Nirina sangat menyukai sebuah tantangan, baginya menghancurkan perempuan yang terlihat seperti iblis jahat ini sangat mudah baginya, apalagi dalam hal menyindir atau memprovokasi orang lain. Nirina bahkan mengulum senyumnya ketika Risma secara terang-terangan menatapnya dengan dingin. "Dimana Papi, Adiwilaga?" Tanya Risma. "Ada disuatu tempat dan Papi sedang memulihkan kondisinya," ucap Adiwilaga. "Saya ingin bertemu Mas Muktar!" Ucap Risma. "Untuk apa?" Tanya Adiwilaga. "Saya ini istrinya, saya lebih berhak ada disampingnya. Kamu sengaja menculik suami saya yang sedang sakit dan membawanya pergi tanpa sepengetahuan saya," lirih Risma. "Nggak usah bersandiwara, kamu yang paling merasa diuntungkan jika Papi saya meninggal, jadi kamu membiarkannya dirawat dirumah oleh perawat yang tida

