BAB 2 - Relasi

1614 Words
"Kita buang saja dia ke Laut."Edward tak berhenti berbicara sejak mereka meninggalkan Club. Viona berbaring tidak sadarkan diri di kursi belakang, sementara Leyna duduk di samping kemudi yang dikendarai oleh Edward menuju Apartemen mereka. Leyna mendengar jelas Viona pamit untuk tidur siapa yang menyangka ia pergi ke Klub lagi. Viona membuat Leyna kesal. Ketika sampai di Apartemen Leyna dan Edward membawa Viona ke kamarnya Leyna. Leyna harus memarahinya besok ketika ia sadar dan tentu saja harus ada yang mengawasinya dengan keadaan seperti ini. Edward pergi setelah membaringkan Viona di atas kasur lantai yang sudah Leyna siapkan. Tidak dengan tempat tidur, tentu saja Viona sudah menghabiskan terlalu banyak alkohol hingga rasanya seperti ia baru saja berendam di dalam bak berisi minuman tersebut, Leyna tak mau kasurnya berbau seperti minuman itu. Sudah cukup mencium aroma tubuh Viona yang membuatnya mengerutkan hidung. Leyna kembali ke meja nya untuk mengerjakan sisa kerjaannya yang hampir selesai, tertunda karena harus menjemput Viona. Pikirannya kembali pada peristiwa di dalam Klub, Leyna menggelengkan kepalanya ketika tatapan pria itu mengusik pikirannya. Ia harus fokus dan melupakan kejadian itu, tentu saja melupakan pria itu juga. *** Viona terkejut dengan tubuh yang tiba-tiba terduduk dengan mata terbelalak menatap pintu kamar yang sudah terbuka. Rambutnya berantakan, wajahnya berminyak akibat riasan yang belum dibersihkan. Ia berbaring di atas lantai, sudah pasti ini bukan kamarnya, karena dindingnya berwarna pink sementara kamar ini berwarna putih. Sudah jelas pemilik kamar ini memiliki ketertarikan pada sebuah kartun alien berwarna biru yang terbukti dari boneka yang berada di atas bantal. Leyna adalah orang yang ia kenal memiliki ketertarikan itu. Ia beranjak dari atas kasur, melipat kasur lantai itu dan memberikannya tetap di lantai karena Leyna menginginkannya seperti itu. Wanita itu alergi dengan bau alkohol. Viona tak heran dan bagaimana tubuhnya terasa bau dengan aroma menyengat itu. Ia mengintip keluar sebelum benar-benar menunjukkan batang hidung nya di hadapan Leyna, sudah pasti wanita itu akan memarahinya seperti biasa. "Well. Kau mencari siapa?." Tubuh Viona tersentak kaget ketika mendengar suara dari wanita yang sedang ia hindari berasal dari belakangnya. Ketika Viona berbalik untuk melihat, Leyna sedang menatapnya dengan kedua mata menyipit. Viona tersenyum, namun senyumannya seketika menghilang ketika Leyna melipat kedua tangannya di depan d**a. "Apa pesan terakhirmu?." "Apa.. apa itu artinya kau ingin membunuhku?." "Ya. Aku mau membunuhmu, sangat ingin. Bagaimana bisa kau bilang mau tidur tapi malah pergi ke Klub malam apa kamarmu sudah pindah?."Terlihat jelas Leyna begitu marah pada Viona, ia merasa khawatir tentu saja karena sesuatu yang buruk mungkin saja terjadi jika Viona mabuk. Bagaiaman jika ada orang jahat yang melukainya ketika Viona dalam keadaan tidak sadar. "Dengarkan aku dulu.. aku mendapat pesan dari Tom untuk menemuinya di sana. Kupikir ia akan minta maaf tapi malah mengajakku untuk minum-minum dan berusaha meniduriku?."ucap Viona dengan suara lirih dan menatap Leyna dari balik bulu matanya. "Jadi kau belum tidur dengannya?."tanya Leyna menyelidik. Viona mengangguk cepat. "Aku menamparnya dan dia pergi dengan marah. Lalu aku minum karena suasana hatiku sangat kacau." Leyna menghela nafas lega, ia pikir Viona akan berbuat hal gila yang membuatnya marah-marah, Leyna sudah siap untuk memakinya, mendengar cerita itu membuat perasaannya berubah menjadi simpati."Kau bisa mati kalau terlalu banyak minum alkohol. Jika kau menelponku karena terlalu banyak minum aku akan memecatmu sebagai teman kau mengerti." "Hidupku sangat kacau." "Aku tahu."gumam Leyna yang membuat Viona menatapnya, ekspresinya seolah berkata. Kau ini. Leyna tertawa lalu meminta Viona untuk keluar dari kamarnya dan segera minum obat pereda mabuk yang telah ia siapkan di meja. Leyna tak pernah meminum obat itu, ia hanya menyiapkannya jika kejadian seperti ini terulang, Viona memang kerap kali mengulangi hal yang sama. *** Leyna bekerja di sebuah perusahaan konsultan. Perusahaannya membantu para kliennya dalam mengatur pengelolaan keuangan mereka, pembukaan bisnis awal dan memberikan saran dalam membangun bisnis awal. Leyna berada dalam tim pengelolaan keuangan dan audit. Ketika selesai mengerjakan pekerjaannya ia mengirimkan hasilnya via email. Hari ini terlalu sibuk untuk bersikap santai. Leyna berjalan tergesa-gesa dengan sebuah map di sebelah tangan kirinya dan kopi di tangan lainnya, pergi menuju ruang meeting pagi di hari senin. Ketika ia sampai Banner menyusul nya dengan berlari-lari kecil, ia membetulkan posisi kacamatanya sebelum masuk, sepertinya ia terlambat. Leyna menatapnya dengan senyum kecil di wajahnya yang membuat Banner berdehem. Laki-laki itu membukakan pintu untuknya. Leyna masuk di susul Banner di belakangnya, di dalam ruang meeting sudah ada kepala timnya Drake dan rekan kerjanya Selly dan Renata yang tengah hamil berusia 8 bulan. Leyna mengambil tempat di samping Renata, sementara Banner berada di hadapannya di samping kiri Selly. Drake mengatakan jika mereka akan menerima salah satu klien untuk merapikan laporan perusahaan yang baru saja diakusisi. Laporannya sangat kacau dan mereka akan membantu untuk merapikannya. Leyna adalah wanita yang paling muda di dalam kelompoknya dan yang paling bersemangat untuk hal ini. Ia masih di katakan baru karena setiap rekan kerjanya memiliki usia pengalaman yang jauh di atasnya. Yang paling muda sebelumnya Banner dengan usia pengalaman 1 tahun di atasnya. "Mereka mungkin sudah tiba, tolong siapkan agreementnya Leyna. Banner dan Selly pindah ke sebelah Leyna, biar mereka duduk di sini." Leyna berdiri untuk keluar dari ruangan menyiapkan Agreement. Banner keluar untuk memesan minuman pada office boy. Pria itu datang pada Leyna yang barubsaha selesai menempelkan materai di tempat tanda tangan. "Tidak main-main. Orang yang akan menandatangani ini adalah. Pria terkenal." "Artis?."Leyna jarang nonton serial tv yang menampiljan para artis, yang ia saksikan kebanykan cartoon dan film comedy itu juga tidak sering. Pekerjaannya menjadi lebih banyak karena Renata sedang hamil dan tidak ingin membebankannya dengan pekerjaan. "Kau tidak tahu dia? Namanya jelas-jelas kau ketik di sana."Leyna memutar kedua bola matanya malas. Sudah tahu kemana arah pembicaraan ini. Banner adalah pria penggosip, ia sangat update mengenai berita terbaru tentang segala hal. Rasanya seperti koran berjalan, ia akan memberitahu siapapun tanpa diminta. "Lebih baik kita kembali."Leyna menarik Banner untuk kembali ke dalam sebelum Drake mencari mereka berdua dan menunjuk kan tatapan emosionalnya. Pria itu suka marah-marah dan Banner tidak pernah menyesal jika melakukannya. Leyna mengetuk pintu sebelum masuk, ketika semua tatapan akhirnya beralih ke arahnya. Tubuh Leyna membeku, rasanya tidak asing dan ia hampir terjungkal ke depan karena Banner menabraknya dari belakang. "Leyna kenapa kau berhenti mendadak."ucap Banner berbisik. Leyna bergumam kata maaf namun tatapannya masih terkunci pada satu arah. Seorang pria yang sedang duduk di ujung meja menghadap Drake. Tatapan tajamnya masih sangat Leyna kenal dan wajahnya yang kini terlihat sempurna untuk di pandang. Leyna berdeham, mencoba menarik kesadarannya yang hampir lenyap dalam keterkejutannya. Leyna menaruh satu map di hadapan nya, rasanya seperti dikuliti atau ini hanya perasaan Leyna saja. Apa dia mengingat Leyna seperti ia mengingatnya. Leyna kembali ke kursinya dan berusaha untuk menatap lawan bicaranya. Pria itu datang bersama dengan tiga orang pria. Salah satunya adalah pegawai dari laki-laki itu sementara dua lainnya berasal dari perusahaan yang diakusisi. "Silahkan dibaca dulu Agreementnya. Revisinya setelah evaluasi kita melalui email. Jika anda setuju silahkan langsung menandatanganinya. "Ada satu permintaan."suaranya terdengar sangat maskulin, Leyna sangat ingin melihat ke arahnya, ia selalu memperhatikan jika seseorang berbicara namun rasanya tak mampu jika itu dia. "Katakan saja Mr. Harden."Ucap Drake. "Saya menolak untuk pembawaan berkas dan mengirimkannya via email. Lakukan itu di kantor, kami akan memberikan ruang khusus dan menyiapkan hal-hal khusus jika anda memilikinya sebagai tambahan untuk pengerjaan yang lebih efisien." Leyna terkejut ketika mendengarnya, spontan ia menoleh ke arah laki-laki itu dan seolah tahu Leyna sedang melihat ke arahnya pandangan mereka bertemu dan membuat Leyna langsung memalingkan wajahnya ke arah Drake. Drake terdiam untuk beberapa saat seolah memikirkan sesuatu, namun kemudian kepalanya mengangguk sebagai tanda setuju. "Saya akan mengirimkan tim saya ke sana." *** Jika ada alasan bagus yang masuk akal untuk hal ini Leyna menginginkannya untuk mencari tahu kenapa. Rasanya berat untuk bersalaman dengan laki-laki itu sebagai perpisahan. Genggaman tangannya sangat kuat dan Leyna dapat merasakan tatapannya yang membuatnya gugup bukan main. Ketika mereka Drake mengantar mereka pergi bersama Banner menuju lift sementara ia berada di ruangan bersama dengan Selly dan Renata yang mulai bergosip tentang ketampanan Mr. Harden dengan ekspresi takjub. "Aku berharap anakku setampan tuan Harden dia sangat-sangat tampan."ucap Renata seraya mengelus perutnya yang sudah membesar. "Apa aku harus membatalkan pertunangan kami. Seharusnya kita berkerja sama lebih cepat dengannya."timpal Selly. "Jika anakmu tidak mirip dengam Alex kau akan dapat masalah."ucap Leyna yang membuat wajah Renata memberenggut sebal. "Tidak apa jika itu setampan Jensen Harden. Aku tidak bisa melupakan wajahnya."ucapan Renata terhenti ketika Drake dan Banner masuk ke dalam ruangan. Drake kembali ke tempat duduknya begitu pula Banner untuk pembicaraan mengenai besok karena mereka akan memulainya agar segera selesai. "Tim akan di bagi 2. Banner dan Leyna. Sementara Selly dan Renata. Senin sd jumat bergantian. Besok Leyna dan Banner lebih dulu ke sana aku akan ikut untuk melihat persiapan awal. Masih ada tim audit yang harus ku ku atur karena mereka masih awalan. Jadi kemungkinan aku akan jarang untuk ikut serta dalam pekerjaan ini. Laporkan semuanya dan rekap dalam excel untuk temuannya. Kalian mengerti. Laporkan secara berkala." "Mengerti." *** Ketika jam pulang Edward sudah berada di depan gedung terparkir tak jauh dari lobby dengan motor cruiser yang sepertinya baru ia beli hari ini. Leyna menangkap helm yang Edward lemparkan padanya. "tangkapan yang bagus." "motor yang bagus?." "kau harus memperhatikan perkiraan cuaca ketika mengendarainya di Seattle." "akan ku ingat itu."Leyna menaiki motor Edward. Ketika motor itu melaju pergi dari sana Leyna menemukan seseorang berpakaian sama seperti tadi malam berdiri menatapnya di samping pilar gedung. Leyna tak bisa melihat wajahnya karena sebagian wajahnya ditutupi topi yang hanya menunjukkan bibirnya saja. Leyna terus menatapnya sebelum akhirnya menghilang karena mereka semakin jauh pergi dari sana. Berarti bukan hanya perasaannya saja, ia memang di buntuti seseorang. Leyna ingat betul pakaiannya seperti apa karena ia melihatnya dari cermin. Hal itu membuatnya penasaran, siapa yang membuntutinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD