Happy Reading.
"Nyonya Emily?"
Mery membelalakkan mata ketika melihat kehadiran Emily di dapur itu. Ekspresinya dipenuhi oleh rasa kaget yang luar biasa. Sementara jantungnya berdebar keras, tidak percaya bahwa sosok perempuan cantik yang berada di hadapannya ini adalah majikannya. Mery menelan ludah, gugup sekaligus merasakan keharuan di dalam benaknya. Bahkan air matanya seketika berkumpul membuat pandangannya mengabur. Emily menarik napas panjang-panjang hendak meyakinkan dirinya bahwa semua ini tidaklah mimpi belaka. Perempuan itu benar-benar majikannya, Emily sudah kembali dengan sosok yang berhati lembut. Sejak kecil Mery berhutang budi pada Emily. Perempuan paru bayah itu selalu memperlakukannya dengan sangat baik tanpa memandang kedudukan dan status.
Namun Mery harus menelan pil
