London, Inggris
Kepulan asap membuat lelaki itu tersadar bahwa wajahnya mungkin akan membeku. Berdiri di depan gedung agensi pada pukul satu dini hari bukanlah hal yang menyenangkan baginya, terlebih saat serpih salju nyaris membuat kepalanya membeku. Ia terus menggerutu, memasukkan kedua tangannya pada saku jaket hitam kelam yang mencegahnya agar tidak mati membeku dengan konyol. Sungguh, ia berjanji dan menekankan pada otaknya untuk mengubur managernya hidup-hidup jika tidak datang dalam waktu lima belas menit kedepan. Menunggu bukanlah hal yang cocok bagi aktor yang sedang naik daun seperti dirinya.
Lelaki itu mengeluarkan kotak rokok dan pematik berwarna emas bersimbol rumit pada tangan kirinya. Menyisipkan batang nikotin itu pada belah bibirnya dan menyalakan api pada sudutnya. Persetan dengan omelan yang akan ia terima, setidaknya rokok akan menghilangkan kebosanannya pada lima belas menit kedepan. Rey tersentak, saat seseorang menyentuh bahunya dan membuatnya refleks menoleh. Membuat mata hitam kelam itu bertemu dengan mata coklat terang yang membuatnya benar-benar kehilangan akal.
Ya, benar-benar kehilangan akal, dan itu bukan merupakan bualan. Rey melupakan segalanya, terhipnotis oleh manik mata coklat terang yang kelak akan ia cari dengan amarah. Karena telah mempermainkan aktor papan atas semacan dirinya dengan hipnotis.
Ini pencurian, penipuan, dan pelecehan!!!