Canggung. Eshal hanya diam. Lelaki itu membawa makanan yang ia masak di dapur rumahnya sendiri. Semalam, ia benar-benar meninggalkan Davira sendirian. Ada alasannya. Tahu kenapa? Perempuan itu menolaknya. Menolak menjadi istrinya tapi masih ingin ia bertahan di sisinya. Tidak pergi. Tentu saja ini makin membuat Eshal berat. Namun ia terima. Ia juga tahu diri. Pengorbanan yang ia lakukan dengan ikhlas memang tak perlu diganti. Tapi Eshal tak tahu kalau Davira menangis semalaman. Jujur saja, perempuan itu juga bingung dengan perasaannya sendiri. "Makan lah. Gue harus berangkat. Sorry, gak bisa nemenin lo," tukasnya. Ia menepuk bahu Davira dengan pelan lalu pergi begitu saja. Davira terdiam di kursinya. Ia tahu kalau ini terasa sanget ganjil. Eshal jelas sedih. Ia sedang belajar menerima.

