Waktu-waktu menjemukan bersama pak Mul pun terus berlanjut. Jarum jam terasa bergerak pelan. Saat ini mereka bertiga yaitu Pak Mul, Danu dan Eilish sedang duduk sambil sesekali menyaksikan pemotretan Lee Hun di ujung sana. Kehadiran Danu dan Eilish hanyalah untuk mendengar omong kosong nan sangat panjang. Pak Mul asyik bersejarah menceritakan kesuksesannya dalam merintis bisnis yang kini membawanya pada kejayaan.
Awalnya cerita itu cukup memotivasi Eilish. Namun lama kelamaan dia mulai bosan mendengar bacotan itu. Sementara Danu sendiri hanya bisa memaksakan senyum dan sesekali menganggukkan kepala seolah-olah dia sangat tertarik dengan cerita pak Mulyadi.
“Jadi Eilish ini dari Padang?” tanya pak Mul kemudian.
Eilish mengangguk. “Iya, Pak.”
Pak Mul tampak berpikir sejenak. “Kalau tidak
