Part 1. Earth Not Save Anymore

1525 Words
Memasuki tahun 2068, matahari kian meredup membuat tumbuhan di bumi mengalami kelangkaan dan hewan perlahan mengalami kepunahan. Tanah juga menjadi asam seiring waktu. Oksigen semakin menipis dan air bersih tidak bisa lagi kita nikmati secara gratis. Bumi seakan berada di dalam kondisi sekarat dan tidak bisa diselamatkan lagi, membuat para Creator Elite berlomba-lomba melakukan eksperimen di Mars. Bertujuan untuk membangun kehidupan baru yang indah di luar angkasa sana. Namun masih membutuhkan waktu dan dana yang lebih banyak lagi untuk merealisasikan rencana itu. Sementara para ilmuwan melakukan eksperimen, masyarakat di seluruh dunia kini beralih dengan menghabiskan waktu di dalam dunia virtual game yang diciptakan oleh perusahaan besar Dragenesis Game, yang adalah milik seorang milyuner kaya bernama Mark Jefferson. Mark sendiri dulunya adalah seorang Creator game jenius yang berhasil naik level menjadi seorang Elite karena kekayaannya yang mencapai ratusan triliun dollar berkat game virtual miliknya yang diberinya nama M2 (Miracle Mirror). Di dalam game itu, semua hal bisa kita lakukan. Hal yang mustahil di pikiran manusia sekalipun, bisa kita lakukan di sana. Seperti bermain pin ball raksasa, berburu dinosaurus, mengalahkan Godzilla, bermain ski di gunung Everest yang terbalik dan masih banyak hal lainnya, tergantung sejauh apa imajinasi yang kau miliki. Ya, semuanya kembali lagi pada sebaik apa otak dan isi kantongmu bekerja karena, jika kau tidak memiliki uang maka hidupmu tak akan berarti lagi. "Hei! Cepat bekerja! Tidak ada yang boleh bermalas-malasan di sini," Begitulah setiap harinya teriakan para Ruler yang didengar oleh Colony yang memang diharuskan bekerja untuk memilah sampah besi di tempat pembuangan sampah. Tentu saja melelahkan bekerja di sana. Kau diharuskan menggunakan masker gas respirator full face agar udara tetap dalam kondisi bagus saat masuk ke dalam tubuh. Kenapa? Karena pencemaran udara di daratan bawah sangatlah mengerikan. Jika sedang tidak di dalam rumah, sebaiknya jangan pernah sekalipun melepas masker itu. "Hei 708! Ikut aku! Kau dipanggil bos," ucap Ruler saat menghampiri salah seorang pekerja. Ya, semua para pekerja terdaftar dengan nomor urut di sini. Jadi tidak ada yang mengetahui identitas satu sama lainnya di sana. Lagi pula tidak ada untungnya saling mengenal selain hanya jika kau bersedia untuk terus ditindas dan dimanfaatkan oleh kenalanmu. Begitulah perubahan jaman sekarang ini. Seseorang yang dipanggil dengan nomor 708 tadi langsung patuh dan mengikuti Ruler yang tengah berjalan di depannya itu. Melewati para pekerja lainnya, 708 terlihat tetap santai dan percaya diri tanpa peduli jika para pekerja lainnya menatapnya tidak suka. "Masuklah," ucap Ruler itu setelah menekan sebuah tombol membuat pintu terbuka dan 708 tentu saja langsung berjalan masuk ke dalam sambil membuka masker yang dikenakannya. Melewati para Ruler yang masing-masing membawa s*****a, 708 terlihat berjalan sedikit cepat menuju ruangan bos yang memanggilnya. Bukan karena takut, hanya saja ia ingin cepat pulang ke rumah. Dia yakin bos memanggilnya untuk membiarkannya pulang lebih cepat hari ini. "Kau lagi? Bagaimana kau bisa sangat berbakat dalam memungut sampah? Hahaha.. sudahlah masuklah," ucap seorang Ruler yang berjaga di luar ruangan bosnya itu. 708 tetap santai dan langsung masuk tanpa sungkan. "Masuklah. Seperti biasa kerjamu bagus. Kau menemukan titanium seberat 8.6kg dan alumunium seberat 6,7kg. Totalnya $123. Kau bisa pulang cepat juga. Kumpulkan energimu untuk bekerja dengan bagus seperti ini lagi besok. Kau boleh pergi," ucap Bos itu terlihat senang tapi 708 nampak biasa saja dan langsung memilih pergi keluar dari sana dengan ekspresi wajah yang bisa dikatakan kecewa. Selalu seperti itu. Bosnya selalu memotong bayarannya. Tentu saja ingin sekali 708 melawan dan mengharapkan keadilan tapi apalah daya dirinya. Para Ruler memang selalu seperti itu. Mereka ada bukan untuk melindungi rakyat. Mereka ada untuk memeras rakyat. Setelah keluar dari kantor bosnya, 708 terlihat berjalan menuju ruang ganti untuk mengambil baju dan juga tasnya yang memang selalu disimpannya di dalam loker sebelum bekerja. Jika kalian bertanya kenapa di jaman ini tenaga manusia masih dibutuhkan dan kenapa tidak mengandalkan tenaga mesin saja? Itu karena alasan yang sama udara di daratan semakin tercemar membuat mesin yang terbuat dari besi mudah berkarat dan hancur. Itulah mengapa manusia masih diperkerjakan. Terlebih lagi juga masih banyak orang yang membutuhkan uang untuk bertahan hidup di dunia yang sulit dan serba mahal ini, jadi hal itu cukup menguntungkan rakyat biasa seperti para Colony. 708 bergegas pergi dari tempat kerjanya itu dengan kembali menggunakan masker. Di sepanjang perjalanan, seperti biasa ia melihat berbagai hal semacam tindak k*******n, pengancaman dan lainnya, tapi ia hanya bersikap acuh dan diam. Karena jika kau ikut campur sekali maka, hidupmu akan berada di bawah kendali orang-orang jahat itu selama seumur hidup. "Tolong berikan aku 2 porsi makanan dan obat seperti biasa," ucap 708 saat setelah memasuki sebuah toko serba ada di dekat rumahnya itu. "Ini. Selamat menikmati, Arthur," ucap si penjual yang memang selalu ramah padanya karena ia memang tergolong anak baik yang tidak banyak bertingkah selama ini. Namanya Arthur Vieri. Dia adalah seorang anak yatim piatu yang tinggal di rusun bersama pamannya tepat di lantai 5 gedung B. Kedua orang tuanya meninggal karena perang dunia yang pecah di tahun 2031. Memang seperti sebuah keajaiban dia masih hidup dan sehat sampai sekarang. Pamannya bilang, dulu dia ditemukan di dalam selokan saluran pembuangan sampah. Sejak saat itu Arthur tinggal bersama orang yang dianggapnya seperti pamannya sendiri itu sampai sekarang. Ia terus merawatnya dan tidak mengeluh sedikitpun meski pamannya sering sakit-sakitan karena usia lanjutnya. "Arthur..." "Ya, ini aku paman. Ini aku bawakan makanan dan obat. Paman makanlah dulu dan minum obatnya, ya," ucap Arthur terdengar sopan membuat pamannya tersenyum. "Kau anak yang baik sekali, nak. Tapi sungguh. Berhentilah membuang uangmu untuk membeli obat. Aku baik-baik saja, Arthur," ucap Paman Arthur terdengar pasrah. "Jangan begitu, Paman. Kau harus sehat dan naik ke orbit bersamaku suatu hari nanti. Kudengar kehidupan di sana menyenangkan sekali. Kita tidak perlu khawatir sakit juga karena ada alat untuk menyembuhkan segala penyakit dalam hitungan detik. Tumbuhan dan makanan tak terbatas juga akan tersedia di sana. Udara sangat bersih dan kita tidak perlu takut untuk keluar rumah lagi. Karenanya Paman harus sehat. Ayo makan," ucap Arthur mencoba membujuk pamannya itu dan berhasil. Pamannya membuka mulutnya dan menerima suapan makanan darinya. Arthur merasa bersyukur akan hal itu. "Jika paman merasa lelah setelah ini istirahat saja, ya. Aku akan ada di kamar seperti biasa jika Paman memerlukan sesuatu," ucap Arthur sambil dengan sabar dan hati-hati menyuapi Pamannya itu. "Tidak. Paman akan tidur saja. Paman merasa lelah sekali. Dan tentang impianmu itu, aku ingin kau naik ke Orbit dan hidup dengan nyaman meski itu tidak bersamaku. Berjanjilah padaku kau akan mewujudkan impianmu itu demi diriku. Hiduplah dengan layak dan berbahagialah, Arthur. Kau pantas untuk itu. Lebih dari pantas. Kau jagoanku. Aku yakin kau bisa melakukan itu," ucap Paman Arthur terdengar senang dan berharap penuh padanya, membuat Arthur mengangguk pasti seolah memiliki tekad penuh untuk mewujudkan impiannya itu. "Aku berjanji akan membawa kita ke sana suatu hari nanti, Paman. Aku pasti akan melakukannya," ucap Arthur dengan suara yang terdengar bersungguh-sungguh membuat Pamannya tersenyum bangga dan menepuk pundaknya seperti tengah menyalurkan keyakinan penuh padanya. Orbit. Itu adalah tempat tinggal hunian baru bagi orang-orang spesial seperti para ilmuwan yang sedang melakukan penelitian tentang Mars. Letaknya berada di dekat atmosfer bumi. Hanya orang kaya, terpandang, dan terpilih yang bisa tinggal di sana. Namun, Arthur tidak pernah menyerah akan impian itu. Ia yakin suatu saat nanti ia bisa tinggal di sana atau setidaknya membuat Pamannya itu merasakan kenyamanan hidup di sana selagi masih ada waktu. Ia ingin membalas budi dengan membiarkan Pamannya merasa hidup nyaman. Meski hanya untuk satu menit saja. Arthur akan melakukan apa pun untuk mewujudkannya. Karenanya dia bekerja tanpa lelah. Dia ingin mengumpulkan banyak uang untuk membawa Pamannya Transit ke Orbit suatu hari nanti. Setidaknya, satu kali Transit ke atas sana membutuhkan biaya sekitar $450.000. Itu bukan hal yang mustahil untuk dilakukan. Begitulah keyakinan Arthur bekerja selama ini. Semangat di dalam dirinya bekerja dnegan baik saat mengingat keyakinannya itu. "Baiklah. Sudah selesai. Paman beristirahatlah, ya. Aku akan pergi ke kamar," ucap Arthur setelah membuang sampah bekas makanan pamannya tadi ke tempat sampah. "Jangan lupa makanan. Kesehatanmu lebih penting dari pada bermain game kesukaanmu itu," ucap Pamannya sebelum pintu Arthur tertutup. Ya, Game M2 (Miracle Mirror). Seperti halnya wabah, Game ini menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia dan membuat semua orang menyukainya hanya dalam hitungan detik. Kecanduan bermain game itu tidak bisa dihentikan kecuali kau tidak punya uang lagi yang bisa digunakan di dalam game itu. "Ada pesan? Dari siapa?" ucap Arthur saat melihat kacamata VR miliknya menyala yang berarti jika ada sebuah pesan masuk untuknya. "Orochi?" gumam Arthur bingung kemudian memakai kacamata VR nya itu dan, "Hei! Ayo cepat masuk ke sini, pertandingan akan segera di mulai. Apa ini berarti sainganku akan berkurang satu karena kau tak hadir?" Begitulah hologram avatar Orochichris yang muncul setelah Arthur mengenakan kacamata VR nya. Arthur terlihat tersenyum kecil dan langsung memosisikan dirinya berdiri di atas alat rakitannya sendiri yang biasa digunakannya untuk bermain game itu, sebelum akhirnya menghubungkan dirinya dan masuk ke dalam dunia game itu. "Wellcome to the M2..." Begitulah kata sambutan yang selalu didengar Arthur sesaat setelah memasuki dunia game itu setiap harinya. Dan sedetik setelah masuk, avatar miliknya yang dibuatnya hampir menyerupai dirinya itu langsung muncul, seolah dia benar-benar berada di dalam sana. 'Baiklah. Ayo kita kalahkan semua orang sekali lagi,' Bersambung...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD