Bab 73. Natta yang Mengagumkan

1096 Words

“Ya, mau bagaimana lagi.” Natta mengusap-usap punggung tangan Wenny. “Aku nggak bisa memaksa. Tapi, kita tetap berangkat ke Jakarta besok, ‘kan?” “Ya,” jawab Wenny. Usapan tangan Natta terasa bergetar di punggung tangan Wenny, juga semakin pelan. Ternyata mulut Natta juga bergetar ketika dia mengucapkan, “Aku menyukaimu, Wenny. Aku … ingin sekali kita berpacaran. Tapi kalo kamu nggak—“ “Kita jadian,” potong Wenny cepat. Dia tidak mau perjuangan dan perjalanan Natta sia-sia. “Wen…” “Ya, aku juga menyukaimu. Aku ingin kita pacaran.” Natta tertawa malu, dan tangannya yang bertumpu di tangan Wenny masih saja bergetar. “Kamu memang bukan yang pertama, tapi aku ingin kamu yang terakhir … menjadi tempat aku mencurahkan kasih sayang seumur hidup aku.” Akhirnya tangan Wenny juga ikut gemeta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD