"Gendis!! Ayo kita makan" ajak Langit menarik tangan Gendis.
"Diam lah!" bentak Gendis kesal.
Langit menangkupkan kedua tangannya pada pipi Gendis. "Oh tidak, kamu kurus sekali!! Kita harus makan, atau kamu akan mati ... ayo Gendis, kali ini aku yang akan traktir" ujar Langit berapi-api.
Gendis menggeleng melihat tingkah Langit, iapun akhirnya bangkit dan mengikuti ajakannya.
"Boleh aku ikut?" suara Ella membuat langkah kaki mereka terhenti.
"Ya tentu saja" ajak Gendis menarik tangan Ella.
"Terimakasih" ucap Ella. Ia terus menatap lengan Langit yang sama sekali tak melepas genggamannya pada Gendis.
Mereka bertiga kini berada di kantin, Langit memesankan ice cream goreng untuk Gendis. "Tara!! Ini untukmu" Langit meletakannya di hadapan Gendis. "Dan ini untukku" ucapnya segera menyimpan Mie Goreng lalu segera duduk di samping Gendis.
Ella terdiam, ia seolah menjadi kambing conge disini. Sedangkan Langit dan Ella sudah menikmati makanannya.
"Loh, kamu tidak makan?" tanya Langit melihat Ella yang tetap diam. Gendis melirik Ella.
"Astaga, iya aku sampai lupa memesan makanan" Ella segera bangkit, ia berjalan untuk memesan makanan. Matanya tetap menatap Langit dan Gendis yang asik berbincang. "Tidak mungkin jika diantara mereka tidak jatuh cinta?" gumamnya pelan.
"Bodyguard nya masuk ya Mba?" ceplos wanita yang ikut mengantri di Belakang Ella.
Ella segera berbalik arah, ia mengurungkan niatnya untuk memesan makanan dan kembali duduk.
"Ada apa? Mana makananmu?" tanya Langit melihat jika Ella kembali dengan tangan kosong.
"Tidak, aku tidak lapar ... kalian makan saja, aku akan kembali ke kelas" pamit Ella segera meninggalkan kantin.
Kini mata Langit dan Gendis saling bertemu. Gendis menaikan alisnya, seolah bertanya 'Ada apa?'
Langit menaikan bahunya cuek, "Habiskan saja makananmu" perintahnya.
Namun dari Belakang terdengar beberapa wanita yang sepertinya tengah membicarakan Ella.
"Kamu lihat, seragamnya kuno sekali"
"Gara-gara dia, Lulu di skorsing"
"Cupu, bisanya mencari perlindungan"
Kata-kata itu begitu jelas di telinga Gendis, ia mengepalkan tangannya. Namun Langit yang berada di sampingnya segera memegang erat lengan Gendis.
"Ayo, makanan kita sudah habis ... mari kita mencari novel saja? Setuju?" ajak Langit menarik kembali lengan Gendis meninggalkan kantin.
***
"Bagaimana les mu?" tanya Langit pada Gendis saat berada di perpustakaan.
Gendis yang masih mencari-cari novel yang akan dibacanya hanya mengangguk.
"Aku bertanya, Gendis"
Gendis mengambil buku yang berada di hadapannya. "Iya Langit ini akan aku jawab, les berjalan dengan baik. Namun ada satu hal yang membuatku kesal, ada anak laki-laki menganggu sekali" cerita Gendis, duduk sambil membuka novel.
Mata Langit berubah, ia segera mendekati Gendis. "Apa?! siapa yang mengganggumu? Apa sudah kamu hajar dia sampai babak belur?" tanya Langit berapi-api.
Gendis memukul kepala Langit dengan novel yang dipegangnya. "Aku tidak segila itu, masih dalam batas wajar sih" jawab Gendis cuek.
"Apa kamu menyukainya?" tanya Langit tiba-tiba.
Gendis menganga mendengar pertanyaan Langit ini. "Sepertinya kamu yang lebih gila dari aku, ayo kembali ke kelas! Kamu sangat berisik sekali" ajak Gendis menarik tangan Langit keluar dari perpustakaan.
"Gendis, ceritakan padaku apa yang terjadi di tempat les itu!" rengek Langit manja.
Gendis menjitak kepala Langit, "Ada apa denganmu! Menjijikan" umpat Gendis bergidik ngeri.
"Langit" panggil Gendis.
"Hem" jawab Langit.
"Apa aku berteman saja dengan Ella?"
"Terserah padamu" Langit menundukkan kepalanya, ia melihat tali sepatu Gendis yang terlepas.
"Tapi aku masih--"
Ucapan Gendis berhenti saat Langit tiba-tiba berjongkok di hadapannya lalu mulai membenarkan tali sepatunya.
"Kamu bisa terjun bebas jika membiarkan tali sepatu ini terlepas" ucap Langit, Gendis segera membuang mukanya. Ia melihat ke bawah, tepat lapangan bola. "Tadi apa yang mau kamu bicarakan?" Langit bangkit menatap wajah Gendis.
Gendis membalikan tubuhnya, "Aku sudah lupa!" jawabnya berjalan mendahului Langit yang kini mengejarnya.
"Hey Gendis!! Kamu tidak bisa membiarkan aku mati penasaran!!" teriak Langit, berjalan cepat.
***
Bersambung....