Sebuah tendangan melayang ke sebuah wajah yang sudah babak belur. Sangat kuat dan penuh amarah. Tubuh pria yang ditendang jatuh tersungkur ke tanah, mengerang kesakitan dengan darah menghiasai wajahnya. “Masih tidak mau mengaku?” geram Damian dingin, berjalan pelan dan kuat menuju pria di tanah. Langit malam terlihat cerah dan penuh kilauan bintang, tapi adegan di pinggir sungai itu sangat mencekam hingga membuat napas beberapa orang tercekat. “A-aku sungguh tidak tahu. Orang itu hanya mengirimkan uang perjanjian awalnya dalam bentuk tunai. Di telepon pun, dia menyamarkan suaranya. Kami juga tidak tahu orang-orang yang lebih dulu mengganggunya...” jelas pria di tanah dengan suara susah payah, kepalanya sangat pusing dan matanya tidak fokus. “Sepertinya cara ini tidak akan berhasil. Bag

