Sultan tiba di perusahaannya. Pria itu menyalakan ponselnya yang ia matikan sejak semalam. Seketika, banyak pesan masuk, termasuk dari Sarah. "Dia pasti marah," gumamnya. Sultan pun berpikir untuk meredakan amarah Sarah agar nanti lebih mudah untuk bicara dengan kekasihnya itu. Sultan membaca pesan-pesan Sarah padanya. [Mas, kamu berubah.] [Mas, aku ke apartemen kamu, kamu di mana?] [Jangan bilang kamu tinggal sama Rumaisyah.] Sultan menghela napasnya panjang, tadinya ia berniat memperbaiki komunikasinya dengan Sarah, tetapi setelah membaca pesan-pesan itu, Sultan lebih memilih untuk mengabaikannya saja, ia tidak mau bicara dengan orang yang sedang emosi. "Dah lah, nanti saja ngomong sama dia, lebih baik aku selesaikan semua pekerjaanku supaya bisa cepat pulang." Sultan tersen

