Clarisha Wira Atmaja jatuh terduduk dengan wajah syok. Air matanya langsung berhenti begitu melihat mobil sudah berhenti mendadak dalam jarak sangat dekat dengan tubuhnya.
Darahnya mendingin hebat, napasnya seolah nyaris berhenti.
“Claris!”
Suara pria di belakang wanita cupu berpakaian serba krem ini terdengar sangat panik, langsung saja memeluk tubuh Claris dengan wajah pucatnya.
Claris merasa salah dengar, merasa dirinya berhalusinasi.
Namun, saat dia mendongak melihat siapa pria yang menghampirinya dengan kepedulian luar biasa, air matanya kembali merebak, tanpa sadar mencengkeram bagian depan kemeja hitam sang pria. Tergugu begitu keras dan hebat.
Bulu mata Damian merendah lembut. Ekspresi wajahnya yang semula mengeras saat melihat Claris berangsu-angsur melunak.
“Ka-kalian tid
