apaan nih btw" "Hng, itu bukan dari gue tapi-- Ucapan raka terhenti karna mengingat pesan seseorang yang menitipkan barang ini ke Raka ia disuruh tidak boleh memberi tau bahwa yang memberikannya bukan Raka "Terus dari siapa"bingung Ela yang mendengar ucapan gantung Raka "Hah? Itu maksudnya. Itu dari Raka untuk kak Ela selamat ulang tahun"ucap raka membuat Ela kaget "Hah? Ulang tahun ya ampun gua lupa ini ulang tahun gua tapi kan ini belom jam 12?" "Yahh gak papa kan kita mau ngadain acara dan kak Ela harus pake ini"ucap raka dan mengeluarkan isi paperbag itu yang ternyata isinya gaun sederhana namun mewah didominasi warna putih dan pink dipita bagian pinggang Ela menutup mulutnya saat dia melihat harga yang menggantung di gaun itu "Ya ampun Raka ini mahal banget lo duit dari mana coba terus acara apaan gua gak tau!?" "Oh, jadi itu mamah sama papah ngadain acara untuk ulang tahun Eca yang ke-17 tahun", ucap raka sedikit tak enak mengucapkannya karna itu juga adalah hari ulang tahun Ela "Oh gitu besar besaran gitu maksud lo? Hmm kayaknya gua gak perlu hadir deh yang ada entar tamu tamu pada bingung gua siapa. Gua gak akan keluar kok gua janji gua akan di kamar sampe acara selesai" "Maafin gua kak gua gak bisa ngelakuin apa apa buat elo" "Gak papa toh sebelum-sebelumnya juga kaya gini kan jadi lo gak perlu merasa bersalah" "Kamu akan turun kebawah kamu harus keluar dan ikut sampai acara selesai" Ela dan Raka kaget karna itu suara dari Dodi papahnya "Sejak kapan papah disii?", bingung Ela sedangkan Raka hanya tersenyum manis kearah ayahnya "Tidak papah memang ingin memberitahukan ini dan bagusnya kamu ada disini kamu akan ikut acara itu bagaimana pun juga itu hari ulangtahun mu" "Tapi pah Eca gak bakalan setuju..."Ela tau bagaimana Ec dia tidak akan ingin berbagi bukan, terlebih kepada Ela "Papah sudah bilang dengan Eca juga mamah mu. Sudahlah persiapkan saja dirimu dan kamu Raka pergi lah ke kamar mu ini sudah hampir larut malam"ucap dodi dan pergi meninggalkan Raka dan Ela yang saling pandang "Selmat kak! Selamat ulang tahun!", ucap Raka dan mencubit kedua pipi Ela lalu pergi meninggalkan Ela yang mendumal kesakitan
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD