Rissa bisa melihat bagaimana perempuan di depannya ini tampak masih gugup duduk di depannya. Bukan karena canggung dengannya. Tapi karena trauma psikologis parah yang pernah ia alami, mungkin juga sampai sekarang belum begitu sembuh. Namun ia memaksakan diri untuk lebih berani menghadapi dunia yang tentu saja tak mudah. "Minum, Mbak?" tawar Rissa. Ia menyodorkan minuman pada Davira. Mereka sedang berada di Yogyakarta. Di rumahnya Rissa. Davira memaksakan ke sini. Kebetulan tinggal tak jauh. Kemarin-kemarin sempat bertemu di Jakarta karena ikut suaminya yang harus pelatihan. Davira mengangguk. Ia masih takut. Tapi berhasil sampai di sini adalah prestasi tersendiri baginya. "Aku mau tanya sesuatu sebetulnya." "Iya boleh," jawabnya lembut. Rissa tersenyum kecil. Ia sebetulnya tak terb

