Jika kau ingin mati, maka matilah diam-diam.

1649 Words
Tidak masuk akal! Berulang kali Serra mengungkapkan tiga kata itu dalam hatinya. Bagaimana bisa hal ini terjadi? Bagaimana mungkin ia terlempar jauh dari dunianya dan masuk ke underworld, dunia yang hanya ada dalam sebuah cerita fiksi. Dunia di mana banyak makhluk immortal di dalamnya. Meski sudah memutar otaknya, Serra tetap tidak menemukan jawaban masuk akal. Yang terjadi saat ini terlalu gila untuk dirinya yang waras. "Nona, apakah Anda benar-benar tidak mengingat kami?" Olyn bertanya sembari memperhatikan wajah Serra yang tidak menampakan ekspresi apapun. "Katakan apa yang terjadi padaku?" Serra balik bertanya. Ia masih sulit untuk menerima kenyataan saat ini, tetapi ia tidak memiliki pilihan lain selain mencoba menerima. Pasti ada sebuah alasan kenapa ia bisa terseret ke tempat ini. Dan selama mencari alasan itu, ia juga akan mencari cara agar bisa kembali ke dunianya dan membalas dendam atas pengkhianatan yang dilakukan oleh pimpinannya. Olyn menceritakan tentang yang terjadi di pesta. "..., Nona ditemukan di tepi sungai dalam keadaan tidak sadarkan diri. Untung saja Nona masih bisa diselamatkan." Bunuh diri karena dicampakan oleh seorang pria? Astaga. Serra benar-benar merasa sangat mengasihani pemilik tubuh sebelumnya. Bagaimana mungkin dia sebodoh itu. Pria yang menolak pemilik tubuh sebelumnya pasti akan merasa sangat bangga dan mungkin akan bertambah jijik dengannya. Harusnya pemilik tubuh sebelumnya tetap kuat dan tunjukan pada pria yang menolaknya bahwa ia mampu berdiri tegak meski telah dihancurkan. "Siapa namamu?" Olyn merasa bersalah. Andai saja ia menemani nonanya ketika sedang terpuruk maka situasi seperti ini tidak akan terjadi. Setidaknya ia bisa mencegah nonanya agar tidak bunuh diri dan kehilangan ingatan. "Aku Olyn. Pelayanmu, Nona." "Apakah orang-orang dengan tatapan tidak suka di ruangan keluarga adalah keluargaku?" Olyn menganggukan kepalanya. "Ya. Mereka adalah keluarga Anda. Tuan Steve adalah ayah Anda, Beta pack ini. Nyonya Lucy adalah ibu tiri Anda. Wanita berambut coklat gelap adalah Nona Aleeya, adik kedua Anda. Dan wanita lainnya adalah Nona Stachie, adik bungsu Anda." Bagus. Setelah ia masuk ke tubuh wanita bodoh yang ingin mati karena patah hati, kini bertambah lagi bahwa ia memiliki ibu tiri dan juga dua saudari tiri. Sial, kenapa ia harus masuk ke tubuh wanita yang memiliki cerita hidup sangat menyedihkan. "Jelaskan padaku garis besar tentang hidupku!" "Baik, Nona." Olyn mulai menjelaskan bagaimana kehidupan pemilik tubuh sebelumnya. Dan setelah penjelasan Olyn selesai, Serra merasa kasihan pada pemilik tubuh sebelumnya. Serra bukan tipe wanita yang berbelas kasih. Kedua tangannya telah ia gunakan untuk membunuh banyak orang, dan ia adalah wanita yang sangat dingin. Namun, cerita yang baru saja ia dengar mampu membuatnya merasa iba. Serra hidup penuh cinta dari keluarganya jadi ia tidak tahu seberapa sakitnya tidak dicintai oleh keluarga sendiri. Sejak kecil ia dilimpahi kasih sayang dan tidak pernah merasa diabaikan. Satu-satunya alasan Serra menjadi wanita dingin adalah karena kematian orangtuanya yang tragis saat usianya baru 10 tahun. Karena alasan kematian orangtuanyalah Serra memutuskan untuk menjadi seorang agen rahasia. "Nona tidak pernah membalas perlakuan jahat ibu dan saudari Nona karena Nona yakin suatu hari nanti mereka akan menyayangi Nona." Bodoh dan polos memang berbeda tipis. Serra sendiri tidak tahu berada di mana pemilik tubuh sebelumnya. Jika hal seperti ini terjadi padanya maka tentu saja ia tak akan tinggal diam. Menyakitinya satu kali maka akan ia balas berkali-kali. Serra bukan wanita pemaaf, ia bahkan seorang pendendam. Sampai ia mati, ia akan mengingat apa yang telah orang perbuat padanya. Namun, tenang saja, kebodohan pemilik tubuh sebelumnya sudah berakhir. Serra tidak akan pernah membiarkan orang lain menyakitinya. Ia tak akan hidup dengan cara yang sama dengan pemilik tubuh sebelumnya. Olyn melanjutkan ceritanya. Dan lanjutan cerita itu membuat Serra tak tahu harus mengatakan apa lagi. Agatha Serraphine di dunia werewolf memiliki kesempurnaan dalam kemalangan hidup. Tuhan mengaturnya begitu baik. Dari keluarga, pasangan hidup, hingga kekuatan. Serra tidak memiliki segalanya. Sangat-sangat sempurna untuk diremehkan oleh semua orang. Dan sangat berbeda dengan kehidupan Agatha Serraphine lain di dunianya. Serra sebagai seorang manusia terlahir dengan paras cantik, ia memiliki cinta dari keluarga dan memiliki kemampuan yang mengagumkan. Meskipun ia juga tidak beruntung dalam urusan pria yang ia cintai, tetapi ia adalah wanita yang dipuja banyak pria. Hatinya memang mati karena patah hati, tetapi ia memiliki banyak teman pria semasa ia hidup. Pria hanya ia gunakan untuk kepentingan misinya dan juga untuk bersenang-senang. Di tengah cerita Olyn, pintu kamar Serra terbuka. Sosok pria tampan terlihat dari sana. Olyn langsung berdiri dari posisi duduknya. Ia menundukan kepalanya memberi salam pada pria itu. "Tidak perlu pergi. Aku hanya sebentar saja." Pria itu mencegah Olyn keluar dari kamar. Pria itu menatap Serra dingin. Tatapan yang tidak berpengaruh sama sekali pada Serra. "Apakah kau berpikir dengan cara seperti ini aku akan menarik kata-kataku?! Tidak sama sekali, Serra. Jika kau ingin mati maka matilah diam-diam. Jangan mempermalukan aku lagi!" usai mengatakan kalimat kejam itu, Aaron meninggalkan Serra yang tertegun. Selama ini tidak pernah ada satupun manusia yang bisa berbicara seperti itu padanya. Serra selalu mendapatkan apapun yang ia mau. Tidak pernah ditolak, ia adalah bagian yang selalu menolak orang. Senyuman tidak terima terlihat di wajah Serra. "Apakah ini alasan aku masuk ke tubuh wanita ini? Untuk merasakan direndahkan? Menjadi yang terlemah dan tidak menarik?" Mungkinkah ini karma baginya? Mungkinkah sekarang Tuhan memberikannya kehidupan seperti ini karena hidupnya yang lalu terlalu sempurna? "Nona, pria yang barusan adalah pria yang menolak Anda." Olyn memberitahu Serra dengan nada hati-hati, takut jikalau ia akan menyakiti Serra. Serra mendengus. "Meski aku tidak ingat apapun, aku bisa mengetahui dengan jelas bahwa pria barusan adalah pria yang sudah mencampakan nonamu." Olyn bingung. Nonamu? Kenapa nonanya bicara seakan ia bukan dirinya sendiri. Olyn menggelengkan kepalanya. Mana mungkin ada jiwa lain ditubuh nonanya. Itu semua pasti karena nonanya kehilangan ingatan. "Keluarlah! Aku ingin istirahat!" Serra mengusir Olyn dari kamar. Suasana hatinya tiba-tiba menjadi buruk. Harus Serra akui Aaron adalah pria luar biasa. Pria yang bisa membuatnya marah, tetapi sayangnya pria itu luar biasa untuk ia balas bukan untuk ia puja. Serra bisa saja melakukan sesuatu agar mendapatkan Aaron, tetapi ia tidak tertarik pada Aaron. Pria arogan seperti Aaron harus ia buat menyesal sedalam-dalamnya karena telah merendahkannya. Serra menghentikan pemikirannya tentang Aaron. Kini ia memikirkan sesuatu yang menjadi tanda tanya besar dalam benaknya. Di mana pemilik tubuh sebelumnya? Apakah dia sudah mati? Jika ia berada di dimensi lain, apakah mungkin pemilik tubuh sebelumnya berada di tubuhnya di dunia lain? "Argh! Benar-benar membuat frustasi!" Serra mengacak rambutnya. Skenario macam apa yang sebenarnya Tuhan buat untuknya. "Baiklah, Serra. Aku tidak bisa hidup sepertimu, tetapi aku janji padamu, aku akan menjaga tubuhmu dengan baik sampai kau kembali. Tidak akan aku izinkan siapapun merendahkanmu lagi." Tatapan mata Serra begitu serius. Tubuh yang ia gunakan memang bukan miliknya, tetapi ia akan bersikap seperti tubuh itu miliknya dan menjaganya dengan baik. Serra tak peduli orang akan menatapnya heran karena perubahan drastis atas sikap Serra sebelumnya. Serra bangkit dari duduknya. Ia harus memulai sesuatu dari kamarnya. Apa-apaan kamar itu? Terlalu lusuh, kusam dan tertinggal. Serra memang suka menyendiri, ia juga wanita yang dingin. Namun, ia tidak menyukai ruangan yang tidak layak huni seperti ini. Serra menyingkirkan barang-barang yang tak terpakai. Ia membuat ruangannya lebih terlihat luas hanya dengan satu sofa layak lakai dan meja. Lemari kayu yang isinya belum Serra geledah, meja rias disertai dengan bangku kecil, dan ranjang yang tampaknya masih bisa Serra gunakan setidaknya untuk 5 tahun. Kaki Serra melangkah menuju ke lemari pakaian. Ia mendengus, sudah ia bayangkan seperti apa isi lemari itu. Dan ya, seperti yang ia bayangkan. Pakaian yang ada di dalam sana tidak cocok sama sekali untuk gadis berusia 20 tahun. Sial! Bagaimana bisa pemilik tubuh sebelumnya tahan dengan pakaian seperti itu. Tak mau melihat lebih jauh lagi. Serra menutup lemari itu. Ia harus membeli pakaian. Ia tidak mungkin menggunakan pakaian seperti pelayan tua. Serra membuka pintu kamarnya. Ia melihat Olyn berdiri tidak jauh dari kamarnya. Sepertinya Olyn benar-benar memastikan bahwa ia tidak akan keluar dari kamar. Olyn menyadari Serra keluar dari kamar. Ia segera mendekat ke nonanya. "Apakah Nona membutuhkan sesuatu?" Olyn menatap Serra polos. "Buang barang-barang tidak terpakai di kamarku!" Olyn memiringkan wajahnya. Mengintip kamar Serra. Ia melihat tumpukan benda-benda di tengah ruangan. "Baik, Nona." Olyn segera masuk ke kamar begitu juga dengan Serra. "Apakah di sini ada tempat judi?" tanya Serra. Olyn mengerutkan keningnya. Ada apa nonanya tiba-tiba bertanya tentang tempat berjudi. "Ada, Nona." "Di mana?" "Di kota Silverstone," jawab Olyn. "Kenapa Nona menanyakan itu?" "Tidak ada. Cepat bereskan pekerjaanmu! Aku ingin istirahat." Olyn mengangguk patuh. Ia segera melanjutkan pekerjaannya. "Jangan masuk ke kamarku selama aku istirahat. Aku tidak suka diganggu!" Serra memberi perintah setelah Olyn menyelesaikan pekerjaannya. "Ya, Nona." Olyn segera pergi. Selama ini Serra yang Olyn kenal tidak pernah bersikap dingin dan cuek pada orang lain. Nonanya adalah gadis yang lembut, dan tidak pelit senyum, ya meskipun Olyn tahu bahwa nonanya bersembunyi dibalik senyuman itu. Nonanya juga ramah, suka berbincang dengannya. Dan selalu ingin ditemani olehnya. Namun, gadis yang ada di depannya saat ini berbanding terbalik dengan nona muda yang ia kenal. Begitu dingin, cuek, tidak ramah dan tatapan matanya sangat tajam. Kehilangan ingatan ternyata mengubah keseluruhan hidup nonanya. Olyn tak tahu harus bersyukur atau tidak atas perubahan nonanya. Setidaknya dengan kehilangan ingatan, nonanya tidak perlu merasa sedih lagi memikirkan apa yang telah dilaluinya sejak kecil. Ya, setidaknya tidak akan ada kenangan buruk lagi dalam otak nona yang ia sayangi. Seperginya Olyn, Serra membaringkan tubuhnya di ranjang. Untuk hari ini ia akan istirahat. Tubuhnya terasa sangat lelah. Dan besok baru ia akan pergi ke tempat judi. Ia harus mendapatkan cukup uang untuk membeli beberapa barang yang ia perlukan. Ia tidak mungkin meminta uang pada Lucy, wanita licik itu tentu saja tak akan mau memberikannya uang, seperti yang sudah dilalui oleh pemilik tubuh sebelumnya selama 20 tahun. Ditambah, Serra tidak akan pernah mau merendahkan dirinya dengan meminta. Seorang Agatha Serraphine pantang untuk meminta, ia akan mendapatkan apapun yang ia mau dengan usaha dan kerja kerasnya sendiri. Hal yang selalu ia banggakan dalam hidupnya adalah bahwa ia bukan wanita yang bergantung pada orang lain untuk bertahan hidup.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD