Hari ini mungkin adalah makan siang paling menyebalkan yang Claris cupu alami. Kedua pria itu tidak berhenti merecokinya dengan banyak hal. Bahkan, karena sudah terlalu jengkel dengan pertanyaan dan topik tidak jelas mereka terkait lomba debat dan juga mengenai kegiatannya di kampung, Claris akhirnya memberi mereka tugas bersama mengenai topik debat yang mungkin saja akan menjadi pilihan di lomba nanti. “Claris... apa maksudmu memberikan kami tugas seperti ini?” tanya Damian muram. Claris mengerutkan kening kesal. “Kenapa? Keberatan? Bukankah sejak tadi kamu paling bersemangat membahas topik debat yang mungkin akan diangkat nanti? Kalau begitu sebaiknya kalian melakukan penelitian bersama saja agar materinya lebih bagus lagi.” Hadi menggigit gigi marah, menatap Claris dengan wajah penu

