22 - Hanya Ada Kegelapan di Luar Sana

1260 Words
Entah kenapa Zeth merasa sedikit gelisah menunggu kabar dari Jura. Ia takut gerak-geriknya ini diperhatikan oleh seseorang yang menjebak mereka semua. Ia memilih taman yang ada di dekat kantin sebagai tempat pertemuannya dengan Jura, karena tempat itu pasti akan dikunjungi oleh mereka berdua cepat atau lambat, jadi mereka tidak terlalu takut untuk tersesat di dunia yang masih belum mereka ketahui ini. Dari ujung mata Zeth, sesuatu yang berwarna merah mendekat ke arahnya. Masih dengan pakaian mengajarnya, Jura berjalan ke arah Zeth tanpa ragu. Tetapi, rambutnya yang sekarang sudah kembali ia kuncir twintail[1]. “Kupikir awalnya kau sengaja mengubah gaya rambutmu,” kata Zeth setelah Jura berada di sisinya. Jura memutar kedua bola matanya tetapi ada senyuman di wajahnya. “Apa kau sudah bertemu dengan yang lainnya?” Zeth menganggukkan kepalanya. “Tadi saat perpindahan kelas, dan saat di kantin aku sudah bertemu dengan Syville. Oh, dia juga mengubah gaya rambutnya.” “Apa hanya gaya rambut yang terlintas di pikiranmu itu, Zeth?” kata Jura sambil mengusap keningnya. Kemudian ia duduk di sebelah Zeth. “Bagaimana keadaannya?” “Sepertinya ia masih belum tersadar dari ilusi ini,” jawab Zeth sambil menjepit dagunya dengan jari telunjuk dan ibu jarinya. “Bagaimana denganmu? Apa kau bertemu dengan Key dan Lucius? Oh, bagaimana dengan Airella? Ia ikut bersama kita, ‘kan?” Seperti baru sadar, Jura menepuk keningnya kencang. “Benar juga! Jika kau tidak menyebut nama gadis itu, mungkin aku sudah lupa!” Sebenarnya, Zeth juga baru ingat … “Selain Syville, aku masih belum bertemu dengan yang lain. Tetapi saat di kantin, aku melihat menu yang tidak asing.” Jura mengangkat sebelah alisnya. “Menu yang tidak asing? Maksudmu?” “Kau ingat saat pertama kali kita datang ke dunia ini? Em, maksudku ke dunia untuk kita menjalankan misi? Saat kita berada di hutan itu?” “Oh, saat kita mengadakan kontes masak apalah itu dan ternyata Lucius bisa memasak dengan baik?” tanya Jura yang entah kenapa menjadi semangat. Zeth menganggukkan kepalanya. “Ya. Key memasak sesuatu yang entah itu sup daging atau apa … tetapi masakan itu sangat berbahaya sampai Baron kehilangan kesadarannya beberapa detik saat memasukkan sup itu ke dalam mulutnya,” kata Zeth yang masih mengingat kejadian yang lucu itu. Tetapi, tenggorokkannya terasa tercekat ketika mengingat Baron. Jura tertawa terbahak-bahak ketika mendengarnya, tetapi beberapa detik kemudian wajahnya langsung sedih. Setelah mengedipkan matanya berkali-kali, ia kembali berkata, “Jadi, kau melihat sup berbahaya itu yang kemungkinan masakan Key ada di kantin?” “Itu benar. Aku memilih tempat ini karena dekat dengan kantin yang pasti pernah kita kunjungi jadi lebih mudah untuk bertemu, alasan lainnya juga menunggu Key yang entah bagaimana ia bisa memasak di kantin itu.” Jura menganggukkan kepalanya. “Baiklah. Untuk saat ini kita sudah bertemu dengan Syville yang belum tersadar dari ilusi, dan kemungkinan Key bekerja di dapur kantin.” “Ya. Oh, Syville juga mendapat sebuah gelar di dunia ini.” Jura mengangkat kedua alisnya. “Gelar? Apa sesuatu yang sama seperti kita mengunjungi Silver Star?” Zeth tersenyum. “Mungkin. Tetapi tidak seberbahaya ketika kita ke Silver Star. Kali ini, Syville mendapat julukan sebagai Dewi Akademi Sihir.” Jura kembali tertawa terbahak-bahak. “Apa-apaan itu! Dewi! Syville menjadi seorang Dewi! Aku harus meledeknya ketika kita keluar dari dunia ini dengan sebutan itu!” Zeth juga ikut terkekeh pelan. “Jadi, kita harus melakukan apa selanjutnya? Karena kita tidak bisa memaksa Syville untuk menghilangkan ilusi itu … kita tidak bisa memberi tahu dirinya tentang The Oblivion, kan?” Jura menganggukkan kepalanya. “Aku takut akan terjadi suatu hal yang berbahaya jika kita memaksa ingatan itu. Lagi pula, apa kau tidak memberinya sebuah petunjuk atau hal lainnya?” “Aku melakukan hal yang sama seperti dirimu. Menyebutkan namaku, tetapi Syville tidak bereaksi sedikit pun.” Zeth mengerutkan keningnya. Padahal, cukup dengan dirinya bertemu dengan Jura, dan mendengar nama Jura, Zeth sudah bisa tersadar dari ilusi dunia ini. Tetapi, kenapa Syville tidak bisa melakukannya? Apa dirinya terlalu tidak berarti di benak Syville sehingga ia tidak bisa membuat reaksi yang cukup kuat untuk menyadarkan dirinya? Entah kenapa pemikiran itu membuat Zeth tidak senang. “Aku akan mencoba selanjutnya jika aku berpapasan dengan Syville,” kata Jura sambil menepuk bahu Zeth entah mengapa. “Oh, aku sudah memeriksa lingkungan di sekitar sini.” Perkataan itu membuat Zeth tertarik. “Bukankah itu cukup berbahaya? Bagaimana jika gerak-gerikmu itu mendapat perhatian dari orang yang membuat ilusi ini?” Jura melambaikan tangannya dengan santai. “Tenang saja, aku menggunakan sihir yang membuatku tidak kasatmata, jadi tidak perlu khawatir! Kau terlalu meremehkanku!” Zeth tertawa geli melihat sikap Jura yang sengaja disombongkan, kemudian berkata, “Lalu? Bagaimana hasilnya?” Wajah Jura tiba-tiba berubah serius seketika. “Ada sebuah penghalang magis yang melindungi sekitar Akademi ini. Selain jalan utama menuju akademi, asrama dan pasar serta toko-toko kecil yang berjarak kurang lebih 300 meter dari tempat ini, sisanya tidak ada apa pun.” Zeth mengerutkan keningnya. “Tidak ada apa pun? Maksudmu?” “Lebih dari 300 meter dari akademi ini, tidak ada apa pun selanjutnya. Hanya ada kegelapan di luar sana, Zeth,” kata Jura yang dengan suaranya yang pelan, lebih terdengar seperti bisikan. Entah kenapa membuat bulu kuduk Zeth meremang. “Yang lebih anehnya lagi, orang-orang yang tidak memiliki peran sebagai ‘murid’ akademi ini sadar kalau mereka tidak bisa berjalan lebih jauh, tetapi bukannya panik atau apa karena mereka terkurung dan di luar sana hanya ada kegelapan yang sangat pekat, mereka hanya berputar dan menjauhi penghalang magis itu ketika mereka sudah di dekatnya,” lanjut Jura. Setiap kata yang dilontarkan oleh Jura membuat kening Zeth semakin berkerut. Ilusi dunia ini … ternyata lebih kuat dari apa yang dipikirkannya! Tidak aneh jika Syville kesulitan untuk menghilangkan ilusi itu. Tetapi, kenapa Zeth bisa dengan mudah melakukannya? Padahal ia merasa tidak memiliki kekuatan yang hebat. Bahkan, sebelum Jura sadar sepenuhnya, Zeth bisa melihat dengan jelas kalau Jura berusaha dengan susah payah untuk melenyapkan ilusi itu, keningnya sampai dibanjiri oleh keringat dingin. “Bagaimana dengan portalnya? Apa kau menemukannya?” tanya Zeth. Jura membalas pertanyaan itu dengan menggelengkan kepalanya. “Aku tidak bisa menemukannya di mana pun. Tetapi, aku hanya mencarinya di tempat-tempat yang mudah dikunjungi, dan terlihat dengan jelas. Aku tidak bisa mencarinya di dalam setiap bangungan yang ada di dalam pelindung magis ini. Jika toko-toko yang ada di luar sana, akan terlihat mencurigakan jika aku masuk sebentar lalu keluar dari toko itu hanya beberapa detik saja, ‘kan?” Kepala Zeth semakin pusing dibuatnya. “Kita kekuarangan orang … dan juga kekurangan peran.” “Kau benar. Peranku hanya seorang Profesor, jadi aku hanya bisa berada di sekitar asrama dan akademi saja, ya sesekali juga bisa keluar untuk mengunjungi toko di sekitar sini. Tetapi tidak denganmu dan Syville, murid akademi ini hanya bisa berada di sekitar akademi dan asrama saja.” Jura mengusap dagunya berpikir. “Jika benar Key seorang juru masak di kantin akademi … setidaknya ia bisa pergi keluar akademi tanpa membuat dalang di balik ini semua terlalu curiga.” Zeth mengangguk setuju dengan pernyataan Jura. “Kalau begitu, kita harus cepat-cepat menyadarkan Key, bukan begitu?” Jura tersenyum puas dengan kata-kata Zeth. “Baiklah, misi selanjutnya, sadarkan Syville dan Key!” “Tidak lupa juga mencari Lucius dan Airella.” “Tut. Tentu saja!” Zeth berdiri dari duduknya, melihat langit yang sudah semakin gelap, dan matahari yang sudah hampir terbenam sepenuhnya. “Sebaiknya kita kembali ke asrama. Besok, jika aku menemukan hal yang lain, aku akan menyampaikannya padamu.” Jura menerima uluran tangan Zeth yang membantunya untuk berdiri. “Tentu! Lagi pula, besok aku akan mengajarimu tentang sejarah sihir di jam terakhir! Oh, aku harus membaca beberapa materi karena aku tidak tahu mengenai sejara sihir di dunia ini sama sekali!” “Profesor macam apa yang tidak mengetahui materinya sendiri?” Zeth menyesal mengatakan hal itu. Karena, Jura menendang tulang keringnya dengan kuat. Melihat wajah Zeth yang kesakitan dan mendengar rintihannya, Jura hanya menjulurkan lidahnya pada Zeth. “Baiklah, sampai berjumpa besok!” katanya langsung pergi meninggalkan Zeth yang masih mengusap kakinya kesakitan. Sayangnya, mereka berdua tidak menyadari sosok seseorang bersembunyi di balik dinding yang berada di dekat mereka. Orang itu mendengar seluruh percakapan mereka dengan jelas dari awal sampai akhir. [] Note: [1] Twintail: konteks gaya rambut, sering mengacu pada tandan kembar rambut yang diikat di sisi berlawanan dari kepala.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD