Bab 2.

1348 Words
"Bie, walaupun kita sudah siap. Keadaan tetap tidak akan mendukung. Kita lebih sedikit dari mereka,. Selain itu, persenjataan mereka lebih banyak. Aku takut kita-" Rey menghentikan kalimatnya karena dia takut Tebie tak suka dengan apa yang akan dia katakan. Ya, benar sekali, wajah istrinya mengkerut bertanda tidak suka dengan kalimat yang Rey katakan! sekalipun itu benar. "Jadi kau berpikir kita pasti akan mati..?! Kita sudah membuat Steve seperti ini. Dia pun sudah menjalankan semuanya sesuai dengan rencana. Setidaknya, Nadia akan menyelamatkan Steve dan memberitahu kita waktu mereka untuk mulai bergerak. Ini sangat penting, agar kita tahu waktu yang pas untuk kita." Rey berusaha menahan tangan Tebie agar melihat ke arahnya. Dia bisa paham jika apa yang di lakukan Tebie saat ini demi membalas kesalahan masa lalunya. Tapi ini sungguh tidak benar. "Bie, aku tahu kau sangat paham dan ahli dalam strategi. Tapi kau sudah membaca peta lokasinya, Ini tak mudah, Sebaiknya kita-" Tebie kembali mengkerutkan wajahnya, tentu saja itu membuat Rey menghentikan kalimatnya. "Lari?! Kau ingin mengatakan itu padaku,? Walaupun kita memiliki uang lain yang tak akan habis tujuh turunan jika memutuskan untuk lari. Ibuku tidak akan pernah ikut bersama kita, dia wanita yang keras kepala, Lalu aku?! Aku tak mungkin meninggalkan ibuku begitu saja." "Aku tak bermaksud begitu, Hanya saja seharusnya kita melihat kenyataan." Tebie memejamkan matanya, "Aku selalu mendengarkanmu, Hanya saja kau tak pernah puas." "Tolong ajak aku bertengkar, aku cukup sibuk akan semua ini, Kau tahu ini tidak mudah tapi masih saja mengajak aku bertengkar! Apa semua ini mendatangkan kepuasan bagimu,? “Stop, aku tidak bisa berkata apapun lagi sekarang, tapi keadaan ini masih bisa di pertahankan. Kau jangan pernah meremehkan dirimu sendiri dan kelompok kita. Lebih baik kau istirahat karena aku juga butuh ketenangan yang luar biasa saat ini.” Tebie masih berusaha menenangkan Rey yang tidak pernah tenang beberapa hari terakhir ini. “Apa kau sangat kecewa sekarang, tapi kita sudah bekerja keras Bie,” Hanya membujuk Tebie saja Rey tidak bisa, “Please tinggalkan aku sendiri,” Tebie memohon pada suaminya. Wanita itu mengambil telepon genggam, lalu menghubungi seseorang yang ada di seberang telepon dengan bahasa portugal. “Mereka sudah pasti menyerang dalam waktu 70 jam lagi, motifnya masih sama. Ingin semua yang berhubungan dengan IL Company. Saya rasa Nyonya Lily juga sudah tahu dengan keadaan ini. Beliau memiliki informan yang lebih banyak dari pada anda. Jadi kekhawatiran anda bisa di katakan tidak beralasan sama sekali.” Tebie mematikan panggilan telepon tersebut. jika ibunya sudah tahu, itu berarti mereka sudah bersiap. Tebie mengangkat panggilan telepon itu kembali. “Bagaimana perkembangannya?!" “Saya tidak menemukan sedikit pun jejak saudara Nona Seyna.” jawabnya. “Apa betul informasi yang anda dapatkan Nyonya, karena berdasarkan keterangan orang dalam yang sudah saya berikan uang. Tuan Enso sama sekali tidak pernah membawa gadis lain yang berasal dari Indonesia selain Nona Seyna.” “Hah, sial.” “Nyonya, apa ini motif anda mengulur waktu,? apa saudara Nona Seyna lebih penting daripada nyawa anda sendiri?!" Tebie menghela napasnya, “Aku melakukan ini karena rasa bersalahku dan sebagai cara anakku mengungkapkan penyesalannya. Enso harus tahu jika keluarga ini terpecah belah. Tak ada komunikasi antara aku dan ibu. Karena hubungan keluarga yang retak merupakan awal dari ke runtuhan. Baik Kika ataupun Nadia akan menyampaikan semua hal ini pada Enso. Ini adalah strategi yang aku mainkan. Enso menganggap kita lemah, padahal kita sudah siap dari awal. biarkan kedua wanita itu menjadi tameng Enso, memberikan informasi bodoh yang tidak berarti sama sekali,” Tebie menyunggikan senyumnya, wanita ini siap memberikan kejutan untuk Tuan Enso. “Nyonya,” “Lebih baik tidak kita bicarakan lagi, aku lebih siap daripada mereka.” “Tapi-” “Jangan pikirkan apapun, percayalah padaku,” Tebie memainkan kalung bermata zamrud miliknya. Panggilan telepon tersebut berakhir, Tebie duduk di sofanya. “Sejak kapan kalian di sini?!" Dua orang pria berpakaian hitam maju, “Sejak kau membuka batu tersebut dan meniupkannya,” “Aku hampir saja mengunjungi kalian jika tak datang dalam waktu dekat,. aku sudah melihat catatan rahasia keluargaku, ada dana yang berjumlah cukup besar di salurkan di sebuah desa yang berada pada kaki Akaishi Mountain. Aku yakin itu adalah kalian,” “Kami tak perlu di cari karena kesetiaan mendatangi TUAN-nya,” Tebie masih menatap lurus ke depan, dia tak akan kalah dari Enso. Senjata api tak cukup kuat melawan mereka, hanya saja mereka kalah jumlah. Wanita yang tengah memijit kepalanya ini masih belum menemukan solusi sama sekali, “Apa yang harus aku lakukan?!" dia mengusap wajahnya dengan kasar. “Curi senjatanya, lebih baik jadi pemburu dari pada mangsa,” jawab salah satu dari mereka yang maju selangkah dari posisinya. “Apa kau mengundang kami untuk mati bersamamu,? menggali kuburan bersama?!" Tebie menggigit bibirnya sendiri, benar apa yang di katakan tamunya ini. Apa dia begitu putus asa karena kalah pada jumlah,? apa tak terlalu percaya diri sama sekali hingga hal ini terjadi,? “Apa rencana kalian,? atau kalian bisa membuka topeng ninja itu lebih dulu dan mengganti pakaian.” Mereka berdua saling pandang,. “Kami tidak datang atas nama pribadi, jadi kami tidak akan melakukan hal itu karena yang lain masih berada di luar,” jawab salah satu dari mereka. “Baiklah, aku menyesal karena tak bisa menjamu kalian semua dengan keadaan ini.” “Tidak masalah untuk hal sepele bagi kami, hanya saja aku mendapat kabar kalau mereka sudah mendekat, hitungan 3x24 jam bukanlah waktu yang lama. Saya harap anda paham.” “Aku sangat paham dengan apa yang kau katakan, Tuan. Saya berpikir dua kali lipat dari hari biasa karena semua hal ini. Apa menurut kalian saya harus kembali?!" “TIDAK, anda akan tetap di sini, apa anda mau mendengar rencana kami?! karena tipuan saja tak cukup untuk mengalahkan mereka, dengan persenjataan ilegal yang mereka dapatkan tentu saja ini menyulitkan bagi kita, tapi bisa apa untuk ini,? kami hanya orang-orang yang berlatih dengan teguh, bergerak dengan cepat. menggunakan ilmu ilusi untuk menipu lawan. Tapi kami tetap tak bisa melawan seperti ini,” Rey yang sejak tadi mendengar apa yang mereka katakan pun masuk. “Apa rencananya,? Bie, aku juga berhak,” Rey menatap Tebie yang ingin menahan dirinya agar tak banyak bicara. Salah satu dari mereka mengeluarkan kertas yang berisikan peta. “Waktu kalian sangat sedikit. temukan mereka, kami akan berjaga dengan ketat.” “Siapa mereka?!" “Ninja bayaran, mereka ada bukan karena kesetiaan, tapi karena uang, kami rasa anda sangat memiliki uang jika hanya untuk memanggil mereka, setidaknya mereka mengerti tentang persenjataan modern. Pergilah karena mereka berada di lereng gunung Fuji, medannya sangat berat,” Seolah tak ada pilihan Rey langsung menyentujui apa yang mereka katakan. Jujur saja mereka tak akan bisa mendapatkan senjata api sebanyak yang di miliki Enso, “Apa yang membuat dirimu masih termenung,? siapkan dirimu, kita akan berangkat dari Bandar Udara Internasional Adolfo Suárez Barajas Madrid menuju Bandar Udara Gunung Fuji Shizuoka satu jam lagi. Kau harus mendengarkan aku, sebelum kau menyesal melihat tubuh ini terbujur kaku,” “Hah,” Rasanya d**a Tebie sesak sekali, dia tidak bisa bernapas dengan normal. Tebie berdongak saat melihat tangannya di raih seseorang, “Apa lagi?! apa kau benar-benar ingin melihat aku mati?!" Rey sungguh tak sabar, dia tak ingin semua berakhir seperti ini, walaupun dia tahu perjalanan ini tidak mudah, Rey masih ingin mengusahakan semuanya. Karena dia tahu kehidupan ini bukan hanya miliknya. Banyak orang yang berharap berada dalam posisi ini. Siapa yang bisa menjamin anak-anak akan tetap hidup bahagia saat Enso mengambil alih segalanya. Anak-anak yang Rey masuk adalah mereka yang selalu menunggu uluran tangan dari IL Company. Tebie dan Rey sangat sibuk dengan urusannya sedangkan mereka yang ada di rumah utama saat ini berniat mengadakan pesta besar-besaran. Entah apa yang Sia pikirkan sampai mengajukan itu pada Lily sebagai bentuk atau momen kehamilannya dan Seyna. Dia berusaha dengan keras merayu sosok Nyonya besar yang terkenal dengan sikap dingin dan ramahnya, Dia bisa berubah-rubah sesuai dengan selera. "Jadi adalah pesta untuk merayakan kehamilan kalian?! Apa Seyna sudah tahu?! Sejujurnya aku tak yakin bahwa dia juga menginginkan ini." "Yap, dia akan tahu sebentar lagi, Aku akan memberitahukannya sekarang juga, Bagaimana menurut anda."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD