"Kamu benar-benar harus pulang sekarang?" Ditrisya menjawab perkataan Imran dengan senyuman penuh sesal. "Maaf, aku nggak bisa ninggalin Trilicious terlalu lama." Imran mengangguk disertai kuluman senyum maklum, dia merangkul Ditrisya kasual, membimbingnya keluar dari restorannya. "Hmm..., kemarin kamu bisa pergi sampai sore, tuh?" "Eh?" Langkah Ditrisya terhenti, menuntut penjelasan. "Dari mana... kamu bisa tahu kemarin aku baru pulang sore?" "Jadi benar?" Tawa Imran menyembur renyah. "Padahal barusan aku cuma asal ngomong aja. Biasanya cewek kalau udah ketemu teman yang udah lama nggak ketemu kan pasti nggak ingat waktu." "Ah... Iya." Ditrisya tertawa garing, dan melanjutkan langkahnya lagi. Tentu saja, itu mudah ditebak. Ditrisya tidak semestinya heran mengapa tebakan Imran san

