04 - MY MARRIAGE & YOUNG MAN

1459 Words
MMYM.04 PERJALANAN BISNIS Eleanor Leora Setelah tadi pagi pergi menemui Tuan Manson ke Departemen Pemasaran untuk membicarakan beberapa hal, saat ini aku pun sibuk di dalam ruanganku untuk menyelesaikan beberapa tugas yang harus di selesaikan sebelum aku berangkat sore ini. Untung saja dari beberapa hari yang lalu aku sudah menyicil pekerjaanku. Hingga akhirnya sore ini aku bisa dengan lega meninggalkan Singapore ini untuk perjalanan bisnis ke Tokyo bersama Sandra Tan, asistenku. Waktu sangat cepat berlalu. Aku yang rasanya baru memasuki ruanganku pagi ini, tanpa terasa sudah berjam-jam duduk di kursi putarku. Aku melirik pada jam dinding ruangan yang berwarna putih, hari sudah menunjukkan pukul 3 sore. Itu berarti dua jam lagi adalah jadwal penerbanganku menuju Tokyo. Dengan segera aku mengemasi semua dokumen yang baru saja selesai aku tangani dan meletakkannya di sudut meja kerjaku. Karena nanti aku akan meminta Tuan Jay Finn, asisten James Philip untuk mengambil dan mengurusnya. Saat semua barang-barang yang ada di atas meja kerja selesai aku kemasi, aku duduk dengan santai di kursi putarku melepas lelah sambil menunggu Sandra Tan. Dan tidak berselang lama, pintu ruanganku di ketuk dari luar. “Masuk!” Seketika terlihat Sandra Tan muncul dari balik pintu tersenyum padaku sembari berkata, “Direktur Lea, semuanya sudah siap. Apa kita akan berangkat sekarang?” Aku menganggukan kepala sembari bangkit dari kursi putar meluruskan punggungku, “Ya. Kita akan berangkat sekarang. Jangan sampai kita ketinggalan pesawat.” Aku melangkah dengan pasti keluar ruangan diikuti oleh Sandra Tan di belakangku. Awalnya aku berniat menemui suamiku James Philip terlebih dahulu sebelum aku berangkat. Namun saat aku melewati dinding kaca yang dapat melihat ke dalam ruangannya, aku tidak melihatnya ada di dalam ruangannya. Ruangan itu terlihat kosong dan tidak ada tanda-tanda ada orang di dalamnya. Sepertinya ia belum kembali dari menghadiri rapat dewan perusahaan yang di adakan dari pukul 10 pagi tadi. Aku menghentikan langkahku sejenak dan menoleh ke belakang, “Sandra, apa kamu melihat CEO James?” “Tidak, Direktur Lea.” “Apa rapat dengan Dewan Perusahaan sudah selesai?” “Belum, Direktur. Sepertinya akan berjalan cukup lama karena banyak pembahasan dalam rapat tersebut.” “Baiklah. Kalau begitu kita berangkat sekarang saja.” Aku kembali melangkah menuju lift khusus yang ada di ujung koridor. Tidak butuh waktu terlalu lama dari perusahaan PL Technology menuju Changi Airport. Hingga akhirnya mobil yang di kendarai oleh supirku berhenti di depan pintu masuk utama Terminal 3, Changi Airport. Aku dan Sandra Tan dengan segera turun dari mobil menuju bagian pemeriksaan. Untung saja infrastruktur di Terminal 3, Changi Airport ini sudah canggih. Semua bisa dilakukan sendiri oleh penumpang. Dari pemeriksaan bagasi hingga pemeriksaan imigrasi bisa dilakukan dengan mesin yang telah di sediakan. Hingga kami tidak perlu membuang waktu lama-lama untuk mengurus itu semua. Setelah melakukan semua pemeriksaan, aku dan Sandra Tan pun duduk di ruang tunggu penumpang menunggu jadwal keberangkatan yang akan datang 15 menit lagi. Sambil menunggu jadwal keberangkatan, aku pun menanyakan beberapa persiapan dalam perjalanan bisnisku kali ini. “Sandra, apa semua dokumen yang dibutuhkan sudah kamu persiapkan?” Aku bertanya pada Sandra Tan yang duduk di sampingku. Ia menganggukan kepala dan berkata, “Sudah, Direktur. Semua dokumen penting sudah aku persiapkan.” “Apa semua barang-barangku sudah di siapkan?” “Sudah, Direktur. Segala perlengkapan yang Direktur butuhkan sudah aku siapkan. Termasuk pakaian dan long coat yang Direktur minta sudah aku persiapkan. Kebetulan sekali setelah aku menghubungi pihak LV tadi pagi, mereka langsung mengirimkan koleksi long coat terbaru mereka ke kantor. Jadi aku langsung masukan ke dalam koper.” “Ya, terima kasih. Sekarang di Tokyo sedang musim dingin, jadi aku membutuhkan coat tersebut. Ini pengalaman pertamaku ke Tokyo, jadi aku harus menyiapkan itu juga. Bagaimana denganmu? Apa kamu tadi juga sudah membeli coat untukmu?” “Kebetulan beberapa tahun lalu aku pernah ke Tokyo di musim dingin, Direktur. Jadi aku tidak perlu membeli coat baru.” Sandra Tan tersenyum padaku. Aku membalas senyumannya dan kembali bertanya, “Bagaimana dengan hotel dan akomodasi kita?” “Aku sudah mengatur semua, Direktur. Aku memesan kamar di hotel bintang lima yang tidak jauh dari gedung perusahaan Maxwell Inc. Untuk akomodasi, beberapa hari yang lalu pihak Maxwell Inc mengatakan bahwa mereka yang menyiapkannya.” Aku tersenyum ringan, “Syukurlah. Baru kali ini aku melakukan perjalanan bisnis yang di service dengan sangat baik oleh pihak perusahaan rekanan kita.” “Ini semua berkat Direktur.” “Berkatku? Maksudmu Sandra?” “Maaf, Direktur. Aku tidak bermaksud lancang. Tapi ini semua karena kecerdasan yang Direktur miliki dalam bernegosiasi hingga pihak Maxwell Inc akhirnya mau bekerja sama dengan kita. Beberapa bulan lalu aku pernah ikut dengan CEO James menggantikan asisten Jay Finn menemui pihak Maxwell Inc yang datang ke Singapore. Namun sedikitpun mereka tidak tertarik dengan apa yang di sampaikan oleh CEO James. Bahkan aku mendengar pihak mereka mengatakan bahwa CEO James terlalu sombong. Maaf Direktur Lea, jika aku lancang dan mengatakan yang sebenarnya.” “Tidak apa-apa.” Aku tersenyum pada Sandra Tan yang terlihat sedikit bersalah dengan ucapannya. Tapi aku tidak bisa membantah yang di katakan oleh Sandra Tan. Karena aku sangat tahu bagaimana suamiku. Selama ini ia menghadapi perusahaan-perusahaan kecil dan selalu bersikap angkuh. Karena ia tahu bahwa PL Technology lebih dari mereka yang ia hadapi selama ini di Singapore. Namun kali ini kami sedang berhadapan dengan perusahaan teknologi raksasa di Jepang. Bahkan Maxwell Inc sudah sangat terkenal di dunia teknologi Internasional. Perusahaan itu tidak diragukan lagi kekuatan dan pengaruhnya di bidang teknologi. Jadi untuk menghadapinya tidak bisa menggunakan keangkuhan, tapi dengan berbagai keuntungan yang di berikan PL Technology kepada pihak mereka. Dan tentunya dengan cara penyampaian yang tepat dan meyakinkan. “Apa saja jadwal kita seminggu kedepan, Sandra?” “Besok ada pertemuan dengan pihak Maxwell sekaligus menandatangani surat perjanjian kerja sama di gedung perusahaan Maxwell Inc. Hari kedua kita menghadiri acara peluncuran aplikasi ChatTime, yaitu aplikasi besutan anak perusahaan Maxwell. Hari ketiga ada kunjungan ke Maraikan bersama pihak Maxwell Inc. Hari keempat, malamnya kita menghadiri pesta ulang tahun Tuan Osvald Maxwell, pemilik perusahaan Maxwell Inc. Hari kelima kita ada undangan dari Maxwell Inc untuk menghadiri Iwate Snow Festival di Tohoku. Hari ke enam kita kembali ke Tokyo dan hari ke tujuh jadwal bebas, Direktur. Sepertinya perjalanan bisnis kali ini terasa menyenangkan. Karena kita bisa sekaligus berlibur.” Sandra Tan menjelaskan panjang lebar “Sandra, kenapa sampai tujuh hari jika di hari ke tujuh tidak ada jadwal apa pun?” “Maaf, Direktur. Aku sengaja mengambil perjalanan tujuh hari agar Direktur dapat bersantai sejenak dari segala rutinitas. Selain itu, di hari ke tujuh aku ingin mohon izin sehari karena ingin menemui keluargaku yang ada di Tokyo. Apa Direktur mau memberiku izin untuk libur sehari saja?” “Apa kamu memiliki saudara di Tokyo?” Sandra Tan menganggukan kepalanya, “Ya, Direktur. Dari lahir hingga remaja aku tinggal di Tokyo. Kemudian aku ikut orang tuaku pindah ke Singapore.” Aku tersenyum, “Baiklah. Di hari ke tujuh, kamu pergilah mengunjungi keluargamu. Sepertinya apa yang kamu katakan benar. Aku butuh waktu bersantai sejenak dari segala rutinitas. Semenjak perusahaan ini di berubah menjadi PL Technology lima tahun lalu, rasanya waktuku sepenuhnya tersita untuk mengurusnya bersama James. Bahkan aku sangat jarang memiliki waktu untuk berlibur.” Baru saja aku selesai berkata, di ruang tunggu tempat kami duduk saat ini terdengar panggilan dari staff maskapai penerbangan untuk memasuki pesawat bagi penumpang yang hendak berangkat ke Tokyo. Aku dan Sandra Tan pun dengan segera bangkit dari duduk kami dan melangkah menuju pintu gate keberangkatan. Ini adalah perjalanan bisnis terjauhku selama lima tahun terakhir. Dan aku berharap perjalan bisnis kali ini berjalan dengan lancar dengan hasil yang memuaskan. Karena aku sangat ingin menjalin kerja sama baik dengan perusahan yang sangat berpengaruh seperti Maxwell Inc ini.  Saat aku telah memasuki pesawat, aku pun duduk di Business Class yang telah di siapkan Sandra Tan untukku. Aku duduk di window seat yang ada di samping jendela pesawat. Sedangkan Sandra Tan duduk di aisle seat di sampingku. Aku duduk di window seat dengan tenang sambil membaca beberapa dokumen yang telah dipersiapkan oleh Sandra Tan sebelumnya. Sepanjang perjalanan aku terus membaca dokumen yang ada di hadapanku. Karena aku ingin tampil prima di depan pihak Maxwell Inc besok untuk menyampaikan segala hal yang berhubungan dengan kerja sama antara dua perusahaan. Aku tidak ingin kerja sama ini gagal karena kekuranganku dalam menyampaikan apa yang ingin aku sampaikan. Aku harus berhasil mendapatkan kerja sama dengan pihak Maxwell Inc. Namun selama di perjalanan menuju Tokyo, tidak tahu kenapa perasaanku tidak enak. Aku merasa sulit untuk focus dengan lembaran kertas yang ada di hadapanku. Bahkan tiba-tiba aku merindukan suasana Masion Phillip, dimana aku tinggal bersama James Phillip semenjak aku menikah dengannya. Mungkin saja ini semua karena aku sudah terbiasa di mansion itu dan baru kali ini melakukan perjalan bisnis yang jauh dan cukup lama.     
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD