Part 9 Berhasil??

1628 Words
Sarapan pagi di rumah Bram Sulistyo cukup ramai hari ini, meja makan yang besar sudah terisi oleh Bram, Renata, serta keluarga dari besannya Adam, Tyas, Indah dan Alex yang baru saja bergabung. Mereka sudah duduk melingkari meja memulai sarapan. "Tunggu, lho Diana dimana nak Alex?" tanya Renata tak melihat putrinya di meja makan. "Itu ma Didi malu katanya enggak mau keluar kamar." ujar Alex polos sambil memulai mengambil beberapa lembar roti di meja makan, wajah Alex terlihat lebih cerah dengan bibir yang selalu mengulas senyum. "Oh gitu ya sudah nanti bawakan Diana sarapan ke kamarnya ya nak Alex." ucap Renata lembut lalu memulai mengambil makanan untuk dirinya setelah menyendoki nasi goreng untuk suaminya. "Pengantin baru bawaannya senyum terus sudah berhasil gol sih ya haha." goda Indah, Tyas melotot kepada Indah karena ucapannya yang kurang sopan. "Indah." tegur Tyas, Indah hanya menyengir. "Belum berhasil kak, Didi kesakitan terus nangis, jadi enggak gol deh." ucap Alex lalu meneguk s**u putih yang disediakan di meja makan. Tyas, Adam, Bram dan Renata langsung menatap Alex yang berbicara tanpa dosa. "Adek kalau urusan rumah tangga sebaiknya jangan diceritakan kepada orang lain, apalagi ini sedang di meja makan, tidak sopan nak." tegur Tyas lembut, Alex laki-laki itu mengangguk patuh. "Maaf ya bu Renata pak Bram, Alex masih anak-anak banget, maaf kalau tingkahnya masih kurang sopan." ujar Tyas meminta maaf sambil mengulas senyum tak enak. "Iya enggak apa-apa bu Tyas, saya mengerti." ucap Renata kembali melempar senyum Setelah sarapan pagi selesai, Adam dan Tyas pamit pulang, karena ada yang ingin dikerjakan, begitu pula Indah yang ikut pulang orangtuanya. Untuk sementara waktu Alex dan Diana akan tinggal di rumah Bram, dan untuk kedepannya Adam papa Alex akan memberikan rumah lamanya untuk mereka tempati berdua jika memang sudah siap untuk pindah. Para orang tua tidak memaksa Alex dan Diana untuk mandiri dalam rumah tangga, karena selain mereka masih sekolah dan tentunya masih muda, mereka masih butuh bimbingan orangtua untuk berumah tangga apalagi Alex, yang sebelumnya adalah anak manja walau sekarang ia sudah belajar lebih mandiri. Alex membawakan Diana sarapan pagi, ia masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu, dilihatnya Diana yang sedang berberes kamarnya. "Didi ini sarapan dulu, sini aku bantu beresin." ucap Alex lalu menaruh nampan di meja kemudian mengambil sapu ditangan Diana. "Mama, papa dan kak Indah sudah pulang, salam untuk mantunya." kata Alex, Diana mengangguk seraya mengucapkan salam. Diana masuk ke dalam kamar mandi untuk buang air dan mencuci tangan. "Lho kok itu enggak di sapu?" tanya Diana saat keluar kamar mandi melihat Alex sudah menyingkirkan sapunya di belakang pintu dan mulai mengepel "Bonyu itu dipojok sana belum disapu masih kotor, terus di bawah meja sudah disapu belum? Kok sudah mau di pel saja?" omel Diana melihat pekerjaan suaminya. "Hehe kirain sudah gini aja, terus ini cara ngepel bagaimana ya?" tanya Alex sambil menyengir memegang pel-an dan ember yang entah sudah didapat dari mana, Diana menepuk jidatnya. "Ya Allah, bonyu gini saja kamu enggak bisa, enggak heran sih haha Indah juga begitu." ucap Diana lalu mengambil sapu di belakang pintu dan mulai menyapu kembali. Alex memperhatikan Diana dalam-dalam ia juga ingin belajar untuk beberas rumah, pasalnya Indah dan Alex memang tidak pernah beberes rumah, pegang sapu saja bisa sekali sebulan mungkin. Setengah jam kemudian kamar Diana sudah rapi dan bersih barulah ia memakan sarapan yang dibawa Alex tadi, Alex sedang Diana suruh menaruh sapu dan alat pel, untungnya Alex mau karena saat ini Diana masih belum mau keluar kamar, namun setelah selesai makan ia terpaksa keluar untuk menaruh piring dan kawan-kawannya, Alex tak kembali ke kamarnya padahal Diana ingin menyuruh Alex kembali. Diana mencuci bekas makannya, setelah selesai ia berjalan ke ruang tengah. Menghampiri bonyunya yang ternyata sedang menonton kartun, waktu baru saja menunjukkan pukul 09.00 pagi, rumah orangtua Diana terlihat sepi. "Mama papa aku ke mana ya Lex?" tanya Diana ikut duduk di samping Alex. "Ada di kamarnya Di hahahaha." jawab Alex tanpa memalingkan pandangannya dari televisi, Diana ikut menonton kebetulan dia juga suka menonton kartun dan saat ini mereka menonton kartun kucing dan tikus yang saling mengejar, Diana dan Alex tertawa karena melihat si kucing yang tertabrak dan terjatuh dalam kubangan. Mereka menikmati hari minggu pagi dengan menonton televisi, menikmati hari libur sebelum besok senin kembali ke rutinitas sebagai pelajar dan mahasiswi. *** Diana baru saja menemui dosen pembimbing nya, lagi-lagi skripsinya kena revisi, skripsinya sudah mulai memasuki bab IV, sebulan akhir ini Diana memang tak terlalu fokus dengan skripsinya namun Diana harus semangat karena berniat untuk segera lulus agar secepatnya bisa bekerja. Saat ini Diana tak ada kelas, ia menunggu Indah yang masih bimbingan dengan dosen pembimbing di taman kampus dekat fakultasnya. "Diana." panggil seseorang yang menghampiri Diana lalu duduk di kursi taman samping Diana. "Kak Revan." ucap Diana kaget Diana bergeser sedikit menjaga jarak tiba-tiba ia mengingat ucapan Indah beberapa minggu lalu. "Lama enggak ketemu Di, apa kabar?" ucap Revan yang memandang Diana, Diana hari ini cantik dibalut rok panjang berwarna biru dengan kemeja panjang serta hijabnya, hari ini memang sengaja Diana memakai kerudung untuk menutupi sesuatu. "Baik." Jawab Diana singkat "Ehmm Di aku mau minta maaf, maafin aku ya dulu aku khilaf, kamu mau kan maafin aku?" tanya Revan tangannya ingin menyentuh tangan Diana yang berada di atas paha, Diana menolak dan menjauh "Iya, maaf bukan mahram kak, saya permisi." ucap Diana hendak berdiri namun dicegah dengan tangan Revan, "Kamu mau kan balikan lagi sama aku Di?" ucap Revan dengan nada memelas, Diana menghela nafas, memang rasa sayang itu masih sedikit ada, jelas karena mereka berpacaran sudah 2 tahun, butuh waktu untuk Diana menata hatinya lagi namun ia selalu ingat sudah ada bonyunya yang mulai mengisi dan menata hatinya kembali. "Sorry enggak bisa, gue sudah ada yang punya, jadi sorry kak Revan jangan ganggu gue lagi." ucap Diana lalu pergi meninggalkan Revan yang menatap tajam kepergian Diana. Diana berjalan menuju toilet namun tangannya ditarik, Diana menoleh ternyata yang menarik tangannya adalah Indah. "Lu enggak apa-apa kan? Lu enggak diapa-apain kan sama Revan?" tanya Indah terlihat khawatir, Diana menggeleng lalu memeluk sahabatnya "Hiks hiks dia ajak gue balikan Ndah, gue benci dia, kenapa disaat gue moveon dia datang lagi Ndah." ucap Diana, Indah membalas pelukan sahabat juga adik iparnya mengelus punggung Diana lembut, untungnya Indah menarik ke lorong kampus yang sepi jadi tidak ada orang yang melihat mereka. "Sudah jangan nangis, gue lega lu enggak papa, gue deg degan banget saat enggak sengaja lihat dia jalan melintas melewati taman." ucap Indah lalu melepas pelukan. "Gue enggak nangis Ndah, ngapain gue nangisin cowok kaya dia." "Iya iya, lu masih harus hati-hati ya Na, seperti yang gue bilang waktu itu, gue takut Revan berbuat jahat sama lu." Diana mengangguk ia memang harus hati-hati laki-laki yang terlihat baik seperti Revan belum tentu baik dalamnya. Diana sudah berada di rumah setelah diantar Cindy, Cindy mengantar Diana karena rumah mereka searah sedangkan rumah Indah sangat berlawanan arah membuat Indah tak bisa mengantarkan iparnya karena takut kesorean, Diana pun tak masalah biasanya Alex menjemputnya namun Alex sudah memberitahu ia tak bisa menjemput karena ada pertandingan basket disekolahnya. Diana memasuki rumahnya yang masih terlihat sepi karena jam masih menunjukkan pukul 3 sore, seperti biasanya mama dan papanya pulang pukul 5 sore, Diana mandi, solat asar lalu setelah itu ia memasak membantu bibi di dapur. *** Cuaca sangat dingin karena di luar sedang turun hujan lebat, orangtua Diana mengabari bahwa mereka tidak pulang melainkan menginap di hotel dekat kantor Bram, karena hujan masih lebat dan beberapa jalanan banjir membuat Bram dan Renata tidak bisa pulang, dan sekarang Diana dan Alex berada berdua di rumah, para ART sudah pulang sore tadi sebelum hujan turun. Diana menghampiri Alex yang masih belajar, bonyunya ternyata rajin sekali belajar, Diana memberikan secangkir coklat panas pada suaminya "Diminum dulu Bo, mumpung masih panas." ucap Diana, Alex menaruh pensilnya lalu mengambil cangkir ditangan Diana. "Makasih Didi, enak dingin gini minum yang panas." Alex memulai menyeruput coklat panasnya, "AC nya matikan aja ya Bo, dingin." ujar Diana seraya mengambil remot AC lalu mematikannya. "Didi gerah." Alex ia sudah menghabiskan coklat panasnya namun sekarang ia kegerahan karena AC dimatikan, Alex walaupun hujan ia tetap memakai AC karena ia tidak tahan panas dan gerah kecuali keadaan mendesak. Alex menyalakan kembali AC dengan suhu 20 derajat masih lumayan dingin menurut Diana. Setelah bersih-bersih dan mengganti pakaian tidur, Diana sudah bersiap tidur di ranjang, Alex baru saja keluar kamar mandi menggunakan baju tidur bergambar kucing dan tikus, suami Diana itu masih senang menggunakan baju tidur bergambar kartun. Kemudian Alex ikut bergabung diranjang Diana yang kecil, ranjang mereka memang belum sempat diganti. Alex memeluk istrinya menarik kepala Diana ke dalam dekapannya, Diana membalas pelukan namun tanpa Diana sangka, Alex malah menindihnya kedua tangannya berada di samping kanan kiri kepala Diana, Diana meneguk ludah menatap Alex di atasnya, tanpa ragu Alex mencium Diana, sejak menikah gairah Alex sering memuncak saat tidur bersama, namun kemarin-kemarin ia masih berusaha menahannya dan akhirnya kemarin setelah pesta Alex bisa merasakannya dan sekarang ia ingin mencobanya kembali apalagi tadi siang disekolah ia dikirimkan video dewasa oleh teman grupnya dan ditantang menonton disekolah saat jam kosong. Alex memang jarang dan tidak suka menonton film jorok seperti itu namun kemarin teman-temannya menertawakan Alex karena enggak pernah menonton video dewasa dan mengatakan Alex tidak jantan sebagai laki-laki, Alex bukan takut atau tak jantan ia hanya berusaha menjaga norma untuk tidak melakukan hal tidak baik, dan kemarin terlintas untuk mencobanya mengikuti tantangan teman-temannya, Alex berani karena ia sudah mempunyai yang halal, jadi Alex tak perlu takut jika ia kepingin anggap saja video itu edukasi untuknya yang kemarin gagal malam pertama. Alex masih menciumi bibir Diana yang mulai membalas ciuman suaminya tak lama mereka melepaskan ciuman dan terengah-engah, Alex meminta izin istrinya, Diana hanya bisa mengangguk pasrah untuk memenuhi kewajibannya sebagai istri, Alex berdoa dipuncak kepala Diana lalu memulai kembali malam pertama mereka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD