74 | Between Good Bye and See You Letter

2441 Words

Inilah yang disebut galau. Ketika seorang pria baik menawarkan cinta, sedangkan Ditrisya tak punya apapun sebagai timbal baliknya. Semuanya masih tertawan pada sosok yang dibencinya setengah mati. Begitu besar kebenciannya hingga Ditrisya tak bisa menghapus bayang-bayang pria itu dari benaknya. Memanglah benar, batas antara cinta dan benci setipis helaian rambut. Angin bertiup cukup kencang sore itu, Ditrisya tetap nekat pergi meski Ibu melarang karena sepertinya langit akan turun hujan. Ditrisya meninggalkan motornya di rumah, berniat menumpang angkutan umum saja, ingin berlama-lama di luar rumah. Ia tidak punya tujuan tertentu, yang jelas ia sedang ingin berada di tempat sepi tapi terbuka sehingga memiliki jarak pandang tak terbatas. Dari sekian pantai yang ada di kota ini, entah me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD