“Kenapa? Apa aku juga tidak boleh mengunjungi tunanganku sendiri? Jika aku meneleponmu lagi, kamu pasti akan mematikan sambungannya, bukan?”
Claris menggertakkan gigi marah, tapi sebisa mungkin menahan emosinya mendengar sindiran dingin sang tunangan. Tersenyum lembut seolah tidak terjadi apa-apa. Wanita dengan rambut disanggul tinggi elegan ini bersedekap angkuh yang santai.
“Baguslah. Karena kebetulan Tuan Damian datang ke mansion ini, sekalian saja membawa pulang kembali semua hadiah yang pernah Anda berikan kepada saya.”
Yang dimaksudnya adalah hadiah berupa isi toko pakaian yang terpaksa diborong oleh Damian gara-gara membuntuti Claris cupu dan Keenan beberapa saat lalu. Karena tidak tahu mau diapakan semua belanjaan itu, maka dikirim khusus saja untuk tunangannya. Namun, siapa san
