Welcome To Indonesia Welcome To Papua

1119 Words
Semenjak peristiwa itu, Iwan datang menghampiriku. Ia menangis dan meminta maaf kepadaku. "Adrian aku sungguh meminta maaf, tolong maafkan aku. Masa dinasmu di sini besok akan berakhir. Bolehkah aku, aku ingin memintamu untuk memberikan maaf kepadaku. Aku sungguh memyesal Adrian," ungkap Iwan sambil menangis. "Sudahlah bro, aku sudah memaafkanmu. Aku juga minta maaf karena membuatmu terlalu membenciku," ungkapku sambil tersenyum. "Baiklah thanks you, iya Bro. Kamu berhati baik," ucap Iwan dengan tersenyum. Aku pergi menaiki mobil menuju bandara, aku melihat Layla. Layla mencegat mobil kami. Jujur aku sangat merindukan Layla, tetapi sayangnya perbedaan budaya dan Agama yang menjadi penghalang untuk hubungan kita berdua. Aku akhirnya membuka pintu mobil, ketika mobil berhenti aku menghampiri Layla gadisku yang cantik dan manis. "Layla kamu apa kabar?" tanyaku kepada Layla. "Kabarku buruk Adrian, aku mohon jangan pergi Adrian. Aku sangat mecintaimu aku mau ikut kamu pergi ke Negaramu," jawab Layla dengan bersedih. "Aku juga sangat mencintaimu, tetapi jangan Layla. Apa yang di katakan Ayahmu ada benarnya kita mungkin tak berjodoh,"ungkapku sambil menitikan air mata. Aku memberikan gadisku Layla, bunga daisy yang sangat cantik. Barulah aku kembali ke dalam mobil. Setibanya aku di mobil aku segera menghampiri bandara, ketika saya di bandara saya makan dulu sejenak. Karena saya sangat lapar sekali, aku yang sudah selesai makan. Aku langsung ke bandara bersama kawan-kawanku. Akhirnya saya sampai juga Ke Indonesia. Aku dan kawan-kawan lainnya sekarang berada di Bogor. Di Bogor aku tugas selama seminggu. Bapak Panglima menghampiriku, jika aku akan di kirim ke wilayah konflik di daerah Papua. "Selamat sore Adrian,"sapa Bapak Panglima kepadaku. "Selamat sore Jenderal,"sapa aku dengan tegas. "Kamu saya kasih cuti selama semimggu, kamu bisa pulang ke kampung halamanmu nak. Kamu bisa di tugaskan di Papua," ungkap Bapak Panglima TNI. "Siap Jenderal," jawabku dengan tegas. "Ini alamat kesatuanmu di sana, semoga kamu betah iya. Saya harap kamu, dapat beradaptasi dengan baik selama di Papua. Jadilah prajurit yang baik dan berguna bagi nusa, bangsa dan agamamu. Kamu harus manpu menjadi prajutit yang taat," ungkap Bapak Panglima dengan tersenyum. "Siap Jenderal," jawabku singkat. Saya sangat beruntung memiliki jenderal yang perhatian, aku hanya seminggu di Manado. Aku sangat senang dapat bertemu dengan Ayah, Ibu, Mami dan Papi serta kedua adikku David dan Denisa. Padahal aku masih sangat merindukan mereka, tetapi sayangnya kami hanya seminggu cuti. Sekarang aku sudah mau berangkat ke Papua, semoga saja, aku dapat menjalani kehidupanku dengan baik di Papua. Tidak terasa, sudah seminggu aku di tugaskan di Papua. Aku sangat senang sekali, karena masyarakat Papua sangat baik dan loyal. Aku sangat bahagia dapat membaur bersama masyarakat sekitar, saling bahu membahu bersama masyarakat sekitar. Prajurit di sini juga sangat banyak, dari sabang sampai marauke. Di tempatkan di tempat konflik. Aku membantu anak-anak mengarungi sungai, karena jembatan di desa sedang rusak. Aku melihat seseorang gadis cantik, gadis itu sangat cantik sekali. Sangat seksi, menawan dan rupawan. Seperti bule berkulit eksotik, pokoknya gadis ini sangat manis dan baik. Aku dan gadis cantik ini, saling bertatapan dan berpandangan. Kami tidak berani saling menyapa, hanya saling menatap. Aku ingin sekali bekenalan dengan gadis cantik ini, sepertinya gadis cantik ini adalah perawat. Soalnya ketika aku membantu gadis itu, dia sedang mengenakan pakaian perawat. "Hi, salam kenal saya Adrian," sapaku sambil memperkenalkan diriku kepada gadis cantik ini. "Hi salam kenal, saya Tiara. Saya sangat senang dapat berkenalan denganmu," ucap Tiara dengan senyuman yang menghiasi wajah cantik. "Jika tidak sibuk, kamu mau nggak pergi denganku. Sabtu malam minggu aku akan mengajakmu lihat pasar malam jika kamu berkenan," ajak aku kepada Tiara. "Aku pikir-pikir dulu, soalnya aku takut kerja. Aku takutnya kamu menunggu lama," ucap Tiara kepadaku. "Baiklah Tiara, aku mau kok bertemu dengan kamu. Aku siap menunggumu," ucap aku dengan tersenyum. "Baiklah aku kerja di balai desa, kamu bisa datang dan menungguku di sana. Kita dapat bertemu," ucap Tiara dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. Setelah selesai aku membantu anak-anak mengarungi sungai, aku dan kawan-kawanku kembali ke asrama. Kawan-kawanku menggodaku, karena baru saja aku berkenalan dengan gadis cantik. "Wah, Adrian kamu hebat sekali. Kamu berkenalan dengan gadis cantik bernama Tiara. Semoga saja kamu dengan gadis cantik yang bernama Tiara itu jodoh," ungkap Jono kawan sesama Tentaranya. "Amien semoga saja aku berjodoh dengan gadis itu, aku ingin berjodoh dengan gadis itu. Semoga saja aku dengan gadis ini berjodoh," ungkapku sambil tersenyum. Aku ingin berjodoh dengan gadis ini, soalnya gadis ini sangat cantik sekali. Semoga saja tidak hanya wajah gadis ini yang cantik, tetapi sikap dan sifatnya baik hati. Setibanya di asrama, aku langsung mandi. Setelah selesai mandi, aku segera beristirahat sejenak. Badanku rasanya pegal-pegal dan remuk. Aku pasangkan sekujur tubuhku dengan koyo. Rasanya enak sekali, seluruh tubuhku hangat. Besok aku dan rekanku akan membantu pasukan Khusus Kopassus dari TNI AD. Sebagai Pasukan dari TNI AL. Aku sangat bangga atas pencapaian diriku sebagai prajurit TNI AL. Aku harus menjadi hantu laut, karena julukan untuk Marinir dari dulu adalah hantu Laut. Semoga saja, aku dapat menjadi prajurit yang kuat dan tangguh. Dengarlah-dengarlah sayup-sayup suara nan merdu memecah malam, jauhlah dari kampung turuti kata hati guna bakti pada bunda pertiwi. Di tengah-tengah hutan, di bawah langit biru. Tenda berpanjang di tiup sang bayu. Api menjilat-jilat terangi rimba rakyat membawa kelana dalam impian. Di tengah hutan rimba, tempat kami di terpa. Serdadu selalu siap sedia, acara hari ini selalu silih berganti. Serdadu selalu berseri-seri. Dengarlah-dengarlah sayup-sayup suara nan merdu memecah malam, jauhlah di kampung turuti kata hati guna bakti pada bunda pertiwi. Lagu ini lagu yang menyemangatiku, aku bernyanyi dengan gitar. "Lagu lain dong bro," pinta Diki kepadaku. "Mau lagu apa bro?" tanyaku kepada Diki. " tinggalkan ibu sajaLagu," jawab Riko sambil tersenyum. Tinggalkan Ayah tinggalkan Ibu, izinkan kami terus berjuang. Di bawah kibaran sang merah putih, majulah ayo maju menyerbu! Tidak kembali pulang, sebelum kita yang menang. Walau mayat terdampar di medan laga, demi bangsa kami kan berjuang. Maju ayo maju ayo terus maju! Singkirkanlah dia dia. Kikis habislah mereka musuh negara Indonesia. Wahai kawanku prajurit sapta marga, di mana engkau berada. Teruskan perjuangan para pahlawan. Demi bangsa aku selalu berjuang. Tidak kembali pulang, sebelum kita yang menang. Walau mayat terdampar di medan juang demi bangsa aku selalu berjuang. Kami bertiga segera bernyanyi, setelah selesai bernyanyi aku dan Diki bernyanyi lagu penyemangat kami sebagai prajurit TNI. Kami menyanyikan lagu cerita Marinir, yang pernah di nyanyikan oleh Gungho Band grup Marinir. Rentetan tembakan menjadi tempo, desing peluru mengikuti irama... Respect! Lagu tercipta. Kobarkan...!! Jiwa korsa dan sapta marga... Awan hitam... dan sang halilintar. Ikut memekak kan bersama meriam. Semesta.. memberi kabar.. Perintah... atasan amanah dari Tuhan. Cerita militer 3kali. Aku dan kedua rekanku sangat lelah sehabis bernyanyi, aku memutuskan untuk segera tidur. Tetapi aku belum mengantuk. Aku akhirnya mengantar Riko bertemu dengan kekasihnya. Apes banget aku ini, menjadi nyamuk peganggu di antara kencan mereka ber dua. Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD