Pertemuan Pertama

1654 Words
     “Pagi semuanya.” Teriak Kia menggelegar di seluruh ruangan. Sang kakaknya pun yang sudah berada di meja makan langsung melirik kearah Kia dengan tatapan kesalnya. “Apa’an sih lo dek?, pagi pagi udah berisik aja. Lo pikir ini di hutan apa?.” Omel Raka kesal. Ya, nama sang kakak ialah Raka Juna Adinata yang sering di kenal dengan panggilan Raka. Umur mereka hanya berjarak dua tahun saja. Jadi wajar jika mereka bersikap seakan akan mereka seumuran.  “Serah gue dong kak, mulut mulut gue, ngapain lo yang sewot?.” Jawab Kia dan duduk di sebelah Raka sembari menyambar sebuah roti yang sudah di olesi selai coklat kesukaannya.  “Iya yang ngomong mulut lo, tapi yang dengar bukan hanya kuping lo bego.” Balas Raka yang kesal dengan ucapan sang adek.  “Udah, kalo lagi sarapan itu jangan berantem mulu.” Ucap Sena- Mami mereka berdua.  “Ya kan yang duluan kak Raka mi.” Sanggah Kia yang tak mau disalahkan. Raka pun langsung menatap Kia kesal.  “Kok gue si?.” Tanya Raka yang tak terima jika disalahkan.  “Ya kan emang lo yang duluan.” Jawab Kia.  “Kalian jangan berantem mulu. Udah pada dewasa juga, jangan berprilaku kayak anak kecil lagi.” Tegur Hasa- Papi mereka. Seketika mereka langsung terdiam saat mendengar suara sang papi.  “Iya pi.” Jawab mereka berbarengan.  “Oh  iya, nanti malam jam 7 tolong kosongkan jadwal kamu ya Ki. Mami sama Papi ada acara makan malam sama teman lama. Kamu kalo bisa juga ikut ya Ka.” Ucap Sena.  “Raka ntar malam ngak bisa deh mi, soalnya pekerjaan di kantor masih banyak.” Jawab Raka.  “Kia kayaknya juga ngak bisa deh mi, Soalnya Kia ntar mal__.” Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Sena langsung saja memotongnya begitu saja.  “Mami ngak terima alasan kamu Kia.” Ucap sena penuh intimidasi. Azkia hanya bisa mengangguk saja kalau maminya sudah seperti itu.        Azkia berangkat menggunakan mobilnya sendiri. Sebenarnya Sena melarang keras agar Kia tidak membawa mobil sendiri dikarenakan dia baru bisa mengemudi. Sena khawatir jika terjadi sesuatu yang buruk pada putrinya, seperti kecelakaan mobil. Membayangkannya saja sudah membuat Sena pusing, apalagi kalau benar benar terjadi.       Kia mengemudi mobilnya dengan sangat pelan dan santai. Akibat dari kesantaiannya, dia hampir saja telat untuk memasuki kelasnya hari ini.       Sekarang dia berada di kantin bersama dengan keempat sahabatnya yang sudah dia kenal sejak dari sekolah menengah atas.  “Tumben banget hari ini lo telat Ki.” Ucap Vita sembari memakan makanannya yang sudah tersaji di depan mata mereka masing masing.  “Gue kira masuknya masih lama, ternyata sudah hampir masuk. Gue bawa mobilnya juga santai banget lagi.” Jawab Kia santai. Tapi tidak dengan teman temannya yang langsung terkejut dengan ucapannya yang santai.  “APA?, Lo bawa mobil?.” Tanya Naya tak percaya.  “Iya, emang kenapa?.” Tanya Kia heran dengan reaksi teman temannya yang tidak biasa.  “Lo lupa?, Terakhir kali lo bawa mobil lo hampir nabrak orang, dan sekarang lo masih berani bawa mobil?. Lo cari mati?.” Ucap Elin ngotot.  “Kan ngak sampe nabrak juga Lin.” Jawab Kia dengan entengnya. Apa dia akan berhenti kalau sudah menabrak orang?.  “Iya belum, tapi kalau benar kejadian gimana? Untung kalau hanya nanggung biaya pengobatannya, kalau mati gimana? Emang lo bisa ganti nyawa orang? Atau yang lebih parahnya nyawa lo yang melayang.” Ucap Naya khawatir. Naya memang memiliki jiwa keibuan. Mungkin orang yang mendapatkannya nanti adalah orang yang paling beruntung.        Mendengar ucapan Naya, Kia hanya bisa tersenyum menampilkan gigi putihnya. Yang lain hanya geleng geleng kepala melihat temannya yang satu itu.       Saat mereka selesai makan, mereka masih tetap stay duduk ditempat mereka masing masing. Karena kelas mereka masih setengah jam lagi. Mereka masih sibuk ngegosib hingga akhirnya pandangan mata mereka tertuju pada seorang pria dengan tubuh tinggi nan kekar dan wajah yang tampan lewat di sebelah meja mereka.      Seketika mereka langsung heboh membicarakannya. Bukan hanya mereka, tapi hampir seluruh wanita yang ada di sana juga ikut membicarakannya. Tapi beda halnya dengan Kia, dia hanya memandang kepada para sahabatnya dengan tatapan prihatin.  “Apa dia setampan itu?, menurut gue sih biasa aja.” Batin Kia sembari melihat punggung sang pria itu yang sudah mulai keluar dari area kantin.  “Sumpah, itu cowok ganteng banget sih.” Ucap Elin heboh.  “Iya, ganteng banget dah.” Ujar Vita.  “Biasa aja kali.” Ucap Kia. Seketika pandangan tak percaya langsung ditujukan pada Kia.  “Biasa aja?. Yang kayak gitu lo bilang biasa aja?. Bener bener deh lo Ki. Mata lo sehat kan?.” Tanya Elin heboh.  “Mata gue sehat sehat aja kali Lin, mata kalian aja yang sakit.” Ucap Kia kesal tak terima jika dibilang matanya sakit.            Sehabis dari kantin, mereka memasuki kelas dan duduk saling bersebelahan kecuali dengan Keyra yang beda jurusan dengan meraka. Kia yang sudah bosan menunggu kehadiran dosen yang belum juga datang memutuskan untuk memainkan ponselnya. Hingga kelas yang awalnya berisik tiba tiba berubah menjadi diam dan penuh dengan suara bisik bisik.      Kia yang meyakini jika dosennya sudah memasuki kelas lalu menyimpan ponselnya kedalam tas. Ia melihat ke depan dan mendapati pria yang tadi di kantin sedang berdiri di depan. Kia tahu jika dia adalah seorang dosen pengganti.  “Perkenalkan nama saya Gavin Adrian Raffasya, panggil saja saya pak Gavin. Saya menggantikan matkul Pak Romi untuk sementara waktu. Baiklah, kalau begitu saya mulai absennya.” Ucap Gavin dengan tegasnya, bahkan dia tidak memberi waktu untuk mahasiswa/inya untuk bertanya padanya.       Kia begitu kesal dengan sahabatnya yang tak henti hentinya membicarakan tentang Gavin sang dosen baru. Bahkan dia sudah merasa mengantuk mendengarkan ocehan mereka yang tak ada habis habisnya.      Setelah matkul dengan Gavin selesai, semuanya sudah di perbolehkan pulang ke rumah masing masing. Kia segera menuju tempat dimana mobilnya diparkirkan. Dia langsung memasuki mobilnya dan menghidupkan mesinnya. Saat memundurkan mobilnya, tanpa disangka sangka saat akan menekan rem ia malah menekan pedal gas yang mengakibatkan ia menabrak sebuah mobil yang baru saja lewat di depannya.       Kia merasa kepalanya sangat pusing, hingga dia sadar kalau dia baru saja menabrak mobil seseorang. Benar saja, orang itu mengetuk kaca mobil Kia. Dengan rasa takut ia membuka pintu mobilnya dan keluar tanpa melihat ke arah wajah orang yang baru saja mengetuk kaca mobilnya.  “Maaf, saya benar benar minta maaf. Saya akan ganti semua kerusakan mobil anda.” Ucap Kia sambil menundukkan wajahnya menatap ke kedua sepatunya.  “Kamu bisa bawa mobil ngak sih?, kalo ngak bisa lebih baik ngak usah bawa mobil. Kalo gini kamu bisa ngecelakain orang lain dan diri kamu sendiri.” Ucapnya dingin dan sedikit kesal. Kia merasa familiar dengan suara sang korban, ia menatapnya dan terkejut seketika. Ternyata mobil yang baru saja dia tabrak adalah mobil Gavin, dosen yang hari Pertamanya sudah membuat keributan diantara mahasiswi. “Mampus gue, ini mah alamat nilai gue yang jadi sasarannya. Dasar lo b**o amat sih Ki.” Batin Kia merutuki dirinya sendiri.  “Saya benar benar minta maaf pak.” Ucap Kia lagi sambil menundukkan kepalanya beberapa kali untuk meminta maaf.  “Ah sudah lah.” Ucap Gavin memasuki mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan Kia yang masih syok dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Kia merasakan perih dikeningnya, ternyata terdapat sebuah goresan kecil disana. Ia segera melajukan mobilnya untuk pulang. Dia yakin jika ini terakhinya dia membawa mobil.      Saat memasuki perkarangan rumahnya, Kia melihat Raka yang sudah ada di dalam mobilnya kembali turun untuk menghampiri Kia. Dia melihat mobil bagian depan Kia sudah hancur sebagian.  “Lo kenapa dek?, Habis nabrak orang?.” Tanya Raka khawatir dan memperhatikan sekujur tubuh adek satu satunya itu.  “Iya, gue nabrak mobil dosen gue.” Jawab Kia dengan nada menyesal. Raka tambah khawatir saat melihat lecet di kening adeknya itu. Langsung saja Raka menelfon seseorang, Kia yang sudah pusing tidak memperdulikan Raka yang masih sibuk dengan ponselnya.        Raka membawa Kia kedalam rumah dan mengobati lukanya. Kia hanya bisa menahan perih dikeningnya yang mulai mengeluarkan sedikit darah dan air yang berwarna putih.  “Pelan pelan dong kak, perih nih.” Ucap Kia kesal lantaran Raka mengusapnya dengan kuat dan kasar.  “Ya lo ada ada aja sih. Makanya apa kata mami tu dengerin. Ngak boleh kata mami ya jangan dilakuin.” Omel Raka. Tak lama setelah itu Sena datang dengan tergesa gesa. Kia hanya tersenyum menyambut kedatangan Sang mami.  “Gimana? Apa yang sakit?. Kita kerumah sakit aja ya?.” Ucap Sena khawatir.  “Ngak usah mi, Cuma lecet dikit doang kok. Ini juga udah di obatin sama kak Raka.” Ucap Kia meyakinkan Sena.  “Beneran ngak pa-pa kan?. Jangan bohong loh Kia, mami khawatir tau ngak?. Makanya kalo mami bilang ngak itu ya jangan di lakuin, ini kan akibatnya. Untung Cuma lecet dikit doang, gimana kalau parah? Mami ngak mau ya kamu kenapa napa.” Omel Sena. Kia hanya memanyunkan bibirnya kesal. Baru saja diomelin Raka, sekarang diomelin Sena. Mungkin besok diomelin sahabatnya.  “Yaudah, Raka balik kantor lagi ya mi. Tadi Cuma mau jemput berkas yang ketinggalan saja. Lo istirahat lagi aja dek, ntar malam mau pergi acaranya mami kan?.” Ucap Raka dan pamit pada Sena.   Disisi lain…. “Aduh.” Rintih Gavin memegangi kepalanya. Setelah sampai di rumahnya dia turun melihat keadaan mobilnya yang sudah penyok dibagian sampingnya.  “Harus dibawa kebengkel nih. Dasar ya tu cewek.” Gumam Gavin. Seketika dia terbayang wajah Kia yang takut saat meminta maaf padanya, sampai dia bergumam “ Lucu.”.      Saat Gavin masih membayangkan wajah Kia, tiba tiba Nila-mamanya keluar dengan wajah khawatir.  “Ini kenapa?. Kamu habis tabrakan?.” Tanya Nila sembari melihat kesekujur tubuh Gavin.  “Iya ma.” Jawab Gavin.  “Kamu ngak pa-pa kan?.” Tanya Nila lagi.  “Seperti yang mama lihat.” Jawab Gavin.  “Yaudah, kamu istirahat gih. Ntar malam pergi sama mama, ada acara makan malam sama teman lama mama, jangan lupa loh.” Ucap Nia. Gavin hanya mengiyakan ucapan Nila dan masuk ke dalam kamarnya.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD