Sayup suara burung dari pepohonan di taman belakang rumah Alfian membangunkan Bianca, mengeliat guna merilekskan tubuhnya yang sedikit kencang, tangannya bergerak menyentu bibir ranumnya. Ingatan akan ciuman dan pagutan yang Fabian berikan malam tadi membuat debaran jantungnya semakin menggila. Dia segera beranjak dari tempat tidur. Berjalan menuju kamar mandi untuk menyikat gigi dan mencuci mukanya. Jam masih menunjukan setengah enam pagi, saat dia keluar dari kamar. Aroma mentega dan s**u yang mengoda indra penciumannya membuat Bianca yang masih berada di tangga, mempercepat langkahnya menuju dapur, tak biasanya Rani membuat kue sepagi ini. Langkahnya terhenti, senyumnya tak dapat dia sembunyikan saat melihat ke arah dapur. Bukan Rani, seperti yang dia pikirkan tadi, melainkan Fabian te

