Tiara Acara Empat Bulanan

1584 Words
Cuaca siang hari ini, sungguh panas sekali. Aku nggak menyangka aku malang sekali nasibku. Aku sudah kecopetan, jadi sepulang pengamanan aku harus berjalan kaki menuju Barak atau asramaku. "Kau kenapa bro?" tanya Akmal kepadaku. "Apes sekali aku bro," jawabku dengan sangat singkat. "Apes kenapa bro?" tanya Akmal kembali kepadaku. "Bro kalau cerita itu yang tuntas, jangan setengah-setengah," ucap Akmal dengan tersenyum. "Iya bro, aku tak akan cerita setengah-setengah bro." "Baiklah bro, akan aku ceritakan bro. Jadi begini bro, aku sangat sedih bro. Aku habis kecopetan, aku tak ada uang makanya aku merasa diriku apes. Aku apes banget hari ini," keluhku dengan senyuman. Sedangkan Akmal hanya tertawa,m mungkin dia sedang bahagia. Dia atas penderitaanku. "Kau kenapa menertawakan aku bro? Apakah kau berbahagia di atas penderitaanku?" tanya dan keluhku kepadanya. "Ya Tuhan, pikiran kau suzon saja ke aku bro. Aku tak seperti itu bro, tak mungkin aku seperti itu bro. Kau ini sahabatku bro," ucap Akmal dengan tersenyum. Tiba-tiba ponselku berdering, ternyata yang menghubungi adalah putriku. Debora meminta aku untuk segera transfer uang sebesar lima juta rupiah. Untuk acara empat bulanan dan biaya sekolahnya. Untungnya aku ada Akmal. Akmal mau membantu aku transfer ke rekening istriku Tiara. Maaf iya Akmal, aku sempat suzon kepadamu. "Hallo papa, heeft papa het druk?" tanya dan sapa putriku Debora dengan menggunakan Bahasa Neterland. (Halo Papa, apakah Papa sedang sibuk?) "Hallo zoon, Papa heeft het niet druk schat. Het lijkt erop dat je over iets belangrijks wilt praten, mijn dochter," jawabku dengan tersenyum. (Halo nak, Papa tidak sibuk sayang. Sepertinya kamu mau bicara penting putriku,) "Ja papa, Debora vroeg papa om over te schrijven naar mama's rekening voor een evenement van vier maanden. Ook voor Debora's collegegeld kan papa nu vijf miljoen rupiah overmaken. Omdat mama en Deborah het echt nodig hebben," pinta Debora kepadaku. (Iya Papa, Debora meminta Papa transfer ke rekening Mama untuk acara empat bulanan. Juga untuk biaya SPP Debora, Papa bisa transfer sekarang lima juta rupiah. Soalnya Mama dan Debora sangat membutuhkannya,) "Papa heeft net een ongeluk gehad, zoon, Papa heeft vandaag niet kunnen overplaatsen, mijn lieve dochter. Papa heeft spijt, lieverd, Papa zorgt morgen voor de bank, Papa is moe en moe lieverd. Je weet dat papa net thuiskwam van patrouille," ungkapku memberikan penjelasan kepada putriku Debora. (Papa baru kena musibah nak, Papa belum bisa transfer hari ini Putriku sayang. Papa minta maaf sayangku, Papa besok urus ke bank dulu, Papa capek dan letih sayang. Maklum Papa baru pulang patroli,) "Oh mijn god papa, Deborah weet echt niet of papa in een ramp zit. Als papa's dochter had Deborah eerst aan papa moeten vragen," ucap Debora dengan penuh penyesalan. (Ya ampun Papa, Debora sungguh tidak tau jika Papa terkena musibah. Seharusnya sebagai Putri Papa yang Debora tanya kabar Papa terlebih dahulu,) "Het is goed schat, papa zal morgen overstappen, zoon. Wees niet verdrietig, mijn liefste," ucapku dengan tersenyum. (Iya nggak apa-apa sayang, besok Papa transfer nak. Kamu jangan sedih iya sayang,) "Ja papa, het is oké papa. Bedankt papa," ucap Debora dengan tersenyum. (Iya Papa, nggak apa-apa Papa. Terima kasih Papa,) Setelah putriku Debora dan aku mengakhiri panggilan telephone kami, tiba-tiba sahabatku Akmal bertanya kepadaku. Akmal sangat heran kenapa wajahku di tekuk seperti itu. "Pourquoi es-tu Adrien ?" tanya Akmal dengan menggunakan bahasa Perancis. (Kamu kenapa Adrian?) "Je vais bien Akmal." jawabku dengan sangat singkat. (Aku nggak apa-apa Akmal,) "Comment peut-il y avoir rien, ton visage ne peut pas mentir Adrian. Dis-moi Adrian, qui sait que je peux t'aider. Honnêtement, nous sommes amis, nous devons travailler ensemble." ungkap Akmal dengan tersenyum. (Mana mungkin nggak ada apa-apa, wajahmu tak dapat berdusta Adrian. Ceritalah Adrian, siapa tau aku dapat membantumu. Jujurlah kita sahabat harus saling bahu membahu,) "Ти серйозно Акмал, можеш мені допомогти? Ty seryozno Akmal, mozhesh meni dopomohty?" tanyaku kepada Akmal dengan menggunakan Bahasa Ukraina. (Kau serius Akmal, dapat menolongku?) "Так, Адріан, я можу тобі допомогти. Переходь прямо до суті, не бійся навколо куща, Tak, Adrian, ya mozhu tobi dopomohty. Perekhodʹ pryamo do suti, ne biysya navkolo kushcha," ucap Akmal dengan tersenyum. (Iya Adrian, aku dapat membantumu. Langsung saja ke inti pokoknya jangan bertele-tele,) "Добре, скажу, щойно мені зателефонувала донька Дебора з проханням перевести гроші. Гроші – п’ять мільйонів рупій. Поки мене потрапила катастрофа, я не можу перейти. Прошу перерахування на рахунок моєї дружини Тіари, завтра я заміню ваші гроші після того, як подбаю про свій рахунок у банку, Dobre, skazhu, shchoyno meni zatelefonuvala donʹka Debora z prokhannyam perevesty hroshi. Hroshi – pʺyatʹ milʹyoniv rupiy. Poky mene potrapyla katastrofa, ya ne mozhu pereyty. Proshu pererakhuvannya na rakhunok moyeyi druzhyny Tiary, zavtra ya zaminyu vashi hroshi pislya toho, yak podbayu pro sviy rakhunok u banku," ucapku dengan tersenyum. (Baiklah aku akan cerita, barusan putriku Debora telepone aku di minta transfer uang. Uangnya sebesar lima juta rupiah. Sedangkan aku kan habis terkena musibah, nggak bisa aku transfer. Aku minta tolong transfer ke rekening istriku Tiara, besok uang kamu aku ganti setelah aku urus rekeningku di Bank,) "Добре, переведу, де номер рахунку вашої дружини? Dobre, perevedu, de nomer rakhunku vashoyi druzhyny?" tanya Akmal kepadaku. (Ok aku akan transfer, mana nomor rekening istrimu?) "Це номер рахунку моєї дружини Акмаля. Tse nomer rakhunku moyeyi druzhyny Akmalya." jawabku sambil memberikan nomor rekening istriku. (Ini no rekening istriku Akmal,) "Гаразд, Адріан, я переніс його. Я перевів на рахунок твоєї дружини, тепер ти дзвониш своїй дочці, Harazd, Adrian, ya perenis yoho. YA pereviv na rakhunok tvoyeyi druzhyny, teper ty dzvonysh svoyiy dochtsi," ucap Akmal dengan tersenyum menatap ke arahku. (Ok Adrian, sudah aku transfer iya. Aku transfer ke nomor rekening istrimu, sekarang kamu hubungi putrimu,) "Щиро дякую Акмаль, завтра поміняю. Я першою подзвонила своїй дочці, Shchyro dyakuyu Akmalʹ, zavtra pominyayu. YA pershoyu podzvonyla svoyiy dochtsi," ucapku dengan tersenyum. (Terima kasih banyak Akmal, besok aku ganti iya. Aku telepone putriku dulu,) Aku langsung menghubungi putriku, Debora langsung mengangkatnya. "Hallo mijn lieve dochter," sapaku dengan menggunakan Bahasa Neterland. (Halo putriku sayang,) "Hallo mijn lieve papa," sapa Debora putriku. (Halo Papaku sayang,) "Ja papa, papa waarom rust je niet? Papa moet moe zijn na thuiskomst van patrouille," ucap putriku Debora. (Iya Papaku, Papa kenapa tidak beristirahat? Papa pasti capek habis pulang patroli,) "Papa wil alleen mijn dochter informeren dat papa vijf miljoen rupiah heeft overgemaakt naar mama's rekening. Papa leende van Akmal's geld, morgen zal papa geld wisselen. Om Akmal zoon, je kunt mijn dochter nemen, schat," ucapku dengan tersenyum. (Papa hanya mau mengabari putriku, Papa sudah transfer sebanyak lima juta rupiah ke rekening Mama. Papa pinjak uang om Akmal, besok Papa ganti uang Om Akmal nak, kamu bisa ambil putriku sayang,) "Ja papa, heel erg bedankt papa. Zeg hallo tegen Om Akmal, papa's beste vriend," ucap putriku Debora dengan tersenyum. (Iya Papa, terima kasih banyak Papa. Titip salam untuk Om Akmal sahabat Papa yang sangat baik,) "Ja zoon, Papa slaap eerst ja. Al erg slaperig," ucapku dengan tersenyum sebelum mengakhiri teleponku. (Iya nak, Papa tidur dulu iya. Sudah sangat mengantuk,) Aku yang sudah sangat mengantuk, akhirnya tertidur. Iya aku tertidur tetapi sebelum aku ke tempat tidur aku berpamitan dulu ke Akmal. "Bro aku mengantuk, aku pamit undur diri iya bro. Wasalam bro," ungkapku dengan tersenyum. "Ok bro, kamu segeralah ke kamarmu dan beristirahatlah, mimpi indah iya bro. Besok kau urus atm kau semuanya," ucap Akmal dengan tersenyum. "Ok bro, thanks iya. Aku permisi," ucapku sambil melangkahkan kakiku menuju kamarku. Aku yang sangat mengantuk, akhirnya tertidur dengan sangat pulasnya. Aku terbangun sekitar jam lima sore. Aku segera bergegas untuk mandi. Setelah selesai mandi, aku segera memasak Ayam Betutu Bakar dan sayur capcay. Mungkin masakanku harum, sehingga membuat komandan peletonku menghampiriku.  "Adrian c'est tout toi qui cuisines ?" tanya Komandan peleton kepadaku. "S'il vous plaît, permettez-moi de répondre Commandant, oui, mon Commandant l'a fait. J'ai tellement faim Commandant, voulez-vous vous joindre à nous pour le dîner ?" tanyaku kepada Komandan Peletonku. (Mohon izin menjawab Komandan, iya Komandan saya yang membuatnya. Saya sangat lapar Komandan, apakah Komandan ingin bergabung makan sore?) "Oui Adrian je veux, il se trouve que j'ai faim. Merci de m'avoir permis de rejoindre," ucap Komandan peletonku dengan tersenyum. (Iya Adrian saya mau, kebetulan saya sedang lapar. Terima kasih karena saya di izinkan bergabung,) "De rien, Commandant, mangeons Commandant. La beauté du partage," ucapku dengan tersenyum. (Sama-sama Komandan, mari makan Komandan. Indahnya saling berbagi,) Aku dan Komandanku, saling menikmati makanan yang kami makan. "Wow Adrian, ta cuisine est délicieuse. Il a exactement le même goût que la cuisine indonésienne typique de Bali," puji Komandan Batalionku dengan menatap ke arahku. (Wah Adrian, masakan kau enak sekali. Rasanya sama persis dengan masakan khas Nusantara dari Bali,) "Le commandant aurait pu être, l'éloge du commandant était trop. Merci beaucoup Commandant," ucapku dengan tersenyum. (Komandan bisa saja, pujiannya Komandan terlalu berlebihan. Terima kasih banyak Komandan,) "Je parle d'après les faits Adrian, Ta cuisine est vraiment bonne. Si vous organisez un concours de cuisine, vous serez certainement le champion." puji Komandan peletonku. (Saya berbicara sesuai fakta Adrian, Masakan kamu memang enak. Jika kamu lomba memasak pasti akan jadi juaranya,) "Commandant pourrait être, je pense que l'éloge du commandant est trop. Commandant c'est trop," ucapku dengan tersenyum. (Komandan bisa saja, saya rasa pujian Komandan terlalu berlebihan. Komandan terlalu berlebih,) "Je proposerai, je soumettrai à un concours de cuisine. Je soumettrai immédiatement à M. KASAL et M. Panglima," ungkap Komandan peletonku kepadaku. (Saya akan ajukan, saya akan ajukan untuk kompetisi lomba memasak. Saya akan segera ajukan kepada Bapak KASAL dan Bapak Panglima,) Ya ampun, lomba memasak lagi. Kira-kira aku bakalan menang nggak iya. Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD