#BAB 2

1167 Words
"Bbbrrrrrr ... ini Kairo apa kutub utara? Dingin sekali, sih?!" gerutu Yasmin, menelungkupkan badannya. Dia menarik selimut yang tersangkut di kakinya. Yasmin masih tiduran di teras rumah yang saat ini tidak ada penghuninya, dia putus asa, udara malam membuatnya tidak nyaman, rasa lapar mengganggu pikirannya. Tapi apapun yang terjadi, Yasmin tidak bisa berbuat apa-apa, jangankan makan, memasuki rumah calon atasannya saja dia tidak bisa, mau mencari bantuan dari tetangga juga mustahil, tempat mereka sangat jauh dari tempat yang saat ini dia singgahi. "Ya, Tuhan ... bukankah Kairo ini adalah tempat yang ramai? Tapi kenapa aku terdampar di tempat sepi seperti ini? Apakah aku salah alamat?Apa yang harus aku lakukan?! Seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di sini," bathin Yasmin, frustasi. Dia memegangi perutnya, kepalanya terasa pusing, mungkin rasa lapar dan lelah membuatnya merasa tidak enak badan. Dia mencari makanan di dalam tas tapi tidak ada, hatinya semakin cemas karna tidak ada yang bisa menolongnya. Desiran angin malam menambah kegelisahan hatinya, Yasmin memandangi padang pasir yang mengelilingi rumah calon atasannya, sangat sepi, kelam, gelap dan mencekam, dia sedikit ketakutan, apalagi jika ingat tentang ucapan pak sopir, semakin membuatnya tidak nyaman dan berusaha melupakan segalanya. Dia hanya fokus pada pekerjaannya meskipun sulit. "Apa kau kedinginan? Kenapa kau tidak masuk ke dalam?!" tanya seorang pria yang tiba-tiba datang membuat Yasmin kelabakan. "Eh! Astaga! Da-darimana kau datang?! A-aku--" gugup Yasmin, bangkit dari tidurnya dan duduk sambil merapatkan selimut. "Hari sudah malam, tidak baik untukmu tidur di tempat seperti ini!" serunya dengan suara serak tapi seksi. "Mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa masuk ke dalam rumah ini," jelas Yasmin pada pria yang tadi sempat menolongnya, dia masih mengenakan jubah hitam dari kepala sampai kaki. Yasmin berusaha melihat wajahnya tapi tidak bisa, suasana gelap mengganggu penglihatannya. Pria itu hanya diam saja, karna suasana sangat mencekam, Yasmin berusaha memecahkan kesunyian. "Oh ya! Siapa namamu? Kau yang membuka pintu pagar Tuan Robert secara paksa tadi, bukan?" selidik Yasmin, memastikan. "Ya, aku adalah putranya, kami tidak tinggal bersama, namaku adalah, Shen Amun Ra! Aku tinggal di balik bukit pasir sana," jelasnya sambil menunjukkan tangannya ke arah utara. Tempatnya agak berjauhan dari rumah yang saat ini di tempati Yasmin. Jaraknya sekitar seratus delapan puluh meter. "Oh, nama yang bagus, seperti nama-nama Mummy dari film yang pernah aku lihat, Anubis, Zeti, Amun Ra, ah sudahlah! Aku jadi ngelantur gini," ucap Yasmin, mengelengkan kepalanya. "Kau bisa memasuki rumah ini kalau kau mau, aku akan membukakan pintunya." "Tidak perlu!" seru Yasmin, seketika. Pria berjubah hitam itu sudah merusak pagar calon atasannya, jangan sampai dia juga merusak pintu rumahnya. "Eemm ... maksudku ... tuan Robert tidak ada di rumah. Sangat tidak pantas jika calon pekerja sepertiku memasuki rumahnya tanpa izin darinya. Sangat tidak sopan, bukan?" jelas Yasmin, pelan. "Apa kau akan tidur di teras seperti ini semalaman?! Sebentar lagi akan ada badai pasir, kalau kau tidak masuk ke dalam, kau bisa sakit." "Apa?! Benarkah?!" seru Yasmin, gelisah. Dia bingung harus bersikap seperti apa? Bagaimanapun juga, ini adalah rumah orang asing yang tidak ada penghuninya. Pria di depannya masih menunggu jawaban darinya. "Apa kau tidak mau? Terserah kau saja! Itu bukan urusanku." Pria itu membalikkan badan dan ingin meninggalkan dirinya. Tapi baru beberapa langkah dia berjalan, Yasmin menghentikan langkahnya. "Tunggu!! Bolehkah aku ikut bersamamu? Aku ingin tinggal dengan keluargamu, aku tidak mau memasuki rumah orang asing tanpa izin, aku tidak nyaman. Oh ya! Kita sudah lama berbicara, panggil namaku Yasmin. Dan wajahmu, kenapa kau selalu menutupi wajahmu? Apa kau biasa berpakaian seperti itu?" tanya Yasmin membuat pria itu mengepalkan kedua tangannya cukup lama. Setelah beberapa saat, "Kau sebaiknya jangan banyak berbicara! Aku tidak memiliki keluarga! Mereka sudah mati ribuan tahun yang lalu! Kalau kau mau ikut denganku, maka bangunlah! Dan ikuti langkahku," perintah pria itu, membuat Yasmin langsung bangkit dari duduknya, meski bingung dengan ucapannya, Yasmin pura-pura paham dan tidak mendebatnya. "Baiklah! Setidaknya ada orang baik yang mau menolongku. Kalau tidak, aku pasti bisa mati karna kedinginan atau kelaparan," ucap Yasmin, lega dengan kehadirannya, dia segera meraih kopernya dan berjalan di belakangnya. Pria itu mengulurkan tangannya, Yasmin heran melihat lilitan kain putih membalut telapak tangannya, hanya jari-jemarinya saja yang kelihatan sempurna, sesekali Yasmin mencuri pandang untuk melihat wajahnya, tapi tidak bisa, pria itu selalu saja memalingkan mukanya. "Shen, apa kau sakit?" lirih Yasmin, berusaha memberanikan diri. "Sudah kubilang! Jangan terlalu banyak bicara! Sebaiknya kau ikut denganku, dan diam!" seru Pria itu membuat Yasmin merasa tidak enak hati. "Maaf," ucap Yasmin, menyesal. Pria itu meraih koper Yasmin dan menaruhnya di atas meja yang ada di rumah ayahnya. Hanya Yasmin saja yang dia bawa, karna malas berdebat, Yasmin mengikutinya tanpa membawa koper di tangannya. Mereka berdua keluar dari pagar atau rumah milik Tuan Robert Davidson. Angin malam berhembus sangat kencang, karna kedinginan, Yasmin mengeratkan genggamannya pada Pria yang saat ini akan membawanya entah kemana? Dia hanya bisa pasrah mengikuti langkahnya. "Bbbbbrrrrrr ... apa kau tidak kedinginnan?" tanya Yasmin, bergetar bibirnya. "Rapatkan selimutmu!" perintah pria itu dan langsung dituruti oleh Yasmin. Tapi saat Yasmin akan merapatkan selimutnya, tiba-tiba angin datang semakin kencang hingga selimut yang dia gunakan terbang entah kemana? Yasmin benar-benar kesal dengan nasibnya. "Astagaaa!! Keterlaluan!! Selimutku-pun juga hilang!! Oh, Mesir!! Kau sangat luar biasa!!" teriak Yasmin, merutuki kesialannya. Pria berjubah hitam itu berniat ingin mengambil selimutnya, tapi yang terjadi malah jubah di kepalanya terlepas hingga wajahnya yang penuh dengan luka bakar itu terlihat dengan sempurna, Yasmin ketakutan. "Aaaaakkkkhhhhh!! K-kau?! Si-siapa kau?!" tanya Yasmin, gemetar seluruh tubuhnya. "Yasmin?! Aku ... " "Berhenti!! Jangan mendekatiku!! Kalau tidak!! Aku akan menghajarmu!!" ancam Yasmin, tidak sanggup menahan rasa takut di hatinya. "Ya, Tuhan! Inikah pria yang disebut oleh bapak sopir tadi?! Dia kerabat Tuan Robert! Pasti dia yang sudah membuat puluhan mantan pekerja Tuan Robert masuk rumah sakit jiwa!! Astaga! Apa yang harus aku lakukan?!" bathin Yasmin, putus asa. Yasmin berlari sekuat tenaga buat menyelamatkan dirinya, bagaimana bisa pria dengan wajah terbakar itu bisa hidup di dunia manusia?! Wajahnya di perban, matanya hanya satu! Entah apa yang ada di dalam jubahnya?! Mungkinkah dia Mummy?! Mummy yang bangkit dari kematian?! Tidak. "Tidaaaaakkkkk!!" teriak Yasmin, meneteskan airmata. Dia ingat kakaknya, kalau dia kenapa-kenapa, bagaimana dengan nasibnya?! Dia tidak bisa kembali ke Indonesia!! Dan Yoseph!! Ini semua karna Yoseph!! Yasmin pergi gara-gara dirinya, dia tidak akan pernah memaafkannya. Shen Amun Ra terus mengejarnya, pria berjubah hitam itu telah membuang pakaian hitamnya, dan benar dugaan Yasmin, badannya penuh perban!! Dia bukan manusia!! Tapi Mummy yang mati ribuan tahun lalu dan dihidupkan kembali oleh Tuan Robert Davidson, sang ilmuwan ternama dengan berbagai prestasinya di seluruh dunia. Tapi ... kenapa tak seorangpun tahu mengenai dirinya?! Apakah Tuan Robert sengaja menyembunyikannya karna sesuatu?! Atau karna ditahan?! Entahlah .... Sepertinya semuanya tidak semudah yang Yasmin duga, banyak rahasia dan misteri buruk tentang dirinya. Karna kelelahan, kelaparan dan putus asa, Yasmin jatuh di padang pasir yang gelap, dia pingsan. Tak peduli nanti nasibnya akan seperti apa? Yang pasti! Dia berharap selamat. *** JUDUL : REINKARNASI FIR'AUN PENULIS : Dilla 909 ***** Jangan lupa tekan tombol Love, komen, follow and Share ya, All .... Terima kasih .... TBC.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD