Perdebatan Manis

1676 Words

Happy Reading. Ketika pintu itu terbuka lebar, Kesya langsung berhadapan dengan sosok lelaki yang sangat dikenalinya. Lelaki dengan bermata biru yang tajam dan bibirnya yang selalu menipis sinis pada saat marah. Lelaki itu tampak duduk tenang di ruang tengah, dengan posisi bersila sambil terus mengamati ke arah pintu. Tanpa perlu bertanya Kesya sudah tahu bahwa Sean tengah menunggui dirinya. Meskipun lelaki itu memasang wajah dingin dan menakutkan tapi entah kenapa dia sama sekali tidak merasa takut. Kesya menggigit bibirnya, menahan air mata yang hendak terjatuh. "Kau masih ingin terus disana? Aku sudah menantikan mu sejak tadi hingga malam menjelang." Sean bersuara akhirnya, tidak bisa lagi menahan diri. Suara Sean yang terdengar seperti perintah itu, seketika membuat Kesya bergerak.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD