Chapter 1

1244 Words
"Nis...nanti kalau udah jam istirahat aku traktir ke kantin yuk...!!" ucap Akbar pada Danisa. Akbar adalah kekasih Danisa saat ini. Keduanya menjalin hubungan sejak mereka naik ke kelas tiga SMA. "Insyaallah Kak...soalnya aku ada tugas nih...kalau udah selesai...nanti aku nyusul kakak di kantin" jawab Danisa terlihat malu-malu membuat Akbar ingin segera memeluk sang pujaan hati. "Ya sudah....masuk gi..nanti Pak Ares ngamuk lagi.... hehehehe....!!" ucap Akbar terkekeh jika mengingat bagaimana galaknya seorang Pak Ares guru Agama di SMA X. Danisa pun mengangguk kemudian meninggalkan Akbar menuju ke kelasnya. drrrrttt drrrrttt [Hallo...] [ Bagaimana...?? mau ngga tu anak??] [ Mau lah...dia ngga bakal nolak kalau udah ku ajak..!! siapkan semuanya, setelah istirahat kita eksekusi..] [ Ya sudah...kita tunggu di gudang...] [ok...] Tut Seringai licik terbit di bibir seorang remaja yang saat ini menatap lekat ke arah gadis yang berjalan semakin jauh meninggalkan dirinya. 'Kita lihat Danisa....apa kau masih bisa jual mahal denganku...??' tring tring tring Bel pun berdering menandakan bahwa waktu istirahat pun tiba. Semua siswa pun keluar berhamburan melakukan aktivitas yang sama yaitu MAKAN. Danisa pun seperti itu, tapi Ia lebih dulu mengerjakan tugas Agama yang di berikan oleh Pak Ares padanya. Sekitar lima menit akhirnya tugas pun selesai. Karena Ia sudah berjanji pada sang kekasih untuk makan bersama di kantin, akhirnya Danisa memutuskan menemui Akbar. Sambil berlari-lari kecil, Danisa menghampiri kantin langganan nya bersama Akbar. Ia bisa melihat wajah cemberut sang kekasih karena lama menunggu kedatangannya. "Maaf Kak...Danisa baru saja selesai buat tugas soalnya!!" Dengan nafas yang tersengal-sengal Danisa mencoba menjelaskan keterlambatan nya agar Akbar mau memaafkannya. "Ya sudah....ayo makan...!! entar keburu dingin" ketusnya membuat Danisa tertunduk. "Maaf ya Kak...!!" Acara makan pun berlangsung tanpa ada yang bicara. Hingga sesuatu hal membuat Akbar menyeringai. "Kak....kok perasaan Danisa ngga enak ya??? cuacanya ko panas banget...gerah lagi...!!!" ucap Danisa yang sibuk mengibas-ngibaskan tangannya karena merasa begitu gerah. 'Yes...kena kau Danisa..!!' "Lho... cuacanya ngga gimana gimana Nis...!" " Tapi kak...eeunnggghh...panas!!!" ucap Danisa sedikit melenguh membuat Akbar semakin tergoda. "Ya sudah...ayo ikut kakak..." " Tapi kemana Kak....?? Danisa masih ada kelas...emmmpphhh" Danisa hendak menolak, namun entah mengapa sentuhan Akbar padanya membuatnya melenguh ingin mendapatkan lebih 'ahhh kenapa dengan diriku???' Tanpa menolak Danisa akhirnya mengikuti keinginan Akbar. Dengan senyum sumringah Akbar akhirnya mengajak Danisa ke gudang sekolah. Disana dua orang temannya sudah menunggu untuk ikut berpesta menikmati tubuh Danisa. Akbar adalah pria tampan yang begitu diminati oleh gadis gadis cantik di sekolahnya. Namun entah mengapa Ia tertarik pada seorang Danisa yang menjadi primadona sekolah namun tak tertarik sama sekali padanya. Akhirnya Ia membuat sebuah taruhan bersama dua orang temannya bahwa Ia akan mendapatkan seorang Danisa. Tak sampai disitu saja. Selama menjalin kasih bersama Danisa, Akbar yang memang suka menyentuh wanita wanitanya, tak mendapatkan semua itu dari Danisa. Keduanya hanya bisa saling menggenggam tangan tanpa melakukan apapun. Hal itu sengaja Danisa lakukan karena tak ingin terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Ternyata hal itu membuat Akbar penasaran, hingga gelap mata merencanakan hal kotor untuk bisa mendapatkan apa yang Ia inginkan. "Kak....ko kita kesini...???" tanya Danisa yang masih bisa mengontrol kesadarannya karena tubuhnya mulai merasakan sesuatu yang aneh. "Tenanglah sayang....hari kita akan bersenang-senang..." ucap Akbar yang sengaja menyentuh pipi chubby milik Danisa. "mmmppphh....Kak" Sentuhan Akbar sontak membuat reaksi tubuh Danisa semakin tak terkendali. Akbar yang sudah sangat tahu reaksi obat perangsang yang sengaja Ia taburkan di minuman Danisa, tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya hari ini Ia akan mendapatkan tubuh Danisa dengan sepuasnya. Tanpa aba-aba, Akbar kemudian membopong tubuh Danisa kedalam gudang. Ia lalu meletakkan tubuh Danisa di atas tikar yang sudah dua temannya siapkan. "Kak..apa yang...mmppp" Ucapan Danisa terhenti saat Akbar tiba-tiba membungkam mulutnya dengan ciuman panas. Danisa semakin melenguh saat Akbar akhirnya berhasil menguasai tubuhnya. Hingga hal yang paling Danisa lindungi akhirnya berhasil Akbar dapatkan. Bukan hanya sekali Akbar melakukan hal keji itu pada Danisa. Akbar bahkan melakukannya beberapa kali hingga membuat Danisa tak sadarkan diri. Barulah setelah Ia puas, Akbar akhirnya memberikan kesempatan pada kedua temannya untuk menikmati tubuh polos Danisa secara bergantian. ***** Bagai memukul beban yang begitu berat, Danisa merasakan tubuhnya remuk tak bertenaga. Mencoba membuka mata kemudian melihat situasi dimana dirinya berada, membuatnya terbelalak saat mengetahui saat ini Ia berada di sebuah gudang, tepatnya gudang Sekolah. Mencoba untuk berdiri, namun Ia meringis merasakan sakit di bagian inti tubuhnya, saat itulah Ia menyadari jika tubuhnya saat ini dalam keadaan naked. Dadanya sesak, air matanya luruh seketika setelah menyadari apa yang terjadi padanya. 'Tidak....tidak....ini...tidak mungkin' gumamnya mencoba meyakinkan dirinya. Namun saat melihat darah dan cairan putih kental di daerah intinya, membuat tubuh Danisa bergetar hingga Ia pun menangis sejadi-jadinya. Tangisannya begitu pilu dan menyayat hati. Mahkota yang selama ini Ia lindungi dan akan Ia berikan pada kekasih halalnya ternyata telah direbut paksa oleh orang yang selama ini Ia anggap baik dan bisa melindunginya. "hiks....hiks...Aku benci kau Akbar....Dasar b@jing@n...br€ngs€k!!!" Umpatnya saat mengingat kejadian hingga membuat dirinya harus kehilangan kehormatan nya. "Hiks...ibu....Abang...Danisa harus bagaimana??? huaaaaaaaaa" Danisa tak mampu lagi menahan tangisannya. Ia tumpahkan semua rasa yang entah seperti apa saat ini Ia rasakan. Bagaimana jika ibu dan Abangnya tahu dengan semua ini??? apa mereka akan menerima dirinya dan tak mengucilkannya??? "Ayah.....Danisa ingin ikut ayah...." Danisa hanya bisa menyebut nama sang Ayah telah lama meninggalkan dunia sejak dirinya masih di bangku SD. Setelah menumpahkan semua rasa kecewa dan penyesalannya, Danisa kbali mengenakan seragam sekolah miliknya. Berjalan dengan gontai menyusuri jalan yang saat ini terasa buntu bagi Danisa. ingin kembali pulang, rasanya Danisa tak pantas. Ia tak ingin Abang dan Ibunya malu dengan apa yang terjadi padanya. Danisa akhirnya berfikir, untuk mengakhiri hidupnya saja. Toh tak ada lagi yang harus Ia banggakan. Dengan keyakinan yang kuat Danisa melangkahkan kakinya ke tengah jalan. Hingga sebuah mobil besar bermuatan semen datang menghampiri dirinya. 'Tuhan...maafkan Danisa yang harus mengambil jalan yang paling engkau benci..tapi Danisa terpaksa Tuhan, Danisa tak sanggup harus menanggung beban seberat ini' Saat Truk semen itu mendekat, tiba-tiba sebuah tangan menarik tubuhnya hingga membuat tubuh Danisa terhindar dari hantaman truk tersebut. "Astaghfirullahal'azim Danisa...apa yang kau lakukan!!!" Ucap seorang pria yang berhasil menolong Danisa dari kematian "Pak Ares..." ucap Danisa Lirih saat menyadari pria yang saat ini menolong dirinya adalah guru Agama di sekolah tempat dirinya menimbah ilmu "Iya...ini saya Pak Ares...apa yang kau lakukan berdiri di tengah jalan hahhh!!" Pak Ares yang geram dengan aksi Danisa yang mencoba mengakhiri hidupnya membuatnya sontak membentak murid nya itu. "Kenapa bapak menolong saya!! biarkan saya mati Pak...saya kotor...saya kotor pak!!" Danisa tak kalah sengitnya berbalik membentak sang guru idolanya itu. " Istighfar Danisa....semuanya tak akan berakhir dengan kau membunuh dirimu!!! Tuhan sangat membenci hal itu...!!" Ares akhirnya melembutkan suaranya. Ia sangat tahu bagaimana karakter Danisa. " Aku kotor Pak....mereka sudah memperkosaku....huaaaa..." Tangis Danisa pun pecah membuat Ares reflek memeluk muridnya itu. "Tenanglah....kau harus kuat...!!!" ucap Ares mencoba menenangkan Danisa. "Aku sudah kotor Pak...aku sudah tak pantas lagi untuk hidup" "Sssst... istigfar Danisa...!!!" Ares pun mengurai pelukannya dan menatap penuh kasih kearah gadis rapuh yang saat ini berada di hadapannya. "Kau harus kuat...buktikan pada mereka kau kuat...hmmmm...jika kau menyerah seperti ini maka mereka akan merasa menang...!! ayo Aku antar pulang ke rumah ibumu!!!" Danisa menggeleng. " Danisa tak mau pulang Pak...!!! tolong bawa Danisa pergi dari sini...Danisa ingin sendiri Pak!!!" Menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Setelah menimbang nimbang, Ares pun akhirnya memutuskan untuk menyembunyikan Danisa sampai gadis itu benar-benar siap untuk kembali percaya diri lagi. "Baiklah...aku akan membawamu ke suatu tempat..." " Tapi bapak harus janji sama Danisa...jika bapak tak akan pernah memberitahukan siapapun keberadaan Danisa termasuk Ibu dan Abang?!!" " hmmmm baiklah...!!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD