Chapt 1. Ayra's Past 1

2945 Words
---**--- Mansion Gulbahar, Dubai, Uni Emirat Arab., Kamar Ayra., Malam dini hari.,             Seorang wanita masih terus gelisah dalam posisi rebahannya di king size nya. Air mata masih terus bercucuran di kedua sudut matanya. Bahkan wajahnya sudah terlihat sembab jika mengingat kejadian itu.             Kejadian satu bulan yang lalu. Dimana dirinya terlalu polos untuk menikmati hidup di dunia ini. Tanpa memikirkan bahwa setiap orang memiliki sifat yang berbeda-beda. Bahwa setiap orang bisa saja berniat buruk pada kita, walaupun tidak saling mengenal satu sama lain.             Dan sekarang ?             Dirinya terjebak dalam kepahitan masa lalu yang membuat harga dirinya terjatuh. Bahkan sudah tidak ada sama sekali. Seketika dirinya mengingat pesan Mommy nya. ”Harga diri seorang wanita adalah mahkota nya, Sayang. Jadi, harus bisa dijaga dengan sebaik mungkin. Dan hanya suami kita yang boleh mengambilnya.”             Pesan Mommy nya semakin membuat deras air matanya. “Maafkan Ayra, Mommy. Maafkan Ayra. Ayra gagal menjaga amanah Mommy. Maafkan Ayra, Mom, Dad.” Gumamnya pelan, menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu menutup wajahnya dengan selimut tebal yang juga menutupi tubuhnya saat ini. ---**--- Satu bulan yang lalu., Mansion Gulbahar, Dubai, Uni Emirat Arab., Kamar Agha dan Zuha., Pagi hari.,             Seorang wanita tengah nyenyak tidur di king size berwarna pink di ruangan yang sangat mewah dan besar itu. Dia melingkarkan tangan kanannya pada pinggang kekar yang hampir setiap pagi dia peluk saat dia sedang tidur.             Tangan kekar yang dia peluk juga ikut memeluk tubuh mungilnya.             Masih dengan posisi tidur yang nyenyak, suara seorang wanita mengganggu tidur mereka. ”Hallo semuanya. Sudah pagi, ayo bangun!” Teriak wanita itu masuk ke dalam mereka, dan berjalan mendekati king size yang mereka tiduri. Sreeekkkk!!! ”Ayo bangun!” Ucap wanita berusia 47 tahun itu, lalu menyibak selimut yang menutupi tubuh mereka berdua.             Pemilik tengan kekar itu hanya menggeliat pelan, dan memiringkan tubuhnya semakin memeluk erat gadis yang ada di sebelahnya.             Gadis itu, dia mulai membuka suaranya. ”Mommy! Ayra masih ngantuk!” Ucap gadis itu lalu semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh sang Daddy.             Yah! Ayra masih bertingkah sama. Dalam satu minggu, dia harus tidur di kamar Daddy dan Mommy nya minimal 2 atau 3 kali dalam seminggu. ”Dad! Mommy berisik sekali!” Rengek Ayra bersuara serak, menarik selimut itu lagi, dan menutupi tubuhnya dan Daddy nya.             Agha ?             Dalam pejaman kedua matanya, dia sedikit terkekeh. Seperti ini lah pagi mereka, jika putri mereka, Ayra Gohan Alecjandro harus tidur di kamar mereka. ”Mommy. Kami masih mengantuk. Biarkan kami tidur lagi. Ayo, Princess kita tidur lagi. Sini, Daddy peluk.” Ucap Agha bersuara serak, yang masih bisa didengar oleh istrinya. Dan dia memeluk putrinya dibalik selimut tebal itu.             Istrinya, Zuha harus mati-matian membangunkan putri mereka dan mengingatkannya tentang segala aktivitasnya, baik kuliahnya maupun jam  kantornya.             Karena Ayra yang memintanya langsung kepada sang Daddy untuk membiarkannya mengurus perusahaan Mommy nya, The Levent Coltar Hotel. Mengingat jurusan kuliah yang dia ambil adalah Bisnis dan Manajemen Sumber Daya Manusia.             Mendengar ucapan putrinya, membuat Zuha yakin kalau putrinya pasti lupa dengan kuliah paginya dan jadwal rapatnya siang nanti.             Zuha berjalan menuju jendela kaca yang masih ditutupi oleh tirai coklat panjang sampai menyentuh lantai. Sreeekkkkk!! Sreeeeeekkkk!!             Dia membuka lebar tirai panjang disana. Membiarkan cahaya matahari mulai menyinari ruangan tidur yang gelap itu.             Dia kembali melangkahkan kakinya menuju king size tempat dimana dua orang yang sangat dia sayangi itu berada.             Dia menarik selimut tebal itu ke bawah dalam satu tarikan. Sreeeeekkk!! “Bangun, Sayang! Lihat ini sudah jam berapa!” Ucap Zuha seraya mengingatkan putrinya dengan wajah marahnya. “Aaawwwww... Mommy!!” Teriak Ayra saat Zuha mulai menyeret selimut itu ke bawah, dan wajahnya mulai tersorot oleh sinar matahari. “Mom! Silau!” Desis Agha lalu menutup wajahnya dan putrinya dengan bantal.             Zuha hanya menggelengkan pelan kepalanya. Dia kembali melanjutkan kalimatnya. “Baiklah! Mommy sudah ingatkan dirimu, Sayang. Mommy tidak akan bertanggung jawab kalau kau telat dalam ujian mu pagi ini dan rapat mu siang nanti! Okay!” Ucap Zuha seraya menjelaskan detail, melangkahkan kakinya menuju pintu kamarnya.             Sontak Ayra membuang bantal yang menutupi wajahnya dan wajah Daddy nya. “Oh Tuhan! Aku lupa! Ulangan! Ulangan! Ulangan! Mommy hari ini aku ada ulangan!! Tuhannn!!” Teriak Zuha mulai panik lalu lompat dari king size nya dan hendak berlari menuju sang Mommy, namun seketika dia melupakan sesuatu.             Agha yang tahu putrinya akan bersikap sama. Dia menegakkan tubuhnya dan menunggu sampai putrinya mengingat kebiasaan pagi mereka.             Ayra segera berbalik badan. Dan kembali berlari menuju ranjang dengan tubuhnya yang hanya mengenakan hotpants dan tanktop hitam bertali dua. “Daddy! Morning kiss!” Teriak Ayra dan Agha mulai mencondongkan tubuhnya ke depan.             Agha mencium bibir  putrinya sekilas. “Semoga beruntung, Princess!” Teriak Agha karena sang putri sudah berlari menuju pintu kamar. “Thank you, Dad!” Jawab Ayra berteriak dan direspon gelengan kepala oleh Daddy nya, Agha.             Zuha mulai membuka pintu kamarnya untuk putri kesayangannya itu. “Mom, kiss!” Ucap Ayra menangkup wajah Mommy nya dengan kedua tangannya lalu mengecup singkat  bibir seksi sang Mommy.             Dia lalu berlari menuju kamarnya yang terletak di sudut ruangan tamu, berseberangan dengan kamar Daddy dan Mommy nya. “Pakai baju yang sopan, Sayang!” Teriak Zuha mengingatkan karena putrinya sudah berlari menuju kamarnya. “Yes, Mommy!” Jawab Ayra kembali berteriak dan direspon helaan nafas kasar oleh Mommy nya, Zuha.             Zuha lalu menutup pintu kamarnya kembali dan menguncinya. Dia tahu, kalau putrinya sedikit mengikuti jejaknya yang suka berpakaian minim. Namun tidak terbuka seperti dirinya dulu.             Dia lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, hendak membersihkan dirinya setelah dari pagi dia menyiapkan sarapan untuk keluarganya. “Like Daddy, like daughter!” Ucap Zuha melangkah masuk ke dalam kamar mandi dan masih bisa di dengar oleh suaminya, yang masih berada di ranjang.             Mendengar ucapan istrinya, membuat Agha membuka pejaman kedua matanya dan meliriknya sekilas. … Kamar mandi.,             Zuha mulai melepas semua pakaiannya. Meletakkannya pada keranjang pakaian kotor. Dia mematut tubuh polosnya di depan cermin.             Dia menerbitkan senyumannya.             Seketika pintu kamar mandi terbuka. Sreetttt!!             Zuha menoleh ke sumber suara. Sigap dia langsung mengambil handuk kimononya dan berusaha memakainya. Namun, orang itu lebih cepat mengambilnya. “Kenapa ditutup, Baby.” Ucap Agha mengambil handuk kimono istrinya dan melemparnya diatas gantungan besi handuk.             Agha mulai mencerminkan tubuh sang istri. “Tubuhmu masih sama indahnya…”             Bisik Agha sensual di telinga kiri istrinya. Sambil membuka seluruh pakaiannya dan melemparnya sembarang. “Ini sangat indah…” Ucap Agha lagi lalu meraba pinggang ramping istrinya, dan mendekatkan miliknya pada b****g sintal istrinya. “Aaahhh…” Pekik Zuha seraya mendesah, dan semakin susah menegukkan salivanya sendiri. “Dulu, ini milik Ayra…” Ucap Agha mulai meraba dan meremas dua gundukan istrinya yang masih terlihat kencang. “Ooughh Agha…” Zuha mulai mendesah dan memegang tangan kekar yang sedang menjamah lembut miliknya. “Tapi sekarang, sudah sepenuhnya menjadi milikku…” Ucap Agha mengecup dan menghisap leher jenjang istrinya. “Aaahh Agha…” Desah Zuha mulai memejamkan kedua matanya.             Agha yang mengerti, dia sedikit mencondongkan ke depan tubuh istrinya.             Zuha yang mengerti, dia kemudian menungging.             Agha mengurut pelan miliknya. Dia memasukkan jemari tengahnya di dalam milik sempit istrinya, dan memutarnya di dalam sana. “Ooughh Agha… oouugh yeaahh aaahhh aaaahhh aaahh…” Desah Zuha sambil menumpukkan kedua tangannya pada cermin besar yang ada di hadapannya.             Agha melepasnya, kemudian perlahan dia memasukkan miliknya ke dalam sana. “Aaahhhh Zuhaaa…” Desah Agha memejamkan kedua matanya.             Zuha ?             Dia mulai menganga. Dengan kedua mata ikut terpejam.             Agha mulai menggerakannya. “Aaaahh aaahhh aaahhhhh” Desah Zuha menahan tubuhnya yang sudah bergerak ke depan dan ke belakang. “Ooohhh you’re so tight! Baby! Aaahhhhhh…” Kicau Agha dalam gerakannya, dengan kedua tangannya memegang pinggul istrinya seraya menahan agar gerakannya tidak terlepas.             Kedua gundukan Zuha yang menari-nari terlihat jelas di balik cermin yang berhadapan dengan mereka. Dan itu menjadi pemandangan menggairahkan tersendiri untuk  Agha.             Zuha, dia menundukkan pandangannya ke bawah, seraya menikmati gerakan yang sangat nikmat  itu. “Aaahhhkkkk aaahhhkk aaahhhkkkk lebih dalam lagi Agha.. Aaahhha aahh aaahhh” Desah Zuha seraya menginginkan gerakan yang kasar dan liar. “Ooohh oohhh ooohhhh”  Agha semakin memperdalam gerakannya, mengangkat satu paha istrinya dan menghujamnya.             Saat gerakan itu semakin mereka nikmati, suara seorang gadis terdengar di kamar mandi mereka. “Mommy! Daddy! Buka pintunya!” Dorrr!! Doorr!! Doorrr!             Teriak Ayra menggendor  pintu kamar mereka. “Oh s**t! Ayra!” Desis Agha karena olahraganya lagi-lagi diganggu oleh putri mereka. “Aaaah aaahh aaaahhh Ayra selalu aaahhh aaaahhh datang disaat yang tidak oouughh oooughh” Desah Zuha mencoba berbicara namun suaminya menghujamnya lebih dalam. “Cepat keluarkan milikmu, Baby! Aku sudah tidak tahan Aaahh aaahhh aaahhh” “Daddy!! Mommy!! Open the door!!!” “Aaahhh aaaahhh aahhh oouughh Aghaaa lebih dalam lagi! aaahh aahh aahhhh!!” “Aaahhh aaaahhhh aaahhh yaaasss Baby!” “Mommy!! Daddy!!” “Aaahhh aahhhh come on Baby!! Come to me!! Oh f**k! f**k!” Plakk!!! Plaakkk!!!             Agha memukul kasar kedua b****g sintal istrinya. “Ooouughhh Agha aku sudah tidak tahan!! Lebih dalam lagi!!” “Aaahhhh aaahhh keluarkan cairan mu sekarang, Miss White! Oh s**t! Aaahh aahhh aahhh!” “Aaahkkk aaahhkkk  Agha I wanna come ooouuughhhhh yaaaasssss yaaassss yaaassss” “Aaaahh aaaahhhkk good job, Baby! Aaahhhh aaahhkkkk” “Momm!! Dadd!!!” “Oouughhh Miss White!!!! Ooougghh oouugghhh oouughhh!”             Agha mengeluarkan miliknya dan menyemburkannya pada b****g sintal istrinya.             Mereka berdua lemas, dan kaki Zuha sudah bergemetar.             Agha sigap menggendong istrinya ala bridal dan membawanya ke bathup. “Istirahat disini, Baby. Aku akan menghadapi macan kecil itu dulu.” Ucap Agha mengeraskan rahangnya dan diangguki iya serta kekehan oleh istrinya, Zuha. “Putrimu pintar menganggu olahraga Daddy nya.” Ucap Zuha terkekeh dan dikecup singkat oleh Agha. … Ceklek!!             Seorang gadis cantik berambut pirang, panjang sebatas d**a. Dress biru langit sebatas atas lutut, dengan ikatan coklat pada pinggang rampingnya. Kaca mata hitam dia sematkan di kepalanya.             Flat shoes berwarna senada dengan dressnya. Ransel hitam sudah dia pakai di punggungnya Wajah cemberutnya dengan tangan bersidekap d**a, membuat Agha gemas melihat putri semata wayangnya ini. “Kalau cemberut begitu, cantiknya akan luntur, Princess.” Ucap Agha seraya menggoda dan merayu putrinya agar tidak marah padanya karena lama membukakan pintu. “Mommy dan Daddy kemana saja! Ayra sudah telat!” “Okay. Okay! Daddy minta maaf. Daddy sedang berolahraga tadi. Dan Mommy kamu saat ini sedang berendam di bathup. Jadi kami tidak mendengar suaramu, Princess.”             Oh sungguh! Agha sangat lihai merayu putrinya. “Pantas saja tidak dengar!” Ucap Ayra sambil merentangkan kedua tangannya, dan memutar-mutar tubuhnya.             Yah! Seperti biasa, sebelum berangkat ke kampus atau ke kantor. Ayra selalu menunjukkan busana yang dia pakai sebagai jadwal rutinnya. “Pakaian mu sudah Okay, Princess!” Ucap Agha mengacungkan jempol  kanannya sambil mengedipkan satu mata genitnya.             Tentu saja tidak. Karena yang seharusnya memeriksa penampilan putri mereka adalah Zuha. Kalau Ayra berpakaian seperti itu, Zuha langsung menyuruhnya untuk mengganti pakaiannya. “Serius, Dad! Thank you, Daddy! Ayra pergi dulu!” Ucapnya hendak mengecup bibir sang Daddy.             Namun saat dia menyentuh kulit Daddy nya yang berkeringat. “Iiiyuuuuhh, Daddy berkeringat! Tidak jadi! Ayra langsung berangkat saja. Bye, Dad!” Teriak Ayra tanpa menoleh ke arah Daddy nya lagi. Dan langsung berlari menuju tangga. “Hati-hati, Princess!!” Teriak Agha melihat putrinya berlari sambil menuruni anak tangga.             Dia menggelengkan pelan kepalanya melihat putrinya yang selalu ceria setiap harinya.             Agha kembali masuk ke dalam, dan mengunci pintu kamarnya lagi. Dia segera menyusul istrinya yang pasti sudah menunggunya di bathup. *** University of Dubai, Dubai, Uni Emirat Arab., Parkiran mobil., Pagi hari.,             Seorang wanita masih berada di dalam mobil hitam mewahnya yang berlogo banteng. Dia telah sampai di tempat yang dia tuju, yaitu kampusnya. Yah! Dia adalah Ayra. Dia merupakan mahasiswi baru Magister jurusan Bisnis dan Manajemen Sumber Daya Manusia di Universitas Dubai. Dia baru dua bulan menjalani statusnya sebagai Mahasiswa Magister. Dia sungguh gelisah kalau sampai dia telat masuk ke kampusnya karena hari ini akan diadakan ujian ulangan. Dia lalu mengambil sebuah kaca kecil dari dalam ranselnya. Dia sedikit merapikan helaian rambutnya yang jatuh di keningnya. Rambutnya yang berwarna pirang, yang sudah diikat sedikit ke belakang. Dan sisanya dia biarkan tergerai lurus ke bawah. Dia lalu mengambil sisir kecil dari ranselnya. Dan merapikan rambut-rambut halus  yang terlihat rapi disana. Kaca matanya yang masih bertengger di kepalanya dia biarkan begitu saja. Oh! Inilah Ayra, Ayra Gohan Alecjandro. Dimana pun dia berada, penampilan selalu menjadi fokus utamanya. Karena dia selalu mengingat pesan Mommy nya. ”Wanita itu harus selalu tampil cantik. Kapan pun dan dimana pun kita berada. Kita harus tampil cantik.”             Mengingat pesan Mommy nya membuat kedua sudut bibirnya mulai mencetak senyuman tipis. Dia mulai bergumam kecil. ”Haahh... Jadi rindu sama Mommy.” Gumamnya pelan lalu kembali membereskan semua barang-barangnya dan meletakkannya kembali ke dalam tasnya.             Sesaat dia menjadi sangat merindukan Mommy nya. ”Aku telepon sebentar saja.” Gumamnya lagi lalu mengambil ponsel dari dalam tasnya.             Dia lalu melepas safety belt nya. Dan membuka kunci pintu mobil, dan membukanya. Melangkahkan kakinya keluar dari mobil, dengan penampilannya yang so feminim.             Dia mengunci mobilnya secara otomatis, hingga suara alarm mobil pun berbunyi. Titt.. Titt..             Dia menyimpan kunci mobilnya di dalam ranselnya, dan memakai ranselnya kembali dengan mengalungkan sebelah talinya saja pada bahu kirinya.             Ayra, dia mulai memainkan ponsel mahal miliknya. Dan mengetik nama seseorang disana. ”Hallo Sayang. Ada apa ?” ”Hallo Mommy. Tidak ada, Mom...”             Ucap Ayra sambil melangkahkan kakinya menuju kampusnya. Karena jarak parkiran mobil dan pintu utama kampus sedikit jauh. Mengingat kampus Dubai memiliki halaman yang sangat luas sekali. ”Lalu ? Kamu sudah dimana sekarang, Sayang ?” ”Tidak ada, Mom. Aku hanya rindu. Ini masih di parkiran mobil, Mom. Mau masuk ke kampus...” ”Kau yakin tidak kenapa-kenapa, Sayang ? Jangan buat Mommy khawatir!” ”Aku serius Mommy! I’m fine...” ”Okay... Okay... Mommy percaya Sayang...” ”Iya, Mom! Ya sudah Mom. Aku tutup dulu. Sepertinya aku sudah telat...” ”Begitu saja Sayang ?” ”Yes, Mom. Ummmuuuaacchhh Mommy... See you, Mom...” ”Uummuuaaccchh...  Good luck, Princess Mommy...” Tutt.. Tutt.. Tutt..             Dia mematikan sambungan teleponnya setelah mendengar suara kecupan jauh dari Mommy nya. ”Haahh... Begini kan lega. Suara Mommy memang ampuh sekali.” Gumamnya pelan sambil terus berjalan dan memasukkan ponselnya ke dalam ranselnya.             Saat dia hendak sampai pada pintu utama gedung kampusnya. Terlihat disana banyak sekali mahasiswa-mahasiswa yanga bersorak dan berkeliaran di luar kampus seperti sedang melihat sebuah pamaren.             Dari jauh, Ayra mengernyitkan keningnya dan bergumam pelan. ”Ramai sekali sih. Ada apa ya ?” Gumam Zuha pelan seraya bertanya-tanya pada dirinya sendiri.             Dia semakin melebarkan langkah kakinya. Dan hampir sampai di pintu utama gedung kampusnya.             Dia mengedarkan pandangannya pada semua mahasiswa yang melihat-lihat ponselnya. Ayra semakin mengernyitkan keningnya. ”Ada apa sih ? Gara-gara telat, jadi ketinggalan berita seperti ini kan! Ah! Sial!” Gumamnya lagi dengan wajah sebalnya.             Ayra, dia lalu mengambil ponselnya kembali dari dalam tasnya. ”Coba check ponselnya deh. Mana tahu ada berita hangat.” Gumam Ayra lalu membuka kunci layar ponselnya dengan lensa matanya.             Saat dia hendak memainkan ponselnya, tiba-tiba seseorang mengambil ponsel miliknya. ”Dapat kau!” Ucap orang itu lalu merampas ponselnya.             Ayra langsung mengalihkan pandangannya ke samping, melihat orang itu yang suaranya sangat dia kenali. ”Elina!” Ucap Ayra dengan suara sebalnya, lalu merampas kembali ponsel miliknya.             Dia yang berwajah sebal, lalu dirayu oleh Elina.             Yah! Elina Harzag. Wanita berusia 25 tahun. Teman satu jurusan Ayra. Dan mereka sudah berteman sejak mereka berada di bangku kuliah Sarjana. Dan hanya dia yang bisa menjadi teman Ayra di kampus itu. Karena sebelum mereka mendaftarkan diri di kampus yang sama, mereka sudah saling tahu bahwa mereka akan saling melanjutkan kuliah masing-masing di jurusan yang sama.             Namun saat dia tahu kalau mereka tidak berada di kelas yang sama. Ayra meminta bantuan Daddy nya untuk menyatukan mereka dalam satu kelas yang sama. Dengan memohon pada pihak kampus.             Agha ?             Tentu saja saat itu dia langsung menuruti keinginan putrinya tanpa berpikir lama. Karena dia sendiri juga senang bila putrinya nyaman dengan teman kampusnya itu.             Yah! Agha sudah tahu dengan siapa saja putrinya berteman. Karena dia selalu memantau putrinya dari kejauhan lewat mata-matanya. Maka dari itu dirinya sangat senang, karena putrinya berteman dengan gadis yang berasal dari keluarga baik-baik. ”Hey, kau itu lama sekali datang! Jadi telat sama gosip kan!” Ucap Elina sambil merangkul pundak Ayra dan menuntunnya berjalan menuju kantin.             Ayra, dia yang masih bisa mendengar ucapan temannya itu. Sedikit meliriknya ke samping. Dia kembali membuka suaranya. ”Gosip ?” Tanya Ayra sambil mengernyitkan keningnya dan mendongakkan kepalanya memandang arah jalan mereka.             Dia kembali melanjutkan pertanyaannya. ”Kita mau kemana ?” Tanya Ayra yang seraya memberi kode kepada temannya, bahwa saat ini mereka menuju kantin, bukan ruangan kelas.             Elina yang mengerti maksud Ayra, dia kembali membuka suaranya. ”Ulangannya dibatalkan. Karena gosip hari ini. Bersyukur lah dirimu, Ayra.” Ucap Elina bersuara cempreng kepada Ayra seraya mengatakan bahwa karena gosip yang sedang menyebar di kampusnya, membuat Ayra tidak terkena hukuman karena telat masuk ke ruangan ujian.             Ayra lalu menghela panjang nafasnya dan kembali membuka suaranya. ”Okay. Sekarang beritahu aku. Ada berita apa ?” Tanya Ayra masih melanjutkan langkah kakinya menuju kantin.             Elina, dia sedikit terkekeh mendengar kalimat jengah dari temannya. Dia pun mulai memberitahunya. ”Ada dosen tampan dari New York. Dia akan mengajari kita cara berbisnis dan menarik perhatian kolega.” Ucap Elina dan direspon dia oleh Ayra.             Dia menghentikan langkah kakinya. Dan menghadap temannya, Elina Harzag. ”Dosen ? Dari New York ?” Tanya Ayra menghadap Elina, menaikkan satu alisnya ke atas.             Elina, dia tersenyum mengangguk iya sambil mengedipkan satu mata genitnya.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD