03 - Bos Lima Langkah

1254 Words
"Bagaimana hari pertamamu bekerja di tempat ini, Masayu?" Kali ini yang bertanya adalah Paman Arkan. Kami berdua sedang berada di kursi penumpang mobil paman Arkan, dan dalam perjalanan menuju rumah. Di bagian depan, pak Tanto, supir paman Arkan sekaligus orang kepercayaan paman yang sudah bekerja 10 tahun dengan paman. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.50 Paman Arkan berjanji akan menjemputku hari ini, karena aku belum terlalu tahu angkutan umum yang bisa aku tumpangin untuk pulang. Beliau katanya kebetulan memang ada janji bertemu dengan kliennya di sekitar kantorku ini. "Standard lah paman. Baru juga perkenalan." Jawabku yang juga standard... "Oh kalau ada apa-apa, gampanglah. kamu tinggal ngomong aja ke bos kamu, pasti dibantu." Jelas paman Arkan. "Lah.. kenapa gitu?" "Bos kamu kan Pak Andres kan? Andres Mahendra?" "Loh kok paman tau?" "Ya taulah.. pak Andres itu kan anaknya pak Adam Mahendra" "Yah.. kalau nama bapaknya pak Andres mah Ayu gak tau, paman. Baru juga ketemu pak Andres nya hari ini, ya kali langsung tau nama orang tuanya" Aku memanyunkan bibirku yang dibalas tawa paman. Dengan paman Arkan aku agak sedikit lebih santai dalam berbicara daripada dengan tante Rahmi. Padahal tante Rahmi baik banget, tapi kayak segan gitu. "Pak Adam itu tetangga sebelah rumah paman, Ayu." "What? kok bisa?" "Ya bisa lah.. Jadi kamu sama bos kamu itu tetanggaan, cuma lima langkah. Kali aja bisa pulang pergi kantor bareng" "Ih ogah paman, mending Ayu ngangkot aja deh. Atau pakai ojek online aja" "Ya masa kamu naik ojek online pakai rok span begini, Ayu. Apa ga menang banyak tuh laki-laki di sepanjang perjalanan kamu ke kantor?" "Ini kan Ayu pakai rok span karena tahu mau nebeng paman, kalo naik angkot ya pakai celana panjang lah. Ga mungkin pakai rok begini. Susah duduknya, paman." "Ayu.. ayu.. ada yang mudah malah cari yang sulit. Andres pasti gak keberatan kamu tebengin" "Ayu yang keberatan, paman.." "Keberatan kenapa?" Yah.. alamat jadi panjang deh ini. Paman mulai kepo. Dan seperti keponakannya yang cantik ini, kalau sudah kepo maka akan sangat penasaran, jadi pasti akan mencari tahu sampai tuntas. "Ayu merasa, Pak Andres itu aura-nya aneh. Ganteng sih.. cuma gimana ya.." Aku kebingungan dalam menuangkan pendapatku agar paman mendapatkan gambaran yang tepat tentang sosok Andres menurutku. "Ya gitu deh paman. Kalau feeling-ku, mending aku profesional aja kerja bareng dia. Jangan banyak gaya. Lebih dari itu, no way lah!" Ujarku sambil bergidik. Paman hanya tertawa menanggapi-ku. *** Telepon yang tergeletak di meja ku berdering, kulirik sekilas siapa yang menelepon, oh ternyata dari extension pak bos. "Masayu, jadwal saya setelah makan siang tolong batalkan ya, saya ada urgent" Suara pak Andres terdengar setelah aku mengucapkan salam tadi. "Tapi pak.. sore ini meeting dengan klien penting." Jawabku tak mau sampai harus reschedule lagi. Si bapak ini gak tau aja gimana aku susah payah merayu klien ini untuk mendapatkan waktu mereka. "Kita tidak bisa membatalkan meeting ini pak, kalau tidak kekosongan barang di gudang kita akan terjadi 3 bulan lagi. Bapak kan tau sendiri bagaimana repot dan lamanya regulasi import barang, pengirimannya dan bea cukai." Jelasku masih terus berusaha meyakinkan pak Andres agar meeting ini tidak diba talkan. "Ya sudah kamu saja yang hadir meeting" dengan santainya si bos kurang diajar ini menyahut. "Hah? apa pak? kok saya?" bantahku "Melihat pintarnya kamu berdebat dengan saya, sepertinya saya tidak perlu terlalu khawatir akan meeting ini" masih dengan cuek jawaban terdengar dari mulut bos lucknut. "Direkturnya tuh kan bapak ya.. bukan saya." "Ya makanya kalau direkturnya ngomong, ya didengerin donk" "Saya sudah dengarkan pak. Tapi klien maunya bertemu dengan direktur, bukan dengan saya yang cuma kroco ini" "Ya sudah sudah.. berisik banget kamu Masayu. Meeting nya jam berapa?" wuih.. cepet banget menyerahnya nih bapak. "Jam 2 siang pak." Jawabku segera sebelum si bos berubah pikiran lagi. "Ok, saya hadir dimeetingnya, tapi setelah itu kosongkan jadwal saya." Titahnya dengan suara menahan kesal, mungkin karena moodnya jelek setelah perbantahan diantara kami. "Siap pak. Oh ya.. bapak mau makan siang apa?" Aku mencoba ramah kepada bos ku ini. Biar dia gak sakit hati dan berpikiran untuk mendepakku. "Bookingkan di Amarylis Resto. Untuk 2 orang." Jawabnya. "Ok pak" "Kamu dan saya" Lanjutnya. "Ok pak.. eh apa pak?" aku terkejut dong ya.. "Jadi sekretaris utama itu budeg ga termasuk di requirement" Jawabnya ketus sambil menutup teleponnya. Vangke! Cantik begini dibilang budeg? Biar kata dia seganteng dewa, tapi ga boleh lah ngatain orang lain budeg. Modus! Sok ngajakin makan siang bareng. Ternyata keramahan di hari pertama hanyalah palsu. Cari musuh banget! Benerkan kecurigaanku, muka macam tu orang, ga mungkin kalem. Bikin darah mendidih, iya. Untung bos, kalau ga, udah jadi dendeng dia hari ini. Aku menghela nafas panjang, baru juga satu minggu kerja disini, sudah membuat urat urat di dahiku menonjol. Bagaimana kalau sebulan setahun. Hiii.. amit amit musuhan sama bos sendiri, siapa yang kalah? ya aku lah..!! **** "Kamu cantik Masayu.. " Ucap seorang pria sambil menggenggam tanganku. Aku tersenyum malu dan yakin sekali kalau pipiku sudah merah merona seperti tomat. Umurku memang sudah 26 tahun, tapi aku tak pernah dirayu seperti ini. Membuat jantung ini berdebar kencang. "Katakan, parfum mahal apa yang kamu pakai, sehingga wanginya tak pernah hilang dari khayalku?" Lagi lagi pria itu mengeluarkan jurus rayuan mautnya. Ck.. parfum mahal apa sih? dari dulu sampai sekarang parfumku selalu sama. Entah beli dimana, Kak Marvin yang selalu membelikannya untukku. Aku suka baunya yang unik, perpaduan wangi cemara dan aroma hutan. "Tidak sia sia aku memilihmu sebagai sekretaris utamaku." itu.. suara itu.. kan suara pak Andres.. apakah lelaki yang sedang merayuku ini pak Andres? tiba tiba aku merasa sesak dan sulit bernafas.. "Hahahaha hahaha hahaha" Gema tawa pak Andres memekakkan telingaku, membuat aku menggeleng ketakutan. "Ahh.. " Aku terjengit kaget. Sial ternyata aku bermimpi! Aku memindai sekitar, aku ternyata ketiduran di balkon, di pojok favoritku. Aku ingat, setelah makan malam aku langsung pamit untuk beristirahat, tapi kemudian lebih memilih duduk di pojok favorit, akhirnya ketiduran. Benar benar mimpi buruk. sebenarnya kenapa sih sama si bos Andres, sampai aku memikirkannya dengan horor begini. Gak mungkin kan aku baper karena diajak makan siang bareng. Kan memang sudah biasa sekretaris menemani bos nya makan siang, yekan? Inipun bukan tiap siang, hanya sekali sekali saja. Jadi aku harus profesional, dilarang baperrr. Tiba tiba lamunanku terganggu dengan suara motor sport yang digeber kencang masuk ke rumah sebelah. Ya rumahnya pak Adam Mahendra, alias tempat tinggal bos ku, Andres Mahendra. Kulihat satpam mereka tergopoh gopoh membukakan pintu pagar dan dengan segera motor ninja sport hitam itu masuk menuju carport. Ampun deh suara knalpotnya sangat mengganggu. Jam berapa sih ini? Ku ambil handphone ku yang aku taruh di meja kecil sebelah kursiku. Jam 23.38. Hah? vangke emang! udah selarut ini tapi tu motor masih nggeber aja. Cari masalah banget sih nih orang! Aku memandang ke carport tetangga masih dari tempat dudukku. Orang itu yang aku lihat seminggu yang lalu. Jaket kulit hitam dan masker hitam. Satpam yang tadi membukakan pagar, berlari ke arah carport membantu orang berjaket kulit hitam itu turun dari motornya. Orang itu terlihat tidak sanggup berdiri tegak. Ya nyemot! tu orang mabok? berani amat nyetir motor sendiri. Nyari mati emang. jalan udah letoy begitu, gaya banget pake geber geber motor. "Ayu sayang.. aku sudah pulang dengan selamat.. tidak jadi mati hiks hiks" Sayup sayup kudengar suara pria itu berteriak teriak. Apa tadi katanya? Ayu? aku gitu? ish apaan sih.. masa aku? kenal aja enggak. Pandangan mataku terus mengikutinya sampai bayangannya menghilang. Haah.. apaan itu? apa yang tadi itu pak Andres? tapi pak Andres ga gondrong kok.. trus siapa pemabuk itu? Ah alamat penasaran ga bisa tidur nih aku!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD