Komandan Korsel Penasaran Dengan Cerita Si Manis

1380 Words
"알겠습니다 선생님, 나중에 안내해 드리겠습니다 algessseubnida seonsaengnim, najung-e annaehae deuligessseubnida," ucap aku kepada Bapak Panglima Korea Selatan. (Baik Bapak, nanti akan saya pandu untuk mencari mitos tentang asal usul cerita tentang Ancol,) "Ok baiklah anak muda, saya akan beritahukan kepada kalian ber dua. Apa yang ingin kalian ketahui," tanya Bapak tersebut dengan menatap kami  "좋아 Adrian, Adrian에게 정말 감사합니다. 정말 고맙고 감사하고, joh-a Adrian, Adrian-ege jeongmal gamsahabnida. jeongmal gomabgo gamsahago," ucap Bapak Panglima Korea Selatan dengan tersenyum. (Ok Adrian, terima kasih banyak Adrian. Aku sangat bersyukur dan berterima kasih,) Aku dan Bapak Panglima memutuskan untuk pergi ke Ancolnya pas malam sekali, Bapak Panglima ingin bertemu dengan hantunya langsung. Aku dan Bapak Panglima, pergi ke muara ikan. Membeli ikan untuk kami makan dan di bakar. Kami makan dulu, setelah selesai makan. Sekitar jam delapan malam, setibanya kami ke Ancol. Aku dan Bapak Panglima Korea Selatan, mencari tau informasi mengenai mitos urban legend Si Manis Jembatan Ancol.  "Permisi Pak, perkenalkan saya Adrian. Saya mohon izib bertanya?" tanyaku dengan warga sekitar dengan tersenyum. "Boleh silahkan, silahkan Pak. Apa yang ingin Bapak sampaikan ke saya?" tanya warga sekitar. "Saya ingin bertanya, apakah benar mengenai arwah si manis jembatan Ancol?" tanyaku kepada Bapak-bapak tersebut. "Benar pak, jika Bapak sangat penasaran saya dapat mengantarkan kepada orabg pintar. Supaya Bapak tau," ucap Bapak-bapak tersebut. "Ok thanks Pak, dapatkan Bapak mengantarkan kami ke tempat orang pintar tersebut?" tanyaku dengan sangat ramahnya, aku meminta di antarkan ke orang pintar tersebut. "Tentu saja Pak Adrian dan saya akan antarkan Bapak, ke rumah orang pintar tersebut. Bapak mau naik angkot atau apa?" tanya Bapak tersebut kepadaku. "Saya bawa mobil dinas, Bapak bisa tolong arahkan dan berikan kami petunjuk arah. Terima kasih Pak," ucapku dengan tersenyum. "Ok baik Pak Adrian, Pak belok kanan dari pom bensin belok kiri. Tiga rumah cat berwarna biru itu adalah rumah orang pintar itu," terang orang tersebut dengan tersebut. "우리 어디 가니 에이드리언? 집은 매우 신비롭습니다. 우리는 심령의 집에 가본 적이 있습니까? uli eodi gani eideulieon? jib-eun maeu sinbilobseubnida. ulineun simlyeong-ui jib-e gabon jeog-i issseubnikka?" tanya Bapak Panglima Korea Selatan dengan tersenyum. (Kita mau kemana Adrian? Rumahnya kental sekali unsur mistiknya, apakah kita sudah berada di rumah paranormal?) "우리는 이미 똑똑한 사람의 집에 있고 이미 심령의 집에 있습니다. 달달한 안꼴다리 신화의 진실에 대한 정보를 알아보겠습니다. ulineun imi ttogttoghan salam-ui jib-e issgo imi simlyeong-ui jib-e issseubnida. daldalhan ankkoldali sinhwaui jinsil-e daehan jeongboleul al-abogessseubnida." jawabku dengan tersenyum. (Kita sudah berada di rumah orang pintar tersebut, kita sudah berada di rumah paranormal. Kita akan mencari tau informasi tentang kebenaran dari mitos si manis jembatan ancol,) "알겠습니다. Adrian 씨에게 팁을 주세요. 우리에게 방향을 알려주기 위해, algessseubnida. Adrian ssiege tib-eul juseyo. uliege banghyang-eul allyeojugi wihae," ucap Bapak Panglima Korea Selatan, yang menyuruh aku memberikan uang tip kepada Bapak yang memberikan petunjuk arah. (Ok Adrian, tolong kamu berikan uang tip kepada Bapak ini. Karena sudah memberikan kita petunjuk arah,) "Terima kasih iya Pak, karena sudah mengantarkan kami. Oia ada sedikit untuk Bapak yang sudah mengantarkan kami," ucapku dengan tersenyum sambil memberikan uang kepada Bapak tersebut. "Sama-sama Pak, terima kasih banyak Pak. Pak saya permisi dulu," ucap Bapak tersebut sebelum berpamitan. "장군님, 아버지 집으로 가자. 우리가 장군에게 물어볼 수 있도록, jang-gunnim, abeoji jib-eulo gaja. uliga jang-gun-ege mul-eobol su issdolog," ajakku kepada Bapak Panglima Korea Selatan. (Ayo Jenderal, kita masuk ke dalam rumah Bapak tersebut. Supaya kita dapat bertanya-tanya Jenderal,) "알았어 에이드리언 어서! al-ass-eo eideulieon eoseo!"ucap jenderal dengan tersenyum ke arahku. (Baik Adrian ayo!) Aku dan Bapak Panglima Korea Selatan, mengetuk pintu dan mengucapkan salam dengan sopannya. "Permisi," ucapku sambil mengetuk pintu. "Iya silahkan masuk," ucap suara dari dalam.  Aku dan Bapak Panglima, segera masuk ke dalam rumah. Setelah yang empunya rumah mengizinkannya. Setelah kami ber dua masuk ke dalam rumah, aku dan Bapak Jenderal segera memasuki rumah tersebut. Kami berdua di persilahkan duduk dan di suruh meminum teh tawar hangat. "Ada apa anak muda?" tanya Bapak tersebut dengan tersenyum sangat ramah menatap kami berdua dengan sangat lekatnya. "Perkenalkan Pak saya Adrian, ini adalah Bapak Panglima Korea Selatan. Namanya Pak Lee Hou Gong," salamku kepada Bapak tersebut. "Niat saya dan atasan saya, ada yang ingin kami tanyakan. Tentang sosok Maryam si manis jembatan Ancol," jawabku dengan tersenyum. "Baik anak muda, saya akan beritahukan. Apa dengan sejarah atau sesuai dari penglihatan mata batin supaya kita dapay lihat?" tanya Bapak tersebut kepadaku. Aku tak mungkin mengambil keputusan sendiri, aku akhirnya bertanya kepada Bapak Lee. "지휘관님의 허락을 구합니다. 지휘관에게 묻고 싶습니다. 문제는 매우 중요합니다. 지휘관님께 여쭤봐도 될까요? jihwigwannim-ui heolag-eul guhabnida. jihwigwan-ege mudgo sipseubnida. munjeneun maeu jung-yohabnida. jihwigwannimkke yeojjwobwado doelkkayo?" tanyaku kepada Komandanku. (Mohon izin komandan, saya ingin bertanya Komandan. Masalah sangat penting sekali. Apakah saya boleh bertanya Komandan?) "예, Adrian, 나에게 무엇을 묻고 싶습니까? ye, Adrian, na-ege mueos-eul mudgo sipseubnikka?" tanya Komandan kembali dengan tersenyum. (Iya silahkan Adrian, apa yang ingin kau tanyakan kepadaku?) "지휘관은 심령술사 또는 마음의 눈을 뜨게 한 이 신사의 이야기를 듣고 싶었습니다. 그래서 지휘관은 안꼴다리 마리암의 달콤한 영혼에게 직접 물었다. 그럼 어떤 지휘관을 원하느냐? jihwigwan-eun simlyeongsulsa ttoneun ma-eum-ui nun-eul tteuge han i sinsaui iyagileul deudgo sip-eossseubnida. geulaeseo jihwigwan-eun ankkoldali maliam-ui dalkomhan yeonghon-ege jigjeob mul-eossda. geuleom eotteon jihwigwan-eul wonhaneunya?" tanya aku kepada Komandanku. (Komandan ingin mendengarkan cerita dari Bapak ini yang merupakan cenayang, atau membuka mata batin. Jadi Komandan bertanya langsung kepada Arwah Maryam si manis jembatan Ancol, jadi komandan mau seperti apa?) "좋아, Adrian, 정말로 내 내면의 눈을 뜰 수 있다면. 그냥 열면 Adrian 문제 없습니다. joh-a, Adrian, jeongmallo nae naemyeon-ui nun-eul tteul su issdamyeon. geunyang yeolmyeon Adrian munje eobs-seubnida." jawab Komandanku dengan tersenyum. (Ok Adrian, jika memang aku bisa membuka mata batinku. Buka saja Adrian tak masalah,) "좋아요, 지휘관님, 지휘관님의 요청에 따르겠습니다. 지휘관님, 정말 감사합니다. joh-ayo, jihwigwannim, jihwigwannim-ui yocheong-e ttaleugessseubnida. jihwigwannim, jeongmal gamsahabnida." ucapku dengan tersenyum. (Ok baik Komandan, aku akan menuruti permintaan Komandan. Terima kasih banyak Komandan,) "선생님, 저희는 마음의 눈을 뜨고 있습니다. 제발 마음의 눈을 열어 주십시오. 우리 둘 다 내면의 눈을 뜰 수 있도록 seonsaengnim, jeohuineun ma-eum-ui nun-eul tteugo issseubnida. jebal ma-eum-ui nun-eul yeol-eo jusibsio. uli dul da naemyeon-ui nun-eul tteul su issdolog," pintaku kepada Bapak tersebut. (Pak kami membuka mata batin kami saja, tolong bukakan mata batin kami. Supaya kami berdua dapat membuka mata batin kami,) "당신과 당신의 사령관은 확신합니까? dangsingwa dangsin-ui salyeong-gwan-eun hwagsinhabnikka?" tanya Bapak tersebut dengan menatap lekat ke arahku. (Apakah kamu dan Komandanmu yakin?) Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD