“Apa yang kau ingin dariku sebenarnya?” tanya Claris melotot hebat.
Damian sedikit terkejut dengan pertanyaannya, karena dalam dirinya juga bingung sebenarnya apa yang membuatnya ingin terus mengusik wanita di depannya ini. Dia memang sudah membuatnya masuk rumah sakit gara-gara gerakan indah lututnya pada barang pusakanya, tapi jika dipikir baik-baik, bukan itu yang membuat dirinya marah dan ingin menawan sang wanita. Hatinya berputar dengan perasaan rumit dan mengganjal tanpa ada alasan yang jelas.
Kening Damian mengerut dalam di wajah dinginnya seiring kekuatan cubitan di dagu Claris menguat. Sikapnya kembali tenang dan dingin. Suaranya tenang dan stabil.
“Apa yang aku inginkan? Bukankah sudah jelas? Aku ingin kau membayar semua perbuatan burukmu kepadaku. Setelah bersikap sok tinggi
