Part 16

1657 Words

Kaivan Gue masih mendekap erat perempuan yang gue sayangi. Dia menangis sesenggukan yang membuat d**a gue nyeri. Bodohnya gue yang lagi-lagi melukai Lujeng. Tapi memang gue punya alasan mengapa nggak mengakui dia sebagai pacar gue di depan Papi. Bukan berarti gue nggak ingin serius dengan Lujeng, gue hanya butuh waktu yang tepat untuk mengenalkan dia dengan keluarga gue, terutama Papi dan Mami. Papi. Beliau orang yang menurut gue super kolot, tegas juga keras kepala. Gue aja sering mendapat omelan sama beliau gara-gara nggak meneruskan kuliah. Belum lagi gue yang hobi gonti-ganti gebetan, entah gimana tuh orang tua tahu, hobi dulu gue itu nggak luput jadi bahan omelan beliau. Nah, kalau tiba-tiba gue memperkenalkan Lujeng sebagai pacar gue, bisa dipastikan Papi akan murka. Sejauh ini m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD