bab. 4 haruskah kita bercerai

1456 Words
    Seusai bekerja sore ini, Renney berencana pulang secepatnya untuk mengemasi beberapa barang pribadinya. Ia berharap tidak bertemu dengan Bastian, karena ia sendiri bingung apa yang harus dilakukan nya di tengah benang kusut kehidupan nya.     Saat berada didepan rumah nya Renney termenung, melihat rumah tempat dimana dia pernah merasakan bahagia, bahkan menjadi wanita seutuh nya dengan kehadiran Dena.  Anak semata wayang mereka saat ini pun tidak lagi tinggal di rumah itu. Sejak prahara rumah tangga nya, Dena di bawa oleh oma nya ibu Bastian.     Renney tahu bahwa tidak semua permasalahan rumah tangganya adalah kesalan Bastian, masa lalu nya juga ikut andil di sana. Bastian bahkan tak pernah bertanya saat-saat dimana ia terbagun dari mimpi buruknya berteriak dan menagis seperti orang gila. Bastian hanya memeluk nya, tak mengatakan apapun seakan ia tahu semua yang telah dilewati Renney.     Salahkah semua pikiran nya, atau kah ia memang mengharapkan rumah tangganya kembali baik-baik saja. Renney tahu dirinya bukan lesbian, ia hanya menikmati semua kenakalan remaja nya bersama Lisa. Kalo ia seorang lesbian, sudah barang tentu ia tak akan mencintai suaminya Bastian.     Seorang lesbian tentunya juga memiliki ketertarikan dengan sesamaya. Tapi tidak dengan Renney, ia tak pernah berhubungan dengan wanita manapun yang menyandang status lesbian.     Lisa, dan hanya Lisa lah wanita yang pernah bergumul bersamanya menikmati setiap o*****e di masa SMA. Renney menggingat pertama kali ia dan Lisa melakukan o*****e di karenakan ketidak sengajaan mereka menonton vcd-blue milik ayah tiri Lisa.     Renney merasa semua itu hanya kenakalan masa remaja, selama perkawinanya ia yakin bahwa ia bukan seorang lesbian. Tapi kejadian kemarin dengan Lisa mengulang semua masa remajanya, bahkan membuka kembali lembaran hitam dalam buku hidupnya. ...     Renney cepat-cepat memasuki semua pakaian nya kedalam dua koper besar, meyumpal beberapa pakaian yang sehari hari-dan pakaian kantor. Beberapa alat make-up dan beberapa simpanan perhiasan. Perhiasan itu menurutnya sangat penting, karena saat ini uang di tabungan nya hanya cukup untuk kebutuhan nya sehari-hari. Ia membutuhkan biaya untuk mengontrak sebuah rumah, atau mungkin kos-kosan.     Ketika Renney mengunci kembali rumah itu, Bastian pulang.     “Kau lari lagi? Seperti biasa, di setiap pertengkaran kita. Tak bisakah kali ini kita selesaikan tanpa harus kau lari?” Suara Bastian meninggi dikala Renney berjalan melewatinya. Dengan sigap Bastian menangkap pergelangan tangan Renney agar wanita itu tidak menghilang kembali.     “Haruskah kita bercerai?” Renney menatap mata Bastian, dan tangis nya mulai pecah. Ia berjongkok dan menagis, tangisan nya semakin kencang tak kala Bastian memeluknya.     “Maafkan aku Renney, begitu banyak hal yang tak bisa ku tanyakan padamu. Kutahu begitu sulit buat mu membiarkan siapapun mengetahui apa yang terjadi dengan mu, bahkan ibu mu pun tidak.”     “Kau menyelidikiku?” di sela isakan tangis nya, suara Renney meninggi. Dan ia tahu, semua itu membuat nya takut.     “Aku mencintaimu Renney, dan aku takut bahwa aku juga ikut ambil bagian dalam setiap mimpi buruk mu.”     “Kenapa? Kenapa tak kau tanyakan saja semua masa lalu ku?”     “Aku tak peduli masa lalu mu Renney, sampai kelahiran Dena.”     “Apa yang kau ketahui Bastian?”    “Saat kau pendarahan dan hampir mati setelah melahirkan Dena, dokter mengtakan bahwa kemungkinan besar kau pernah abortus. Sehingga kau mengalami pendaraha hebat. Dan hal itu pula yang membuatku takut menyakitimu, atau bahkan memberi adik buat Dena.”     “Itukah yang kau pikirkan?” pikiran Renney menjadi kalut, apa yang harus dia katakan kepada laki-laki yang ia cintai ini.     “Maafkan aku Renney, aku tidak ingin selingku. Apa yang terjadi antara aku dan Lisa murni ketidak sengajaan. Dan aku pun baru tahu hubungan mu dengan Lisa setelah kau memergoki kami di hotel itu. Lisa mengatakan bahwa kau adalah teman semasa remajanya, dan wanita yang selama ini ia cari.”     “Apakah hanya itu yang Lisa katakan? Bahwa kami lesbian?”     “ya.” Bastian berdiri dan menarik Renney masuk kembali ke dalam rumah. Mereka harus berbicara, dan menyelesaikan semua benang kusut pernikahan mereka.     Bastian meletakan kopor Renney di samping kursi Ruang tamu. Mereka duduk saling berhadapan dan Bastian menggengam kedua tangan istrinya. Berusaha menjalin kembali tali kasih yang hampir terputus.     “Kata kan lah Renney, apa yang harus ku lakukan? Aku sangat mencintai mu. Dan kau tahu aku pun mulai gelisa di setiap malam nya ketika berbaring di sampingmu.”     “Kebenaran akan membuat mu berpaling dari ku, dan itu menakutkan ku Bastian. Seperti yang ku rasakan di kala aku memergoki mu didepan vidio p***o mu.”      “Ah... kau tahu Renney, itu semua pelampiasan ku saat aku tak mampu menyentuh mu. Tapi aku begitu mengingikan b******a dengan mu seperti sebelum aku mengetahui masalah abortus itu.”     “Lisa adalah bagian dari masa laluku, Bastian. Ku pikir kami hanya melakukan kenakalan anak remaja saat itu. Dan keluarga Lisa juga lah yang telah menghancurkan ku.     “Kau bisa melepaskan semua nya Renney, dengan mengatakan nya.”     “Kau tak akan menyesal mengetahui semua ini Bastian?”     “Tidak Renney, aku mencintai mu. Dan cinta itu akan terus ada.”     Renney menghela nafas dan menghirup nya kembali dengan sangat berat, seakan apa yang ingin di katakan nya adalah duri yang ingin dia keluarka dari dadanya. Ia berusaha agar dapat mengatakan semuanya tanpa meneteskan air mata.     “Lisa adalah sahabat ku, sampai kami menemukan vcd-blue milik ayah tirinya. Rasa penasaran kami membuat kami mempraktekkan adegan yang dilakukan dalam vidio itu. Kami menjadi terikat bahkan saling membutuhkan, dimana ada Lisa di sana selalu ada aku. Di malam bulan Juli setelah lulus SMA, aku meginap di rumah Lisa. Tapi ada satu yang membuat ku takut setiap menginap di rumah itu. Ketika Ayah tiri Lisa pulang dengan keadaan mabuk, ia akan memukuli Lisa dan ibunya. Tapi malam itu berbeda, ia memperkosa ku dan Lisa membunuhnya dengan tidak sengaja. Dan kejadian p*********n itu di tutupi oleh ibu ku. Yang polisi tahu bahwa ayah tiri Lisa memukuli kami bertiga, dan ibu lisa melakukan perlawanaan. Ibunya menyerahkan diri untuk Lisa, dan karena di angap untuk membela diri ibunya hanya mendapat hukuman selama 1 tahun.”     Bastia terdiam, ia tak membayangkan masa lalu istrinya begitu pahit. Dan semua nya berkaitan dengan wanita yang bernama Lisa.      “Saat kita bertemu di rumah sakit, saat itu aku tak memikirkan apa-pun. Dan berakhir dengan meloncat di sungai, ternyata saat itu aku keguguran. Bahkan aku tak pernah tahu bahwa diriku hamil.”     “Takdir lah yang mempertemukan kita Renney. Dan jangan katakan pada ku kau akan menyerah dengan pernikahan kita. Aku betul-betul merindukan semua tentang mu. Ketika kau memergoki ku o***i di depan vidio p***o, harga diriku terluka. Dan ya, aku ke diskotik untuk minum-minun. Di sana aku bertemu Lisa, ku pikir dia adalah kau yang menyusulku pergi ke diskotik. Karena gaun yang dia kenakan sama dangen kau pakai sebelum aku meninggalkan rumah. Dan Lisa pun mengatakan bahwa ia membawaku kehotel karena aku memangil nya Renney dan itu menggingatkan nya padamu."     “Jadi pada saat itu kau betul-betul tak tahu bahwa wanita yang kau bawa adalah Lisa.”      “Bisakah kau memaafkan ku?”      “Dan bisakah kau menerimaku? Ah... aku butuh waktu Bastian.” Renney berdiri dari kursi dimana mereka duduk dan melepaskan gengaman tangan suami nya. “Beri aku waktu Bastian, aku perlu menjadi diriku. Dan aku benci menjadi lemah.”       “Kau tidak lemah Renney.”       “Saat ini yang ku tahu, aku perlu waktu untuk berpikir Bastian. Dan biarkan aku pergi, setelah ku tahu apa yang harus ku lakukan aku kan kembali.”      “Jangan menyerah dengan pernikahan kita Renney, ku mohon. Kau tahu aku hanya mencintaimu.”      “Berhenti Bastian, aku tak bisa menahan semua emosi ku lagi. Biarkan aku berpikir. Beri aku waktu paling tidak 3 hari ini untuk ku berpikir.”      “Setega itu kah kau pada ku Renney, tak ingatkah kau dengan Dena?”      Wajah cantik anak nya terlintas di kepala Renney, dan bayangan bahwa anak nya akan menjadi anak broken home mengusik pikiran nya. berlahan air mata nya menetes dan tanggis nya pecah.    “Jangan membawa-bawa  Dena dalam urusan ini. kau membuat pikiran ku dan hati ku lebih kacau.”     Wajah cantik anak nya terlintas di kepala Renney, dan bayangan bahwa anak nya akan menjadi anak broken home mengusik pikiran nya. berlahan air mata nya menetes dan tanggis nya pecah.     “Jangan membawa-bawa  Dena dalam urusan ini. kau membuat pikiran ku dan hati ku lebih kacau.” Renney tak bisa menahan lagi semua air matanya, dan kali ini tangisan nya kembali meledak dan mengaburkan semua pandangan nya.   Kata “mengapa” Terkadang tak harus ada alasan seseorang untuk menagis. Kesedihan pun terkadang tak dapat di pahami. Datang dan pergi, namun tetap membekas di dalam hati.  Terkadang sebuah pencarian membuat hati itu sendiri bertanya-tanya. “Mengapa”, “seandainya” kata-kata yang terdiam di dasar lautan. Membiru dan menyakiti jiwa yang begitu ambigu.                                                             Renneyisme ...

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD